MANADO, JP- Pulau Lembeh yang terletak di Kota Bitung memiliki posisi strategis dalam menunjang perkembangan sektor pariwisata di Sulut.
Terlebih pasca kunjungan Presiden Joko Widodo ke kota Bitung beberapa waktu lalu, di mana Pulau Lembeh menjadi perhatian khusus Presiden.
Terbukti, Jokowi sudah memberi ‘lampu hijau’ pembangunan Jembatan Selat Lembeh , penghubung Pulau Lembeh dengan daratan Sulut melalui Kota Bitung, yang diperkirakan memakan anggaran Rp 1 triliun.
Namun belakangan ternyata bukan hanya jembatan yang akan dibangun pemerintah pusat, tetapi juga Bandar Udara Pulau Lembeh.
Jal itu terungkap dalam Focus Group Discussion (FGD) Konsep Pengembangan Transportasi Pulau Lembeh sebagai Kawasan Terpadu dalam Mendukung KEK Bitung, yang diselenggarakan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan di Hotel Aryaduta, Kamis (22/08/2019).
Rencana pembangunan ini diungkap Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Sulut, Jemmy Lampus ketika membawakan sambutan mewakili Sekprov Sulut, Edwin Silangen.
“Bandara Lembeh akan dibangun kelas internasional dengan panjang Run Away 4 kilometer. Rencananya Bandara Pulau Lembeh akan melayani penerbangan internasional, menjadi pintu gerbang Indonesia di bagian utara,” jelasnya.
Menurut Lampus, pembangunan bandara ini sejalan dengan upaya Gubernur Sulut, Olly Dondokambey dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor unggulan yakni infrastruktur dan pariwisata.
“Pulau lembeh ini lokasi yang strategis untuk tunjang sektor parwisata dan KEK Bitung. Pulau Lembeh banyak spot wisata, banyak yang bisa dikembangkan. Apalagi Pulau Lembeh juga dekat dengan objek wisata lain di Sulut. Tapi ini perlu kerja sama semua pihak dan dukungan pemerintah pusat untuk pembangunan transportasi menuju Pulau Lembeh,” tukasnya.
Lalu berapa nilai investasi pembangunan Bandara Pulau Lembeh?
“Diperkirakan investasi pembangunan Bandara ini Rp 5 triliun, ” jawab Lampus. (JPc)
