HomeBeritaEkonomi

Rupiah Anjlok dan Larangan Keluar Rumah, Ketua KADIN Sulut Ajak Hidupkan Home Industry

Rupiah Anjlok dan Larangan Keluar Rumah, Ketua KADIN Sulut Ajak Hidupkan Home Industry

MANADO, JP- Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (KADIN) Sulawesi Utara (Sulut), Jemmy E.E. Tumimoor ST MT, angkat bicara menyikapi maraknya wabah virus korona atau Covid-19 di Sulut, khususnya terkait anjloknya rupiah dan larangan tidak keluar rumah atau kebijakan Social Distance yang diterapkan pemerintah berdampak pada perekonomian Indonesia.

Dalam rilis ke redaksi jejakpublik.com, Tumimomor memberikan solusi atas masalah tersebut.

Ia mengatakan, persoalan covid 19 memang perlu kerja semua pihak secara komprehensif dan terintegrasi.

“Sosial distance agak sulit diterapkan di kawasan padat penduduk tinggi atau ruang publik tertentu sangat dibutuhkan supporting growth,” ujarnya.

Baca Juga  Sehari, Dua Pejabat di Manado Meninggal Dunia

Menurut Tumimomor, kondisi ekonomi memang mengalami tekanan yang sangat berat.

“Nilai tukar rupiah anjlok terburuk sejak 22 tahun terakhir dengan kisaran hampir menyentuh Rp 16.000 dan rupiah masih berpotensi untuk bergerak lebih terkoreksi lagi,” katanya.

Disebutkan Tumimomor, harus disadari bahwa kondisi terjadi akibat pendemi virus corona yang mengakibatkan krisis ekonomi global yang melanda dunia.

“Ekonomi makro kita sangat mengalami turbulensi besar sehingga solusi konstruktif kita perlu menguatkan ekonomi mikro. Khusus untuk Sulut sangat penting untuk meningkatkan sebanyak mungkin produk home industri karena saat ini peluang besar bagi kita yang mengurangi kegiatan luar rumah dengan membuat kegiatan produktif di rumah,” jelasnya.

Baca Juga  Walikota GSVL: Kota Metropolitan Jangan Sampai Ubah Kita menjadi Tidak Toleran

Kegiatan ekonomi lain, lanjut Tumimomor, adalah dengan perdagangan antar pulau, banyak produk pertanian kita yang dapat di perdagangkan luar pulau.

“Misalnya Papua yang memang sangat membutuhkan produk hasil Pertanian Sulut. Ini akan sangat mendongkrak perekonomian daerah Sulut yang saat ini kesulitan dengan memasarkan produk eksport akibat kebijakan ‘lockdown’ Negara lain,” tandasnya. (JPc)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0