LEMBATA, JP- Dikarenakan meninggal dunia akibat terpapar Covid-19, upacara pemakaman Bupati Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ,Eliaser Yentji Sunur dilakukan dengan protokol kesehatan (Prokes) yang ketat dan dijaga sejumlah personel polisi.
Di mana ketika jenasah almarhum yang diterbangkan dengan pesawat Dinonim Ai dari Bandara El Tari Kupang, Minggu (18/07/2021) pukul 07.00 Wita, dan tiba di Bandara Wunopito Lewoleba, Kabupaten Lembata, tidak dibawa ke rumah dinas tapi langsung dimakamkan tempat peristirahatan terakhirnya di Kuma Resort, kediamannya, Desa Waijarang. Seluruh biaya pemulangan hingga pemakamannya akan dibebankan kepada APBD II Lembata Tahun Anggaran 2021, yang akan diambil dari dana tak terduga. Seluruh keluarga dan awak pesawat akan mengenakan APD lengkap, dan diswap sebelum pesawat berangkat.
“Jenazah baru tiba di Lembata beberapa menit yang lalu dan langsung dimakamkan di pemakaman keluarga,” ujar Juru Bicara Pemerintah Provinsi NTT Marius Ardu Jelamu, sebagaimana dilansir dari Kompas.com.
Sementara itu, sebagai tanda penghormatan kepada almarhum yang sudah berjasa untuk Kabupaten Lembata,
Wakil Bupati Thomas Ola meminta masyarakat Lembata mengheningkan cipta dan menaikan bendera setengah tiang, baik di kantor-kantor pemerintah maupun swasta serta rumah-rumah warga dan berkabung selama 3 hari.
“Kita akan menaikan bendera setengah tiang selama 3 hari, dan jam 9 pagi semua masyarakat Lembata mengheningkan cipta untuk istirahat kekal Bupati Lembata,” jelasnya.
Dikatakan Wabup, atas nama pribadi, keluarga, Forkopimda, Pemda, dan masyarakat Kabupaten Lembata menyampaikan dukacita mendalam atas meninggalnya Bupati.
“Pemda dan masyarakat merasa kehilangan seorang tokoh besar, seorang pemimpin, seorang negarawan, seorang politisi, Bupati Lembata dua periode. Beliau terkenal dengan kegigihannya dalam mempertahankan ide. Ia juga seorang seniman, menggagas sesuatu dengan unsur seni,” tandasnya.
Diketahui, almarhum memimpin Lembata sejak tahun 2011 lalu menggantikan Andreas Duli Manuk (alm). Saat itu, dia berpasangan dengan Viktor Mado Watun hingga 2016. Selanjutnya, periode kedua ini Yentji berpasangan dengan Thomas Ola, hingga 2022 mendatang, namun meninggal dunia sebelum mengakhiri jabatan periode keduanya di Rumah Sakit Siloam Kupang, Sabtu (17/07/2021).
Sebelum menjadi bupati, almarhum menjabat Direktur Yayasan Keluarga Sehat Kota Bekasi (2000 – 2009) dan anggota DPRD Bekasi (2009 – 2014).
Almarhum Yenjti Sunur lebih dulu ditinggalkan istri pertamanya, dr. Margyati Kandou (almh). Keduanya memiliki tiga orang anak, Elisabeth Amanda Sunur, Ignatio Armando Kenzi Sunur dan Maria Gloria Cantika Sunur. Sepeninggal dokter Kandou, almarhum Yentji Sunur yang lahir di Lewoleba, 27 Maret 1963, menikah lagi dengan Yuni Damayanti. Sehingga Yuni Damayanti memimpin PKK Kabupaten Lembata pada periode kedua kepemimpinannya. (JPc/Aksinews.id)
COMMENTS