MINAHASA, JP- Dalam upaya untuk meringankan pekerja seni maengket yang terdampak, AJD Mapalus kembali menggelar kegiatan bakti sosial dalam bentuk pemberian bukti kasih berupa bantuan kepada para pekerja seni Maengket di Minahasa.
Kegiatan ini merupakan lanjutan tahap pertama, yang fokus pada seniman-seniman kolintang, termasuk para seniman yang tergabung dalam Ikatan Seniman Tomohon (ISENTO).
Pada tahap kedua ini, fokus dari AJD Mapalus adalah para pekerja seni maengket di Minahasa, Tomohon dan sekitarnya. Di mana pekerja seni maengket yang terdampak di Desa Kali, Kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa menjadi sasaran pertama.
Penggagas ADJ Mapalus, Dominica Diniafiat yang akrab disapa Adjeng, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan wujud dari ‘sahabat budaya’ dan menjadi langkah nyata, yang bukan sebatas kata dan rencana.
“Kita memang tidak bisa mengelak bahwa, situasi sekarang, para pekerja seni sangat terdampak dan tentu membatasi ruang gerak mereka untuk mengkreasikan semua ketrampilan dan keahliannya dalam sebuah tarian maengket,” ujarnya.
Kendati begitu, lanjut pelaku budaya ini, sebagai upaya untuk memberikan dorongan moril bagi para pekerja seni maengket, AJD Mapalus dengan tagline “Sahabat Budaya” menginisiasi kegiatan bakti budaya, berbakti bagi para pekerja budaya.
“Tidak penting jumlah dan banyaknya yang disumbangkan, tetapi paling tidak ini merupakan ungkapan kasih bagi para pekerja seni, dan memupuk kesadaran para seniman secara khusus seni tari maengket untuk merasa bahwa mereka tidak sendiri dalam menjalani situasi sulit ini,” katanya.
Maka dari itu, menurut Adjeng, AJD Mapalus membantu mereka untuk karya sosial ini.
“Semoga ini bisa menjadi kekuatan kita, sebagai pekerja seni maengket untuk mempersiapkan diri ke depan, ketika situasi sudah kondusif,” harap Adjeng.
Adapun pendistribusian bantuan sosial ini dibantu oleh pekerja seni budaya di Sulawesi Utara. Khusus di Desa Kali, disalurkan oleh Leon Loho, Aldi Tangkere dan seniman/budayawan Ambro Loho.
Dikatakan Ambro, kegiatan ini merupakan wujud kepedulian Adjeng kepada pekerja seni maengket di Minahasa.
“Apa yang pernah dia (Adjeng, red) katakan bahwa kita harus berbuat bagi sebanyak mungkin orang agar mereka merasa diringankan dalam situasi sulit seperti ini,” tukasnya.
Lanjut Ambro, kepedulian Adjeng ini juga wujud tradisi Minahasa yang mengajarkan bahwa kita harus ‘masawa-sawangan’ (saling membantu, red) di kala sedang susah.
“Semua ini merupakan wujud Tou Minahasa, yang selalu mengagungkan wejangan Sam Ratulangi, ‘Si Tou Timou Tumou Tou’. Salam Budaya, Salam Sahabat Budaya,” tandasnya. (JPc)
COMMENTS