BOLTIM, JP- Setiap kepala daerah di Indonesia all out menangani penyebaran virus corona Covid-19 di wilayahnya masing-masing, terutama dalam hal mensosialisasi bahaya dan langkah antisipasi terhadap pandemo virus corona.
Namun ada yang melakukan sosialisasi dengan cara yang sangat unik. Seperti yang dilakukan Bupati Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sulawesi Utara, Sehan Salim Landjar.
Bupati yang dikenal vokal ini melakukan sosialisasi keliling desa di setiap kecamatan dengan naik di atas mobil bak terbuka.
Di setiap kecamatan, ia melakukan sosialisasi di tiga sampai empat desa. Tujuannya, biar rakyat tahu apa itu Covid-19 dan bagaimana cara pencegahannya
Tak sampai di situ saja. Setiap bersosialisasi ke masyarakat, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) Sulut ini juga membawa peti mati. Ia beralasan masyarakat tidak terlalu paham sosialisasi yang formal. Ia ingin melakukan sosialiasi dengan gayanya sendiri agar masyarakat lebih rileks tidak tegang.
“Cuma tiga pilihan untuk rakyat Boltim, tinggal di rumah atau tinggal di rumah sakit atau tinggal di peti alias tinggal kenangan. Kalau sabar tinggal di rumah satu bulan ini torang (kita, red) aman dari corona. Tapi, kalau tidak sabar kase tunjung jago (so jagoan, red) berarti mo tinggal di rumah sakit,” ujar Sehan.
Ketika ditanya alasan membawa peti mati, Sehan mengaku sebagai isyarat saja kepada warga.
“Sengaja saya bawa peti mati, sebagai isyarat bahwa Covid-19 jenis virus lemah tapi kejam. Karena waktunya hanya 14 hari dia lemah, tapi cukup agresif,” ungkapnya.
Sehan berrharap dengan sosialiasi yang dilakukannya, masyarakat akan makin waspada dan disiplin.
“Sosialisasi dengan gaya saya ini mendapat respek. Masyarakat Boltim merespons dengan baik. Orang luar saja respons, tentunya masyarakat saya juga respons,” paparnya.
Sehan mengaku, sosialisasi yang dilakukan terbukti sangat berdampak mencegah Covid-19.
“Alhamdulillah, sampai sekarang belum ada kasus di Boltim,” tukasnya.
Lebih jauh, Sehan tak menampik jika pihaknya telah melakukan karantina terhadap mahasiswa yang kuliah di luar Sulut begitu kembali kr Boltim karena mereka berstatus ODP.
Ia juga menginstruksikan kepada semua kepala desa memantau rakyatnya setiap pulang dari daerah lain dan dilapor ke gugus tugas, khususnya kepada Dinas Kesehatan Boltim untuk dipantau.
Sehan juga mengatakan, pihaknya melakukan pembatasan aktivitas masyarakat tidak boleh keluar Boltim.
Begitu juga orang lain yang masuk Boltim diawasi ketat.
Selain itu, kata Sehan, dirinya telah mengeluarkan kebijakan untuk memberikan stimulan, selama tiga bulan sampai Juni, kurang lebih 900 ton. Sedangkan anggaran untuk penanganan Covid-19 kita siapkan sampai Rp 30 miliar.
Sehan menegaskan, pembatasan yang dilakukan Pemkab Boltim sangat ketat.
“Selain orang tidak boleh keluar Boltim, orang masuk juga kita waspadai, kita karantina, kalau tidak penting disuruh pulang. Usaha juga tetap jalan, toko-toko buka sampai jam 12 malam,” tegasnya.
Begitu juga dengan pasar rakyat tetap beroperasi. Akan tetapi, lanjutnya, di pasar rakyat sudah ada protap.
“Rakyat Boltim sudah tahu, saat membeli harus menjaga jarak dua meter. Terima uang transaksi harus pakai alas tangan, dan sebagainya. Selain itu, mobil lewat perbatasan disemprotkan dulu dengan disinfektan,” tandasnya.
Ia meminta masyarakat harus disiplin.
“Diam dulu di rumah, dua sampai tiga minggu selesai virusnya. Khusus rakyat Boltim, ikutilah imbauan pemerintah. Bagi saya, rakyat Boltim itu napas dan jantung Sehan Landjar,” tandasnya.
Menariknya, salah seorang netizen mengomentari gaya sosialisasi Sehan tersebut.
“Inilah Jubir Corona terbaik?? pic.twitter.com/hd6J4vkW8V- Husain Abdullah (@husainabdullah1) April 17, 2020. (JPc)
COMMENTS