MANADO JP- Partai Nasdem kini berada pada posisi rawan. Pasalnya, di sisa waktu satu bulan lebih ini duet Julyeta Paula A. Runtuwene dan Harley Mangindaan (JPAR-Ai) yang dikenal dengan jargon PAHAM ini, belum juga memenuhi syarat untuk diusung sebagai calon walikota dan wakil walikota di Pilkada Manado.
Butuh 8 kursi di DPRD Manado, duet JPAR – Ai justru baru mengantongi satu kursi dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang sudah mengeluarkan SK. Maklum hingga kini DPP Partai Perindo belum juga memberikan SK pada duet JPAR – Aii. Sementara DPP Nasdem sebagai partai pengusung yang memiliki lima kursi baru sebatas memberikan rekomendasi kepada duet ini. Dalam posisi terjepit ini petinggi Nasdem harus kerja lebih ekstra jika ingin mengusung calon.
Petinggi Partai Nasdem Manado pun bermanuver dengan mulai mendekati Partai Gerindra. Maklum dengan memiliki empat kursi, koalisii dengan Gerindra lebih menjanjikan karena akan memiliki totall 9 kursi dan sudah cukup untuk mengusung calon, apalagi ditambah dengan PSI.
Dan terbukti, Ketua DPD Partai Nasdem Kota Manado GS Vicky Lumentut telah melakukan pertemuan dengan Sekretaris DPD Partai Gerindra Sulut, Melki Suawah di Hotel Grandpuri, Kamis (30/07/2020) malam.
Melki Suawah ketika dikonfirmasi jejakpublik.com membenarkan pertemuan dengan GSVL tersebut.
“Ia ada pertemuan saya dan pak GSVL.Kan jelang Pilkada begini partai-partai politik terus bangun komunikasi. Pertemuan saya dan pak GSVL adalah sebuah komunikasi biasa, membahas Pilkada dan kemajuan kota manado ke depan,” ujarnya.
Namun menurut Pengamat Politik Sulut Donny Sepang SIP, petinggi Gerindra bakal mengajukan syarat jika Nasdem ingin berkoalisi Gerindra. Paling tidak akan meminta jatah posisi calon wakil walikota Manado untuk diisi kadernya.
Menurut Sepang, dua nama kader bakal diajukan Gerindra yakni Sekretaris DPD Gerindra Sulut Meljy Suawah (MS) dan Ketua DPC Gerindra Manado Mona Kloer. Namun nama yang pertama (Melky Suawah, red) lebih berpeluang diajukan menjadi pendamping JPAR. Jika ini sampai terjadi maka posisi Ai sebagai calon wakil walikota terancam diganti kader Gerindra.
“Walau Nasdem sudah paten dengan duet JPAR – Ai, tapi jika mau berkoalisi dengan Gerindra maka harus menerima konsekuensi JPAR – Ai terancam bubar. Karena Gerindra pasti ingin ada kader mereka maju di papan 2 (Cawawali, red).. Dan ini wajar karena Gerindra punya 4 kursi di DPRD Manado. Sebaliknya kursi Gerindra ini sangat dibutuhkan Nasdem untuk mengusung calon jika Perindo tak mengusung JPAR – Ai. Jelas posisi Nasdem dilematis,” katanya..
“Jika ini terjadi maka PAHAM bisa jadi hampa alias batal karena diganti dengan PAS (Paula -Suawah,” tambahnya.
Di sini, lanjut Sepang, kehebatan GSVL diuji. Di satu sisi sebagai ketua partai dia harus berjuang agar Nasdem bisa mengusung calon di Pilkada Manado. Apalagi yang maju calon walikota adalah istrinya sendiri. Namun di sisi lain GSVL berhadapan dengan syarat jatah kader papan 2 yang bakal diajukan Gerindra.
”Cuma dua alternatif, merombak duet JPAR – Ai dengan memberi jatah papan dua kepada kader Gerindra atau mempertahankan pasangan yang sudah ada (JPAR – Ai, red) dengan memberi kompensasi yang layak untuk Gerindra. Tapi alternatif kedua kayaknya sulit terwujud, ” tukasnya.
Tak sampai di situ. Sepang pun meyakini GSVL juga akan berhadapan dengan manuver yang terus dilakukan partai lain seperti PDI Perjuangan, Demokrat dan Golkar untuk berkoalisi dengan dengan Gerindra.
“Saya yakin bukan cuma (Partai) Nasdem tapi PDIP, Demokrat dan Golkar juga tengah merayu Gerindra berkoalisi. Jadi ini benar-benar ujian buat GSVL. Dan jika bisa usung calon di Pilkada Manado maka Nasdem jadi ancaman paling serius,” tandasnya. (JPc)
COMMENTS