HomePendidikan & Agama

Pastor Ventje Runtulalo Ajak Umat Katolik Maknai Prapaskah Dengan 4 B

Pastor Ventje Runtulalo Ajak Umat Katolik Maknai Prapaskah Dengan 4 B

FOTO: Pastor Ventje Felix Runtulalo Pr menandai abu di dahi para siswa SD Katolik Pineleng saat memimpin perayaan Ekaristi Rabu Abu.

MINAHASA, JP – Hari ini, Rabu (22/02/2023), umat Katolik memulai masa Prapaskah dengan menerima abu di dahi. Abu yang diterima sebagai tanda pertobatan dan memulai masa puasa serta pantang yang berlangsung selama 40 hari.

Seperti di Paroki Santo Fransiskus Xaverius Pineleng yang menggelar perayaan Ekaristi Rabu Abu di Gereja pada pagi tadi untuk para siswa dan guru SD dan SMP Katolik Pineleng bersama para orang tua dan sore hari untuk umat Katolik Paroki Pineleng.

Perayaan Ekaristi pagi tadi dipimpin langsung Pastor Ventje Felix Runtulalo Pr yang diikuti para siswa, guru dan orang tua siswa.

Dalam kotbahnya, Pastor Ventje mengatakan bahwa Rabu Abu adalah hari pertama dari 40 hari dari masa Prapaskah.

Baca Juga  Mega Hadir, Prabowo-Sandi dan JK Absen di Pemakaman Ani Yudhoyono

“Inilah masa persiapan yang panjang sebelum merayakan Paskah,” ujarnya.

Hanya saja, lanjut Pastor Ventje, tak jarang masa yang panjang ini berlalu begitu saja.

“Kadang masa ini menjadi sebuah rutinitas. Tanpa makna. Atau lebih tepat lagi, tak diberi makna lagi. Itulah sebabnya, lain kali orang bertanya apa yang dapat dibuat selama masa Prapaskah yang panjang ini?,” katanya.

Dijelaskan Dikatakan Dosen Kitab Suci pada Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng (STF-SP), dalam bacaan Injil Matius 6:1-6.16-18, Yesus menunjukkan 3 hal penting yang dapat dilakukan untuk mengisi masa Prapaskah. Ia pun membeberkan 3 hal penting tersebut

Pertama, bersedekah. Bersedekah berarti memberi, memberi dengan rela hati.

“Derma yang ditaruh dalam amplop atau kotak atau botol Aksi Puasa Pembangunan adalah juga sarana dan kesempatan bagi kita untuk bersedekah,” ucapnya.

Baca Juga  Temui Teman-teman Sopir Truk Pengangkut Material Bangunan, Audy Karamoy Kenang Kebersamaan 30 Tahun Silam

“Namun bersedekah dapat juga dibuat dengan pelbagai cara baik lainnya. Mengunjungi dan membantu anak-anak yatim piatu, misalnya, adalah juga sebuah bentuk berderma,” tambahnya.

Kedua, berdoa. Berdoa berarti menjalin relasi dengan Tuhan.

“Masa Prapaskah adalah kesempatan untuk memperhatikan secara khusus relasi kita dengan Tuhan. Maka perbanyaklah doa kita doa pagi, doa makan, doa sebelum beraktivitas, atau doa sebelum atau sesudah bangun tidur. Berdoalah juga secara sebagai satu keluarga,” paparnya.

Ketiga, berpuasa, yang berarti makan kenyang satu kali dalam sehari. Padahal kita biasa makan tiga kali dan ditambah kunyah ini itu.

“Berpuasa menunjuk pada kesempatan untuk melatih diri, menahan diri dari keinginan2 jasmani, agar kita dapat menjadi tuan atas diri kita sendiri. Boleh juga berpantang dari kebiasaan atau keinginan tertentu. Ada yang berpantang tidak merokok atau membeli jajan. Kita dapat mencari hal atau keinginan apa yang dapat kita korbankan selama masa ini,” tukasnya.

Baca Juga  Walikota GSVL Bersama Ketua Komisi IX DPR RI, Serahkan Bantuan Korban Banjir Bandang di Bolmong dan Bolmut

Menurut Pastor Ventje, bersedekah, berdoa, berpuasa membuat kita dapat menjalin relasi dengan sesama lewat bantuan kita, relasi dengan Tuhan lewat doa kita, dan relasi dengan diri kita lewat puasa dan pantang kita.

“Tiga B inilah yang menjadikan masa Prapaskah, masa persiapan, masa tobat menjadi Masa yang luar biasa,” jelasnya.

Dikatakan Pastor Ventje, jika 3 B ini dijalankan maka akan sampai pada B keempat yakni berbuah.

“Bila 3 B di atas dijalani dengan baik selama Masa penuh rahmat ini, maka kita akan sampai pada B yang keempat, yaitu Berbuah, berbuah dalam hidup pribadi, hidup rohani, dan hidup bersama sesama,” tandasnya. (JPc)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0