HomeKolom & Interaktif

Eksistensi Kaum Milenial dalam Penggunaan Teknologi di Tengah Pandemi Covid-19

Eksistensi Kaum Milenial dalam Penggunaan Teknologi di Tengah Pandemi Covid-19

Oleh: Ni Made Eri Mulyaningsih
(Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan, Singaraja-Bali)

LAHIR dan tumbuh di era digital membuat generasi milenial saat ini begitu akrab dengan teknologi. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa generasi milenial menunjuk pada sebuah generasi yang lahir di saat ilmu pengetahuan dan teknologi seperti komputer, video games, dan smartphone sudah eksis dan hal itu pula yang menyebabkan generasi milenial sudah mengenal teknologi canggih seperti yang telah disebutkan. Bersamaan itu pula, pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi itu, pada akhirnya membawa pengaruh yang besar terutama bagi kepribadian diri sendiri.

Sebagaimana kita ketahui, kaum generasi milenial dikenal memiliki berbagai kreativitas yang tinggi, bersikap optimis, dan memiliki kemampuan adaptif (fleksibel). Karena dasar itu, maka di masa pandemi covid19 ini, secara tidak langsung bisa menjadi aktor penting terutama untuk mengkampanyekan berbagai saran dari pemerintah untuk menangkal wabah yang dimaksud. sehingga syukurnya sampai saat ini kita milenial dipercayai dapat mengambil peran penting di tengah ancaman COVID-19 yang dimana merupakan trending topic yang sedang mengguncang dunia saat ini.

Berkaitan dengan mewabahnya pandemi covid19 ini, kita menyaksikan sebuah fakta yang tidaklah baru, yakni, mewabahnya teknologi komunikasi seperti sosial media. Sosial media kini, telah berkembang dimana fungsinya sekurang-kurangnya bisa disebutkan sebagai sarana pembelajaran dan tukar-menukar informasi. Selain itu, dengan teknologi media itu, kita juga akhirnya memanfaatkan fasilitas home learning, kemudian adanya pembelajaran daring antara guru/dosen dan siswa/mahasiswa. Sudah barang tentu, media pembelajarn seperti ini dinyatakan ‘sementara’ sebagai pengganti metode face to face di sekolah.

Baca Juga  Cap Tikus: Antara Warisan Budaya dan Persoalan Etis

Maraknya pandemi covid19, telah pula menyebabkan terjadinya sebuah perubahan sosial di masyarakat termasuk yang mempengaruhi generasi muda kaum milenial. Perubahan sosial yang demikian itu, salah satunya dipicu oleh perkembangan teknologi komunikasi. Saat ini, masyarakat termasuk kaum milenial, yang awalnya tidak bisa dan tidak biasa, sudah seharusnya menjadi bisa dan biasa. Dengan situasi seperti ini, akhirnya masyarakat menjadi bagian dari budaya baru itu. Sebagai contoh, yang sebetulnya sudah kita lakukan saat ini adalah, pada saat kita bangun di pagi hari, yang terlebih dahulu kita sentuh pasti, gadget. Dalam praksis sekarang, gadget dianggap barang yang teramat sangat penting dan yang paling pertama dalam setiap aktivitas manusia.

Kendati demikian, muncullah sebuah pertanyaan: Apakah benar fakta ini membuat kaum milenial mengalami perubahan dalam cara berpikir, cara merasa dan cara bertindak? Jawaban atas pertanyaan ini tentu saja benar. Kaum milenial akhirnya secara pasti mengubah cara berpikir, cara merasa dan cara bertindaknya ketika menghadapi pandemi covid19, dengan mengkampanyekan sebuah budaya baru, yaitu belajar dari rumah, bekerja dari rumah, beaktivitas di rumah dan berdoa dari rumah. Dalam praksis komunikasi digital juga akhirnya bisa kita lihat sebuah fakta menarik bahwa dengan media komunikasi, kita mendekatkan orang yang berbeda jarak dengan kita tapi dalam bentuk media seperti gadget. Sebaliknya, digitalisasi juga telah berhasil membuat jarak dengan orang yang dekat dengan kita..

Baca Juga  Dampak Undang-undang ITE dalam Perubahan Sosial Masyarakat

Pemikiran inilah yang mendasari pendapat dari salah satu ilmuwan bernama McLuhan yang percaya bahwa “Teknologi berpengaruh sangat besar dalam masyarakat dan kehidupan manusia sangat ditentukan oleh teknologi”. Adanya virus digital online yang booming di tengah pandemi Covid19 menimbulkan tanggapan bahwa teknologi telah menciptakan revolusi di tengah masyarakat karena masyarakat sudah sangat tergantung kepada teknologi.

Maka sebagai kaum milenial, saya memiliki keyakinan bahwa saat ini kita untuk sementara berjuang sama-sama memerangi impact atau dampak yang terjadi, baik dampak positifnya yaitu lebih memiliki banyak waktu dengan orang terdekat khususnya keluarga, dan juga dapat membantu untuk mengumpulkan stamina alias istirahat dari dunia kerja untuk sementara waktu dan lebih banyak waktu untuk merenungkan serta mengintropeksi diri, supaya lebih baik lagi di saat waktu sudah normal. Demikian pula dampak positifnya, kita harus mengakui bahwa dengan pandemi ini, kita lebih mampu mengontrol diri terutama dalam hal menjaga kesehatan diri.

Baca Juga  Pemuda, Teknologi dan Seni Budaya

Tidak menutup kemungkinan juga dampak negatif yang dirasakan ketika kita diwajibkan hanya di rumah saja melakukan segala sesuatunya. Tentu kebiasan hidup seperti ini membosankan, tapi seyogyanya kita tetap harus menunjang protokol kesehatan yang digaung-gaungkan oleh pemerintah, demi semakin memutus rantai penyebaran covid19 ini. Namun tidak bisa dipungkiri juga rasa syukur karena masih diberikan kesempatan untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Maka dari itu, saya sebagai perwakilan kaum milenial mengajak seluruh masyarakat agar bijak dalam menyikapi segala permasalahan terkait pandemi covid19 agar tidak merugikan satu sama lain. Saya yakin covid19 akan berakhir saat kita semua sadar akan pentingnya kesehatan dan semuanya berusaha menumbuhkembangkan kedisiplinan dalam mengikuti aturan dari pemerintah untuk stay at home, stay safe dan stay care each other. Mari perangi virus dengan saling toleransi sebelum virus menoleransi kita! Jangan mempersulit keadaan jika tidak mau dipersulit oleh situasi! (*)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0