MANADO, JP- Konstalasi politik jelang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Sulawesi Utara (Sulut) tahun 2020, kian menarik, pasca DPP Partai Nasdem merekomendasikan Vonny Anneke Panambunan (VAP) sebagai Calon Gubernur (Cagub) Sulut dan Partai Golkar yang tetap ingin mengusung Christiany Eugenia Paruntu (CEP) sebagai Cagub Sulut.
Dikabarkan ada lima partai politik (Parpol) masing-masing Partai Demokrat, PAN, Gerindra, PKS dan PKB yang makin intens membangun komunikasi satu sama lain untuk membentuk poros baru mengusung Elly Engelbert Lasut (E2L) dan Sehan Salim Landjar (E2L-SSL) di Pilgub Sulut.
Dilihat dari jumlah kursi di DPRD Sulut, kelima parpol ini bisa mengusung calon di Pilgub Sulut. Di mana Partai Demokrat memiliki 4 kursi, PAN 2 kursi, Gerindra 2 kursi, PKS 1 kursi dan PKB 1 kursi. Dengan total 10 kursi tersebut sudah cukup bagi kelima parpol ini untuk mengusung calon di Pilgub Sulut, mengingat syarat minimal 9 kursi di DPRD Sulut.
“Informasi yang diperoleh sudah ada komunikasi yang intens dibangun kelima parpol yakni Demokrat, PAN, Gerindra, PKS dan PKB untuk membentuk poros baru mengusung E2L-SSL,” ujar sumber yang meminta namanya tidak dipublis.
Bahkan menurut sumber, komunikasi tersebut tidak hanya antar kelima parpol, tapi juga dengan kedua kandidat.
“Ini bisa terwujud, kan masih ada dua bulan kedepan. Segala sesuatu bisa terjadi termasuk wacana poros baru ini,” kata sumber.
Sejauh ini belum ada pernyataan resmi dari pimpinan kelima parpol tersebut dan juga dari E2L dan SSL. Upaya konfirmasi pun belum berhasil. Namun E2L sendiri sudah mengantongi surat tugas dari Partai Demokrat dan sedang intens berkomunikasi dengan pimpinan sejumlah parpol, termasuk dengan Partai Golkar.
Sementara itu, menurut Pengamat Politik Sulut Fanny Sampe, dalam politik segala sesuatu bisa terjadi.
“Bisa saja kelima parpol tersebut (Demokrat, Gerindra, PAN, PKS dan PKB, red) bersatu membentuk poros baru mengusung E2L-SSL,” ucapnya.
Apalagi, lanjut Sampe, kedua figur tersebut yakni E2L-SSL sangat mumpuni untuk bertarung di Pilkada Sulut.
“Kedua figur ini merupakan perpaduan empat etnis yakni Minahasa dan Nusa Utara yang diwakili E2L serta Bolmong Raya dan Gorontalo yang diwakili SSL. Keduanya sama-sama kepala daerah dan punya kualitas yang tidak diragukan lagi,” jelasnya.
Menariknya, menurut Sampe, jika poros baru ini jadi terbentuk maka tidak hanya menjadi ancaman serius bagi petahana Olly Dondokambey dan Steven Kandouw yang diusung PDIP serta VAP yang hampir pasti diusung Partai Nasdem, namun juga mengancam Partai Golkar.
“Sampai saat ini Partai Golkar Sulut masih bersikukuh mencalonkan Christiany Eugenia Paruntu atau CEP menjadi Cagub, namun masih harus berkoalisi dengan parpol lain karena hanya memiliki tujuh kursi di DPRD Sulut alias butuh tambahan 2 kursi. Tapi jika poros baru itu terbentuk dan sepakat mengusung E2L-SSL, maka tak ada lagi parpol sisa mengingat PSI (Partai Solidaritas Indonesia) dengan satu kursi sudah memutuskan berkoalisi dengan PDIP. Sehingga Golkar yang hanya 7 kursi tidak memenuhi syarat untuk mengusung calon. Artinya wacana poros baru tersebut jadi warning bagi Partai Golkar dan CEP,” jelasnya.
Untuk itu, Sampe mengingatkan Partai Golkar dan CEP segera mengambil sikap berkoalisi dengan parpol agar bisa mengusung calon di Pilgub nanti. Apalagi belakangan ini wacana CEP-E2L atau E2L-CEP maju Pilgub terus digaungkan.
“Jangan tunggu. Partai Golkar harus bergerak cepat membangun koalisi untuk memenuhi syarat 9 kursi di DPRD Sulut jika ingin mengusung calon. CEP-E2L atau E2L-CEP juga pilihan terbaik,” tandasnya. (JPc)
COMMENTS