Foto: Moktar Arunde Parapaga dan Ade Yeswa Sahea (MAP-AYS) melakukan peletakan batu pertama pemugaran pusara Dotu Sangadi Mangamis di bukit batu Rarangnusa di Desa Lahu, Kecamatan Gemeh, Talaud, Sabtu (05/10) siang. (Rey/JejakPublik.Com)
LAHU, JP – Moktar Arunde Parapaga (MAP) dan Ade Yeswa Sahea (AYS) turut meletakan baru pertama penanda dimulainya pemugaran pusara Dotu Sangadi Mangamis yang terletak di bukit batu Rarangnusa di tanjung Rarangnusa, Desa Lahu, Kecamatan Gemeh.
Ratumbanua Lahu Semuel Bawawa, usai ritual peletakan batu pertama yang berlangsung pada Sabtu (05/10) siang, menuturkan bahwa perusakan pusara Dotu Sangadi Mangamis terjadi sekitar tahun 1800-an. Pusara itu dirusakkan oleh oknum-oknum yang mencuri Maruu (piring antik dari Maluku) yang tersimpan di dalamnya.
Setelah melalui musyawarah, keturunan Dotu Sangadi Mangamis, termasuk MAP dan AYS, sepakat untuk melakukan pemugaran pusara leluhur mereka. MAP dan AYS sendiri merupakan generasi ke-17 dari Dotu Porodisa dan Dotu Sangadi Mangamis.
“Hari ini, puji Tuhan, masih ada putra dan putri Talaud, termasuk Pak Parapaga dan Ade Sahea yang terpanggil untuk merawat sejarah Porodisa, secara khusus melakukan pemugaran pusara Opa Sangadi Mangamis ini. Dan menurut penuturan sejarah, keduanya termasuk generasi ke 17 dari Opa Sangadi Mangamis dan Opa Porodisa,” tutur Ratumbanua Lahu Semuel Bawawa.
Sementara itu, pantauan jejakpublik.com, proses peletakan batu pertama pemugaran pusara Dotu Sangadi Mangamis diawali dengan ibadah. MAP dan AYS bersama ratusan masyarakat yang hadir tampak khusuk berdoa dalam ibadah yang dipimpin Pdt. Kristi Rengki.
Selanjutnya, dilakukan ritual peletakan batu pertama. Ritual ini didahului penyampaian doa dalam bahasa adat oleh Ratumbanua Lahu Semuel Bawawa. Kemudian, peletakan batu pertama pada empat penjuru oleh dua tetua adat dan tiga orang perwakilan keturunan Dotu Sangadi Mangamis. MAP dan AYS memegang satu batu penjuru dan menaruhnya secara bersama-sama setelah terlebih dahulu menyampaikan doa secara pribadi.
Sebelumnya, juga dilakukan ritual adat Malintuu anau tampa banna terhadap MAP dan AYS sebagai calon bupati dan wakil bupati Talaud oleh Inangu Tampa Banna Joni Mangole.
Dalam ritual itu, Polen, Morongan Tampa Banna, juga melantunkan doa dalam bahasa adat yang intinya mendoakan perjalanan MAP-AYS dalam perjuangan menuju pemilihan bupati dan wakil bupati pada 27 November agar memperoleh kemangan dari Tatau Tampa Banna atau masyarakat dari Desa Banna, Malat Apan, dan Lahu.
Doa serupa juga dilantunkan oleh Bapak Semuel Bawawa saat ritual peletakan batu pertama. Dalam doa yang disampaikan dalam bahasa adat itu, Bapak Semuel Bawawa memohon restu dari leluhur yang berjasa, melalui pertolongan Tuhan, untuk memperoleh jawaban atas perjuangan MAP-AYS menjadi bupati dan wakil bupati Talaud periode 2024-2029.
Acara peletakan batu pertama pemugaran pusara Dotu Sangadi Mangamis ditutup dengan penuturan silsilah MAP dan AYS. Dan dalam silsilah yang dituturkan oleh tetua adat Yohanis Pandengkalu, terungkap bahwa MAP dan AYS merupakan turunan ke-17 dari Dotu Porodisa dan Sangadi Mangamis. (Rey)
COMMENTS