FOTO: Pendeta Hanny Pantouw saat menyerukan “Takbir” ketika berbicara di hadapan tokoh dan umat muslim pada acara Manado Bersholawat di Lapangan Kampung Ternate, Kecamatan Wonasa Kota Manado.
MANADO, JP – Tokoh Agama Pendeta (Pdt) Hanny Pantouw STh beberapa kali mendapat undangan hadir dan tampil berbicara di Masjid dan dihadapan tokoh dan umat muslim.
Kali ini pemimpin Gereja Bethel Indonesia (GBI) kota Manado ini kembali diundang tampil berbicara di hadapan tokoh dan umat muslim dalam acara “Manado Bersholawat”, yang berlangsung di Lapangan Kampung Ternate, Kecamatan Wonasa Kota Manado, Minggu (21/08/2022).
Kegiatan ini digelar oleh Angkatan Muda Muslim Manado, dengan menghadirkan sejumlah tokoh Muslim diantaranya Al Habib Umar Alhabsyi, H Jaffar Alkatiri, H Ayub Ali Al Bugis, Ustad Rizal Kasim dan sebagainya sebagai pembicara bersama Pdt Hanny Pantouw STh.
Dalam kesempatan ini, Pdt Hanny yang juga adalah Tonaas Wangko / Ketua Umum DPP Lasjar Manguni Indonesia (LMI), ormas adat terbesar di Indonesia dengan kepengurusan sampai dibluar negeri ini,, berbicara tentang pentingnya peran pemuda dalam kegerakan Bangsa Indonesia dan tentang kerukunan antar umat beragama di Sulawesi Utara bahkan Indonesia.
Menurut Pdt Hanny, indonesia merupakan negara yang sangat besar dengan jumlah penduduk nomor 4 terbesar di dunia serta terdiri dari 17.500 pulau, 1340 suku, 870 bahasa lokal, 300 etnis, 6 agama 34 provinsi, 416 kabupaten dan 98 kota.
“Kondisi ini membuat Indonesia menjadi negara yang sangat rawan konflik. Dan yang paling gampang digoreng ke arah konflil adalah soal suku dan agana,” ujarnya.
Pdt Hanny yang belakangan ini dijuluki ssbagai tokoh toleransi atau tokoh moderasi beragama di Sulut bahkan Indonesia karena gencar menyuarakan kerukunan di pelbagai acara lintas agama ini, ikut membandingkan kondisi Indonesia dengan negara Afganistan.
“Coba lihat negara Afganistan. Jumlah penduduknya hanya 38 jjuta dan cuma 27 suku. Sangat kecil dibanding dengan Indonesia. Tapi begitu dua suku berkelahi kondisi di Afganistan sangat memprihatinkan, sampai sekarang masih terjadi perang. Ini cerminan sekaligus warning bagi Indonesia yang sangat besar ini,” jelasnya.
Karena itu, Pdt Hanny mengajak generasi muda muslim yang hadir di acara tersebut untuk terus menjaga Indonesia sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Mari kita sama-sama menjaga indonesia dari ancaman konflik. Angkatan Muda Muslim Manado dan generasi muda Sulawesi Utara harus jadi contoh nasional. Kita buktikan bahwa Sulut sulit disulut. Kerukunan antar umat beragama di Sulut harus tetap terjaga dan menjadi contoh nasional,” ajaknya.
Pdt Hanny menegaskan bahwa perbedaan agama di Sulut bahkan Indonesia hendaknya bukan menjadi alasan untuk bermusuhan satu sama lain.
“Di mana-mana saya selalu katakan jalani saja agama kita masing-masing. Beribadah saja sesuai keyakinan kita masing-masing. Jangan ada saling memaksa sesuai kehendak kita. Cukup saling menghargai dan menghormati diantara kita yang berbeda-beda suku, agama, ras dan golongan,” paparnya.
“Umat Islam merasa aman dan nyaman karena tinggal bertetangga dengan umat Kristen yang baik dan sebaliknya umat Kristen merasa aman dan nyaman tinggal bertetangga dengan umat Muslim yang baik,” tambahnya.
Lebih jauh, satu-satunya pemimpin agama dan tokoh masyarakat yang memimpin sebuah ormas besar dan memiliki sebuah Panti Rehab Narkoba ini menyatakan bersyukur Indonesia memiliki Pancasila yang menjadi dasar dan perekat bangsa, serta BhinnekaTunggal Ika berbeda-beda tapi tetap satu dan NKRI yang adalah harga mati. Ia juga menyatakan sangat mendukung upaya Pemerintah terus menggalakkan program moderasi beragama di indonesia.
“Moderasi beragama itu sangat tepat. Karena moderasi agama itu artinya menerima perbedaan diantara kita, baik beda agama, beda suku, beda ras, beda golongan dan sebagainya. Saya Kristen seorang Pendeta tapi saya nasionalis. Karena itu jangankan agama Kristen, saya akan sangat marah jika Agama Islam diusik,” tegasnya disambut aplaus seluruh umat muslim yang hadir di acara itu.
Menariknya, di akhir pernyataannya selain mengucap kata “Syalom”, Pdt Hanny juga menyerukan “takbir” yang dibalas dengan kata yang sama oleh umat muslim yang hadir. (JPc)
COMMENTS