JAKARTA, JP – .Banyak kalangan memprediksi politik identitas berpotensi terjadi di Pemilihan Presifen (Pilpres).
Terkait persoalan bangsa ini, Pengamat komunikasi politik Emrus Sihombing menilai politik identitas sempit di tengah masyarakat akan menimbulkan pertentangan dan ketegangan sosial di ruang publik dan atau di tengah masyarakat.
“Hal ini sangat tidak sejalan dengan nilai kemanusiaan beradab,” ujarnya.
Emrus menyebutnya politik identitas dipicu koalisi menara gading di mana tidak ada keselarasan koalisi dari tingkat daerah sampai nasional yang akhirnya bisa menimbulkan perpecahan sampai munculnya politik identitas.
“Contoh menara gading, ketika ada elit partai mengatakan, partai kami tidak akan berkoalisi pada kontestasi politik di nasional. Celakanya, ketika Pilkada, mereka berkoalisi, tapi tidak begitu diekspos secara nasional,” jelasnya.
Lalu bagaimana agar politik identitas tidak terjadi? Emrus memberikan solusi menarik yang diyakini bisa menciptakan suasana perpolitikan yang tenteram dan terhindar dari politik identitas.
Solusi yang ditawarkan Emrus terdiri dari 2 skema. Pertama, dia mengusulkan agar PDI Perjuangan dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merapat dalam barisan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dengan mengusung duet Ganjar Pranowo dan Airlangga Hartarto sebagai calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) atau duet Airlangga Hartarto dan Puan Maharani sebagai capres dan cawapres.
“Pertama, paslon Ganjar – Airlangga atau Airlangga – Puan dengan tim koalisi PDIP, Golkar, PKS, PPP dan PAN,” ujarnya.
Kedua, Emrus mengusulkan agar Partai NasDem bersama Partai Demokrat menggabungkan kekuatan bersama koalisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Gerindra dengan mengusung duet Prabowo Subianto dan Anies Baswedan sebagai capres dan cawapres atau duet Prabowo Subianto dan Agus Harimurti Yudhoyono sebagai capres dan cawapres.
“Kedua, paslon Prabowo – Anies atau Prabowo – AHY dengan tim koalisi Gerinda, PKB, Nasdem dan Demokrat,” katanya.
Emrus meyakini jika kedua skema paslon dan koalisi itu terwujud maka bisa menciptakan kesejukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta percepatan pembangunan di semua sektor.
“Koalisi politik menara air yang selalu mengalirkan air kehidupan dan kesejukan sosial ke semua sendi-sendi berbangsa bernegara dan bermasyarakat di seluruh tanah air, sejak mereka dipasangkan hingga salah satu paslon memimpin Indonesia 5 atau 10 tahun ke depan,” tandasnya. (JPc)
COMMENTS