JAKARTA, JP- Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey SE memberi kuliah umum kebangsaan di Sekolah Kajian Stratejik dan Global Sekolah Ilmu Lingkungan (SKSG-SIL) Universitas Indonesia (UI) Salemba Jakarta, Jumat (23/08).
Kuliah umum ini digagas bersama Ikatan Alumni Sekolah Pascasarjana Universitas Indonesia (Iluni SPs-UI), Sekolah Kajian Stratejik dan Global dan Sekolah Ilmu Lingkungan
Dengan mengangkat tema ‘Prospek dan Investasi dan Potensi Sulawesi Utara Dalam Menunjang Pembangunan Nasional’ di materi kuliah umumnya, Olly memaparkan gambaran umum posisi Sulut secara geografis, geoposisi dan geostrategi.
“Posisi Sulut berada sangat dekat dengan pusat ekonomi saat ini, yaitu negara Cina. Dari alur laut kepulauan Indonesia, pasti Bitung mendapatkan dampak ekonomi secara langsung,” ujarnya.
Olly pun kemudian mengungkapkan perjuangan empat tokoh nasional asal Sulut yang menjadi dasar semangat membangun daerah tercinta ini.
Pertama, Sam Ratulangi. Tokoh ini menulis buku Indonesia di pasifik yang ditulisnya pada tahun 1937. Buku tersebut menjelaskan peran Indonesia di pasifik dalam perang dunia kedua antara Jepang dan Amerika Serikat yang berusaha merebut Morotai dan Bitung untuk menjadi markasnya.
“Ini saya kira sangat baik dikembangkan di lembaga pendidikan untuk dikembangkan terus. Karena kalau Bitung berkembang bukan hanya memajukan Sulut tapi menjadi daerah ekonomi baru bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia,” tuturnya.
Kedua adalah Walanda Maramis, Babe Palar. Menurut Olly, saat itu Walanda Maramis sudah meminta perempuan terlibat pada semua kegiatan termasuk ikut memilih di dalam setiap event yang ada di Indonesia.
Ketiga, Babe Palar. Menurut Olly diplomat legendaris ini pada saat sekolah dari Minahasa sampai ke Belanda menjadi anggota parlemen di Belanda.
Keempat, Alexander Maramis. Tokoh ini terlibat langsung dalam pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Beliau juga terpilih menjadi tim sembilan perumusan Pancasila.
“Sesungguhnya banyak tokoh lain dari Sulut, tetapi saya menggambarkan empat tokoh ini karena menjadi suatu tanda bahwa Sulut sudah berkontribusi dari awal untuk Indonesia. Dan perjuangan tokoh-tokoh asal Sulut menjadi dasar dari semangat dalam membangun Sulut ke depan,” katanya
POTENSI DAERAH
Selain perjuangan keempat tokoh nasional asal Sulut tersebut, Olly juga menyebut potensi daerah sebagai landasan pembangunan.
Potensi pertama adalah bahwa Sulut terkenal daerah paling rukun, paling toleran dan tingkat kebahagiaan masyarakat yang tinggal di Sulut paling tinggi, sebagaimana diumumkan Setara Institute dan Badan pusat Statistik (BPS).
“Kondisi ini ikut mendorong perekonomian Sulut tumbuh 6,01 persen, penduduk miskin turun menjadi 7,5 persen dan IPM (Indeks Pembangunan Manusia) mencapai 72,2. Semuanya ini lebih baik dari rata-rata nasional,” ungkap Olly.
Potensi lain adalah investasi. Olly menjelaskan strategi dan terobosan Pemprov Sulut untuk meningkatkan investasi dengan mempercepat pembangunan infrastruktur di Sulut.
“Kita akan mendorong untuk mempercepat pertumbuhan investasi ini dengan meningkatkan kapasitas Bandara Sam Ratulangi Manado agar pesawat berbadan lebar bisa mendarat termasuk juga memperluas terminal bandara. Sekarang kita lagi membangun jalan tol yang hampir rampung, termasuk jalan tol yang baru dari Airmadidi sampai ke Amurang. Juga pembangunan Bendungan Lolak, Bendungan Kuwil dan rencana pembangunan Bendungan Sawangan untuk meningkatkan sumber daya petani di Sulut. Selain itu perbaikan jalan Trans Sulawesi sudah hampir selesai untuk membangun jaringan integrasi ke provinsi lainnya,” bebernya.
Olly menyebut pembangunan Bitung International Hub Port yang juga segera rampung dan akan diresmikan Desember 2019 merupakan potensi daerah. Juga pembangunan KEK Bitung di mana sudah ada tiga investor yang sudah siap dengan nilai investasi yang diperkirakan mencapai Rp 6 triliun.
“Inilah yang menjadi salah satu cita-cita Sam Ratulangi, bagaimana wilayah pasifik itu ada di Sulut,” jelasnya.
Investasi lain, lanjut Olly, adalah di sektor perikanan dengan datangnya investor Amerika Serikat yang berinvestasi di wilayah Likupang dalam pengembangan ikan segar yang diperkirakan hampir Rp 1,5 triliun.
“Realisasi investasi kita terus bertumbuh dan selalu melewati target yang telah ditetapkan pusat untuk Sulut. Diperkirakan Rp 11 triliun nilai investasi yang akan masuk di Sulut,” paparnya.
Potensi lain yang dipaparkan Olly yakni pengembangan strategi pariwisata Sulut dengan konsep pembangunan pariwsata yang berkelanjutan dengan memenuhi sejumlah syarat, yaitu peningkatan SDM, kesiapan potensi wisata, partnership atau kemampuan menggalang segala relasi dan place atau tempat yang tolerannya tinggi sehingga menarik orang berkunjung.
“Untuk percepatan pembangunan di bidang pariwisata, Pemprov Sulut langsung mengajak Pak Presiden Joko Widodo melihat potensi alam yang ada di KEK Pariwisata Likupang. Dan di situ nilai investasinya sekitar 21 triliun. Belum lagi terus meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara khususnya Tiongkok ke Sulut karena sejumlah terobosan yang dilakukan Sulut diantaranya pengurusan bebas visa, operasional Bandara Sam Ratulangi 24 jam non stop, peningkatan status kantor bea cukai dan ketersediaan hotel dan SDM yang bisa berbahasa Mandarin,” tukasnya
Sebelum menutup pemaparannya, Olly mengapresiasi Universitas Indonesia atas undangan mengisi kuliah umum kebangsaan tersebut.
“Banyak tantangan dan halangan dan memang kita harus fokus menyelesaikan apa yang menjadi cita-cita rakyat Sulut dan untuk melengkapi visi misi kita selama menjadi gubernur dan itu menjadi tanggung jawab moral kita dan harapan bisa terselesaikan dengan baik,” tandasnya. (JPc)
COMMENTS