FOTO: Berita yang dipublis salah satu media online di Sulut yang ternyata hoax atau berita bohon atau towo. (Tangkapan layar)
MANADO, JP – Masih ingat berita hasil survei LSI Denny JA di sejumlah media yang menyebut elektabilitas pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, Steven Kandouw dan Alfred Denny Tuejeh (SK – ADT) menyalib pasangan Elly Engelbert Lasut – Hanny Jost Pajouw (E2L – HJP)? Ternyata itu adalah hoax alias berita bohong atau orang Sulut bilang towo (tidak benar, red).
Bahkan pihak lembaga survei tersebut sampai angkat bicara dan melayangkan protes atas penyebaran berita bohong tersebut. Pasalnya, sampai berita itu turun, pihak LSI Denny JA mengaku mereka tidak pernah diwawancara oleh media. Lebih miris lagi, data yang diberitakannya dimanipulasi alias salah.
Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA, Toto Izul Fatah kepada pers di Manado, Rabu (23/10/2024).
Menurut Toto, apa yang dilakukan teman-teman media itu sangat fatal. Sebab, kasusnya, bukan saja soal pencatutan nama lembaga dan nama dirinya sebagai salah satu direktur di LSI Denny JA, juga soal data yang disampaikannya tak benar.
“Buat saya, ini sangat fatal, dan tak boleh dibiarkan. Perlu upaya yang bisa meluruskan sekaligus mengingatkan teman-teman jurnalis terkait dengan kasus ini. Bayangkan, diwawancara saja tak pernah, ditambah lagi data disampaikannnya salah,” kata Toto.
Seperti diberitakan sebelumnya di salah satu media online bahwa pasangan SK – ADT mengalami trend kenaikan signifikan yang sudah melampaui pasangan EEL – HJP dengan sejumlah faktor dan alasan. Salah satunya karena ada dukungan menguat dari segmen pemilih milenial dan Gen Z.
Lalu, dikutip kalimat selanjutnya bahwa momentum ini akan semakin menguatkan posisi Steven Kandouw menjelang pemilihan yang akan datang dengan tingginya kepuasan masyarakat.
“Bagaimana bisa muncul kalimat itu dan menjadi berita? Sementara, saya sendiri tak pernah diwawancara, dan tak pernah pernah memberikan data seperti itu. Ini kan sangat fatal. Harusnya kalau mendapat rilis dari siapapun, pastikan dulu kepada yang bersangkutan, jangan asal kutip,” tegasnya.
Yang lebih fatal lagi, lanjut Toto, terjadi pada media online yang lain. Di situ, disebutkan bahwa Direktur LSI Denny itu, Husin Yazid, dengan mengutip kalimat yang kurang lebih sama.
“LSI Denny JA tak pernah punya direktur bernama Husin Yazid. Ini juga fatal. Harusnya wartawan yang menulis berita itu check and richeck dulu, jangan asal tulis. Atas dasar itulah, saya atas nama lembaga memohon klarifikasinya sekaligus permintaan maafnya agar ini tak diulang kembali,” tandasnya.
Toto menambahkan, belum lama ini LSI Denny JA memang pernah merilis hasil survei Pilgub Sulut. Tapi hasilnya tidak seperti yang diberitakan diatas. Sejauh ini, EEL – HJP masih tetap memimpin elektabilitas cukup jauh di atas SK – ADT dengan selisih kurang lebih 20 persen. Tepatnya, elektabilitas EEL – HJP sebesar 53,4 persen dan Steven -ADT sebesar 34,5 persen.
Adapun protes ini dilakukan LSI Denny JA agar kedepan tak lagi terjadi kasus serupa. Sebab, efeknya, bukan saja pada proses hukum, tapi juga pada penyebaran berita bohong yang menyesatkan dan merugikan rakyat. Dan kasus seperti ini harusnya tidak perlu terjadi jika setiap wartawan mengedepankan prinsip-prinsip standar jurnalistik tentang check and richek. (Simon)
COMMENTS