MANADO, JP- Disepakatinya koalisi Partai Golkar dan PAN dengan mengusung Christiany Eugenia Paruntu dan Sehan Salim Landjar (CEP-SSL) sebagai bakal calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) Sulawesi Utara (Sulut) dan diserahkannya rekomendasi bakal cagub ke Vonny Anneke Panambunan (VAP) oleh DPP Partai Nasdem, membuat Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulut diprediksi melibatkan tiga pasangan calon sekaligus memudarkan wacana head to head alias dua pasangan calon (paslon).
Namun seiring berjalannya waktu, wacana itu mulai dihidupkan kembali. Apalagi menyusul hasil survei LSI beberapa waktu lalu yang menyebut elektabilitas bakal Calon Gubernur Sulut Olly Dondokambey terringgi mencapai 60 persen.
Hal ini membuat aspirasi kader dan pengurus sejumlah partai besar seperti Partai Nasdem, Golkar dan Demokrat untuk head to head di Pilgub Sulut kian kencang. Desakan kocok baru kandidat pun terus mengalir demi satu misi bersama mengalahkan kekuatan petahana, dengan konsekuensi kandidat yang sudah diwacanakan berpotensi berubah.
Informasi yang diperoleh dari sumber terpercaya.menyebut, ketiga partai besar yang bisa menciptakan head to head di Pilgub tersebut terus melakukan komunikasi politik. Bahkan santer terdengar ada pertemuan bersama yang melibatkan para petinggi DPP di tiga parpol tersebut. Bahkan disebutkan Ketua Umum DPP Partai Nasdem Surya Paloh, Ketua Umum Partai Golkat Airlangga Hartarto dan Ketua Umum DPP Partai Demokrat mulai membahas ulang siapa cagub dan cawagub.
Lalu siapa kandidat yang dipersiapkan untul head to head?
Sumber menyebut, awalnya Partai Nasdem mengusulkan sejumlah nama yakni VAP, GS Vicky Lumentut (GSVL) dan Elly Engelbert Lasut (E2L) untuk posisi bakal cagub. Sedangkan nama Siswa Rahmat Mokodongan dan Felly Runtuwene di posisi bakal cawagub.
Sementara Partai Golkar mengusulkan nama CEP untuk posisi bakal cagub, dan nama Sehan Salim Landjar (SSL) dan E2L di posisi bakal cawagub.
Sedangkan Partai Demokrat mengusulkan nama E2L untuk posisi bakal cagub dan CEP di posisi bakal cawagub.
Namun diungkapkan sumber, belakangan ini nama-nama itu mulai mengerucut ke tiga nama yakni E2L, CEP dan GSVL. Hal ini dipicu hasil survey dari beberapa lembaga survey, salah satunya LSI KCI Denny JA, di mana ketiganya masuk dalam urutan empat besar bersama bakal cagub pertahana Olly Dondokambey yang berada di posisi pertama.
Tak hanya itu, lanjut sumber, keunggulan E2L dan CEP selain sama-sama kepala daerah dua periode sebagai Bupati Kabupaten Kepulauan Talaud dan Bupati Kabupaten Minahasa Selatan, keduanya sudah membuktikan dengan lolosnya anak mereka jadi Anggota DPR RI masing-masing Hillary Brigitta Lasut (HBL) dan Adrian Jopi Paruntu.
Menurut sumber, berdasarkan survey LSI KCI Denny JA, dari 800 responden elektabilitas E2L berada di bawah Olly dan CEP di posisi ketiga. Juga secara popularitas hanya E2L yang bisa mendekati Olly karena tingkat popularitas E2L tak jauh dari Olly.
Sedangkan GSVL selain merupakan walikota Manado dua periode di daerah dengan pemilih terbanyak di Pilgub Sulut, juga karena pertimbangan kekuatan pemilih GMIM. GSVL sendiri berada di posisi keempat baik itu elektabilitas maupun popularitas.
“Dengar-dengar ketiga nama itu yang lagi dibahas dengan sangat intensi, siapa yang (bakal) cagub dan siapa yang (bakal) cawagub. Lagi dikocok kans paslon yakni bisa E2L-CEP, CEP-E2L, E2L-GSVL, CEP-GSVL atau bisa juga GSVL-CEP,” paparnya.
Sebenarnya, tambah sumber, ada peluang head to head di mana Nasdem memberikan SK kepada CEP-SSL. Makanya tak heran berkembang juga issu CEP tengah membangun komunikasi dengan petinggi Partai Nasdem demi mendapatkan SK dari partai ini.
“Ada upaya agar Nasdem bisa memberikan SK kepada CEP-SSL dan itu juga bisa tercipta head to head di Pilgub Sulut. Namun rasanya sulit bagi Nasdem untuk memberikan SK-nya kepada kader di luar partainya sementara Nasdem sendiri bisa mengusung calonnya di Pilgub Sulut tanpa harus koalisi,” katanya.
Di pihak lain, jelas sumber, nama VAP mulai redup karena hasil survey LSI KCI Denny JA menempatkan Bupati Minahasa Utara itu di posisi buncit untuk posisi bakal cagub.
“Sedangkan untuk CEP-SSL sejauh ini dinilai masih belum pasti. Hal ini dibuktikan belum dikeluarkan SK. Selain itu sosialisasi pasangan calon ini di lapangan pun masih minim. Tak ada baliho keduanya sebagai bakal cagub dan cawagub,” tukas sumber.
Namun demikian, kata sumber, jika komunikasi intens peringgi ketiga parpol ini tidak mendapat kata sepakat, maka Partai Golkar akan kembali pada paslon CEP-SSL, dan Partai Nasdem tetap mengusung VAP dengan kemungkinan besar GSVL dipilih mendampingi VAP.
“Jika ini yang terjadi maka peluang Olly Dondokambey dan Steven Kandouw melanjutkan kepemimpinnannya di periode kedua sulit dibendung,” pungkasnya.
Ketua Bappilu DPW Partai Nasdem Sulut Moktar Arunde Parapaga (MAP) ketika dikonfirmasi mengaku bahwa sejak awal Ketua Umum Surya Paloh menghendaki agar terjadi head to head di Pilgub Sulut. Karena itu maka VAP yang menerima rekomendasi diminta untuk melakukan komunikasi politik dengan parpol besar lainnya seperti Partai Golkar dan Demokrat, demi menciptakan dua paslon di Pilgub Sulut, sekalipun Partai Nasdem bisa mengusung calon sendiri tanpa koalisi.
“DPW Sulut pada prinsip tegak lurus oada keputusan DPP, siapa yang ditetapkan sebagai (bakal) cagub dan cawagub. Tentu kami berharap agar nama yang ditetapkan harus tepat dan bisa mewujudkan keinginan ketua umum untuk head to head. Karena dengan begitu kemenangan bisa diraih,” kata MAP.
Sedangkan Juru Bicara DPD 1 Partai Golkar Sulut Ferryyando Lamaluta mengatakan komunikasi politik masih intens dilakukan dengan Partai Nasdem dan Demokrat, agar bisa tercipta head to head.
“Tapi pasangan CEP-SSL sudah final,” tegas Lamaluta.
Sementara itu, sebelumnya politisi Demokrat, Ronal Sampel membenarkan bahwa sejauh ini ketiga parpol besar ini terus melakukan pembicaraan yang serius terkait Pilgub Sulut.
“Soal siapa pasangan yang akan diusung masih terus digodok. Yang pasti jika ingin menang harus head to head,” ucap Sampel.
Pengamat Politik Sulawesi Utara Stefanus Sampe Ph.D mengatakan, meski hanya tersisa waktu 2 minggu menjelang pendaftaran calon di KPU Sulut, namun masih bisa terjadi perubahan kandidat yang diusung sehingga memungkinkan terciptanya head to head di Pilgub Sulut.
“Itu tergantung komunikasi politik yang dibangun ketiga partai besar tersebut dan juga lobi-lobi dari kandidat serta hasil survey terbaru. Yang pasti peluang head to head di Pilgub Sulut masih bisa terwujud,” tandas Sampe. (JPc)
COMMENTS