Renungan
Doa Yesus, “Supaya mereka sempurna menjadi satu”, kita bisa merasakan bahwa Dia menghendaki agar kita bersatu dan selalu merindukan untuk bersatu. Yesus berdoa bagi kesatuan para murid dengan diri-Nya serta kesatuan di antara para murid-Nya. Dia berdoa agar kita menjadi satu dalam persatuan Bapa dan Putera.
Model kesatuan yang ditunjukkan yakni kesatuan sempurna antara Yesus dan Bapa-Nya. Tidak hanya menjadi model, tetapi menjadi tujuan hidup kita. Dengan begitu, kerinduan untuk bersatu itu akan muncul. Pasalnya, kesatuan sempurna itu sungguh membahagiakan. Hanya melalui persatuan seperti itulah dunia akan percaya bahwa Yesus telah diutus oleh Bapa, artinya Dia berasal dari Bapa. Jelaslah bahwa dengan demikian perutusannya tidak sama dengan perutusan nabi-nabi.
Lewat doa sedemikian kita dapat menyadari bahwa ada banyak hal yang dapat membawa perpecahan dalam keberlangsungan hidup sebagai orang kristiani. Lewat kisah kemartiran Stefanus, kita dapat mendengarkan sebuah doa juga. Tuhan Janganlah Tanggungkan dosa ini kepada mereka! Dalam doa Stefanus ini, kita menyadari bahwa Stefanus tidak mau terpisah dari siapapun termasuk mereka yang menganiyanya. Ini sungguh sebuah kemartian, kesaksian hidup yang tak tertandingi.
Kita diajak untuk masuk dalam persatuan Kerajaan Allah sebagaimana digambarkan oleh kitab Wahyu. Roh dan pengantin perempuan itu berkata, Marilah! Dan barangsiapa mendengarnya, hendaklah ia berkata, Marilah! Barangsiapa haus, hendaklah ia datang, dan barang siapa mau, hendaklah ia memberi kesaksian tetang semuanya ini berfirman, Ya Aku datang dengan segera. Inilah yang menjadi makna masa depan dari pengaharapan yang termuat dalam dosa Yesus.
Di pekan terakhir masa Paskah ini, Gereja menunjukkan inti panggilan hidup kita sebagai orang beriman, yakni bahwa kita semua diundang untuk mencapai persatuan cinta kasih sempurna dengan-Nya. Kebersatuan itu bukan meniadakan perbedaan dan tidak untuk mengumpulkan perbedaan. Tetapi, seperti kemartiran Stefanus, kesatuan itu bermula dari kasih dan kemuliaan Yesus. Demi kasih-Nya yang besar, kita mau berkorban bagi sesama. Demikian pula, demi kemuliaan-Nya kita mau berdoa dan mendoakan sesama, meskipun telah menyakiti dan melukai kita. Inilah panggilan Gereja bahwa kita dipanggil untuk mewujudnyatakan kasih persatuan yang datang dari dalam persatuan Bapa dan Putra.
(Pst. Antonius Bayu Nuyartanto, Pr)
“Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau…” (Yoh. 17:21).
Marilah berdoa:
Ya Bapa, semoga kami mampu menjadi promotor dan penghadir semangat persatuan dalam lingkungan hidup kami. Amin
COMMENTS