MANADO, JP- Kisruh di Rumah Sakit Pancaran Kasih (RSPK) Manado pada Senin (01/06/2020), di mana pihak keluarga bersama massa mengamuk sambil membawa paksa jenazah Pasien dalam pengawasan (PDP) dan tudingan issu suap oleh managemen RSPK, viral di media sosial.
Sejumlah kalangan menyesalkan kejadian ini dan mendesak agar pihak Polda Sulut dapat mengusut tuntas masalah tersebut dan menindak tegas pelaku anarkis dan menebar hoax. Juga mendesak pihak managemen RSPK menempuh jalur hukum.
Namun semuanya itu akhirnya berujung damai, menyusul pertemuan antara pihak rumah sakit dan keluarga jenazah PDP, di kota Manado, Kamis (04/06/2020). Dalam pertemuan ini nampak hadir Direktur RS Pancaran Kasih, dr Frangky Kambey MKes dan pihak keluarga yang berduka.
Pertemuan ini diinisasi oleh anggota DPRD Sulut, Hi Amir Liputo SH bersama dr Taufik Pasiak, pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulut yang langsung mengambil langkah cepat agar kekisruhan tersebut tidak melebar.
Nampak hadir langsung Direktur RS Pancaran Kasih, dr Frangky Kambey MKes dan pihak keluarga yang berduka.
Pihak keluarga jenazah PDP secara tegas membantah mengorganisir ratusan massa yang berada di RSPK.
“Itu spontanitas warga di kampung. Kami tidak menyangka akan terjadi seperti itu dan kami tidak bermaksud menyudutkan pihak rumah sakit. Ini terjadi karena ulah oknum-oknum yang ingin memperkeruh suasana lewat postingan medsos,” ujar salah seorang anggota keluarga jenazah PDP.
Pihaknya menyampaikan permohonan maaf kepada managemen RSPK. “Kami berharap kedepan penanganan dan komunikasi harus lebih baik,” harap salah satu keluarga.
Sementara Direktur RS Pancaran Kasih, dr Frangky Kambey mengaku kalau peristiwa tersebut terjadi karena miskomunikasi dan kesalah pemahaman.
“Kami hanya melakukan pelayanan sesuai ketentuan dan prosedur yang berlaku. Kalau ada penanganan yang dirasa kurang berkenan, kami pun menyampaikan maaf dan berharap agar keluarga memahami sistem penanganan yang dilakukan,” tandasnya. (JPc)
COMMENTS