HomePolitik

Astaga! Isu Musdalub Kembali Mencuat, Lalu Siapa Pengganti CEP? Kader Hebat Sekelas Jerry Sambuaga Saja Menolak

Astaga! Isu Musdalub Kembali Mencuat, Lalu Siapa Pengganti CEP? Kader Hebat Sekelas Jerry Sambuaga Saja Menolak

MANADO, JP- Kepemimpinan Christiany Eugenia Paruntu (CEP) sebagai Ketua DPD I Partai Golkar Sulawesi Utara (Sulut) kembali digoyang dengan isu Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub).

Di mana kabarnya, ada belasan DPD II Partai Golkar kabupaten/kota di Sulut mengajukan mosi tidak percaya ke Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Golkar, meski tidak disebutkan secara pasti siapa-siapa Ketua DPD II yang setuju dilakukan Musdalub. Bahkan disebutkan bahwa ada beberapa orang perwakilan DPD II Golkar belum lama ini menemui DPP membawa tanda tangan persetujuan pergantian ketua DPD I Golkar Sulut.

Isu ini pun ditanggapi beragam oleh para kader Golkar. Banyak yang mendukung tapi tak sedikit pula yang menolak. Diantara pro dan kontra respon publik ini, ada yang justru mengaku heran dengan bergulirnya kembali isu itu.

Pasalnya, isu yang sama sudah pernah mencuat ke publik. Sejumlah senior Partai Golkar Sulut mewacanakan Musdalub menggantikan CEP dan bahkan sampai menyebut akan segera ada pelaksana tugas dari DPP. Tapi nyatanya sampai sekarang tidak terbukti, malah isu yang sama kembali diangkat.

Memang, CEP yang tercatat sebagai mantan Bupati Minahasa Selatan dua periode ini telah dengan tegas mengatakan jika Golkar Sulut sangat solid. CEP menegaskan tidak benar jika ada 13 DPD II yang ke DPP. Bahkan anak buah CEP yakni Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD I Golkar Sulut Feryando Lamaluta mengatakan bahwa DPD belum melihat bukti dan mengetahui sumber dari kabar Musdalub tersebut. Dan menurutnya DPD I dan DPD II Golkar sangat solid dan saat ini sedang giat-giatnya melakukan konsolidasi organisasi. Ia mengaku Golkar Sulut saat ini sedang dalam suasana kondusif, tidak ada cerita mosi tidak percaya atau musdalub.

Hanya saja, menurut penelusuran jejakpublik.com, isu Musdalub ini sekitar 80 persen benar adanya. Katanya ada belasan ketua DPD II yang kecewa dengan kepemimpinan CEP.

Jika memang benar ada keinginan mayoritas Ketua DPD II di Sulut agar DPP segera menggelar Musdalub, lalu siapa orang yang layak menggantikan CEP?

Sejumlah nama memang pernah mengemuka yang dinilai layak menjadi pengganti CEP.

(Atas) Jerry Sambuaga dan Elly Engelbert Lasut. (Tengah) Jabes Gaghana dan Djelantik Mokodompit. (Bawah) Adrie Kamasi, Miky Wenur dan Cindy Wurangian.

Sebut saja kader Partai Golkar Jerry Sambuaga. Ia memang mempunyai segudang kelebihan yang tidak dimiliki figur lain di tubuh Partai Golkar Sulut dan yang membuatnya layak dan sangat mudah menduduki jabatan Ketua DPD I Partai Golkar Sulut.

Baca Juga  Arus Balik Logistik Pilkada 2024 ke KPU Talaud  Lancar dan Aman

Jerry Sambuaga merupakan salah satu kader terbaik Partai Golkar yang saat ini menduduki jabatan salah satu Ketua DPP Partai Golkar. Dia adalah putra dari Theo Sambuaga, tokoh dan senior Partai Golkar sekaligus tokoh nasional asal Sulut. Jerry Sambuaga juga merupakan putra Sulut yang dipercaya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjabat Wakil Menteri Perdagangan RI, serta kader yang total membesarkan Partai Golkar. Dan Jerry Sambuaga juga adalah figur muda berkualitas dan dikenal luas masyarakat Sulut sehingga layak menjadi seorang pimpinan partai politik.

Namun ketika dikonfirmasi dalam beberapa kesempatan, Jerry Sambuaga menyatakan dirinya tidak memiliki ambisi untuk menggantikan CEP sebagai Ketua Golkar Sulut. Teranyar, saat melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Manado pekan lalu, lagi-lagi Jerry Sambuaga menolak bicara soal Musdalub dan tidak ada keinginan menggantikan CEP saat ini, walau sebagai kader partai jika diminta partai mau tidak mau ia harus menerimanya.

“Maaf ya saya lagi fokus pada tugas saya sebagai Wamendag,” ujarnya singkat.

Jika kader hebat sekelas Jerry Sambuaga saja menolak menjadi pengganti CEP, lalu siapa figur lain yang layak?

Saat ini ada kader Partai Golkar yang menjadi kepala daerah yakni Jabes Gaghana yang menjadi Bupati Sangihe.
Jabes merupakan satu-satunya kader yang menjabat kepala daerah kabupaten/kota di Sulut. Namun apakah dia bersedia? Sepertinya tidak. Sebagai Ketua DPD Partai Golkar Sangihe, Jabes Gaghana lebih memilih fokus membesarkan Partai Golkar Sangihe mengingat tahun 2024 nanti dia akan maju sebagai Calon Bupati Sangihe untuk periode kedua.

Selain Jabes Gaghana, ada sejumlah ketua DPD II berpeluang menggantikan CEP karena memenuhi syarat.

Ada nama Ketua DPD II Partai Golkar Kota Bitung Cindy Wurangian yang sudah dua periode menjabat sebagai Anggota DPRD Provinsi Sulut.

Baca Juga  Pakai Baju ASN, Kepala BPBD Minsel Ditemukan Tewas Tergantung Depan Pintu Kamar

Ada juga nama Ketua DPD II Partai Golkar Kota Tomohon Miky Wenur, yang pernah menjabat Ketua DPRD Kota Tomohon dan kini menjadi Anggota DPRD Tomohon.

Nama lain Ketua DPD II Partai Golkar Kota Kotamobagu Djelantik Mokodompit, tokoh Partai Golkar Bolmong Raya yang pernah menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Kotamobagu, Walikota Kotamobagu dan Anggota DPR RI.

Dan terakhir nama Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Minahasa Adrie Kamasi SH., MH., yang disebut-sebut bisa menjadi calon alternatif ketua Partai Golkar Sulut jika Jerry Sambuaga dan Jabes Gaghana menolak menjadi ketua Golkar Sulut. Pasalnya, politisi yang dikenal dengan inisial AK ini menjadi satu-satunya ketua DPD II yang belakangan sangat gencar melakukan konsolidasi partai dan aksi-aksi kemanusiaan di tengah pandemi Covid-19 serta aktif melakukan sejumlah terobosan untuk membesarkan partai. Bahkan informasi yang diperoleh kinerja hebat AK ini mendapat perhatian dari DPP Paryai Golkar. Namun sama seperti Jabes Gaghana, Adrie Kamasi yang memiliki bacground pengusaha sukses ini sepertinya saat ini lebih memilih fokus mengurus dan membesarkan Partai Golkar Minahasa.

Siapa lagi? Selain nama beberapa kader Partai Golkat tersebut, ada satu nama yang juga disebut publik berpeluang menggantikan CEP jika terjadi Musdalub. Dia adalah Elly Engelbert Lasut (E2L) yang menjabat Bupati Kabupaten Kepulauan Talaud saat ini. Sama seperti Jerry Sambuaga, E2L juga punya banyak kelebihan untuk menjadi ketua Partai Golkar Sulut. .

Namun yang membedakan, E2L saat ini bukan kader Partai Golkar. Padahal sesuai peraturan organisasi untuk menjadi ketua DPD I Partai Golkar, seseorang harus aktif terus menerus menjadi anggota Partai Golkar sekarang-kurangnya 5 tahun dan tidak pernah menjadi anggota partai politik lain, pernah menjadi Pengurus Partai Golkar tingkat kabupaten/Kota dan/atau pernah menjadi Pengurus Provinsi Organisasi Pendiri dan Yang Didirikan Partai Golkar selama 1 periode penuh, dinyatakan lulus mengikuti pendidikan dan pelatihan kader partai Golkar serta didukung sekarang-kurangnya 30% dari pemegang hak suara, yang dibuktikan dengan surat dukungan yang ditanda tangani oleh ketua dan sekretaris.

Baca Juga  Sebutan 'Susi Sigar Ratu Gerindra' Ditertawai Ketua Gerindra Sulut: Waktu 14 Februari Dia Ada di Mana?

Baca Juga  Datangi Masjid dan Bicara Soal Toleransi di Peringatan Turunnya Alquran, Pendeta Hanny Ungkap Kata Bijak Gus Dur dan Filosofi Pelangi

Tapi bisa saja E2L menggantikan CEP di Musdalub jika sudah mengantongi Surat Diskresi dari Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto, walau tidak mudah mendapatkannya dan tidak sembarang Ketua Umum DPP memberikan “surat sakti” tersebut.

Terlepas dari nama-nama tersebut di atas, tak bisa dipungkiri isu Musdalub tidak dengan mudah terwujud. Meski dinilai gagal total di Pilkada Serentak tahun 2020 dan adanya persoalan serius akibat ulah salah satu oknum petinggi DPD I yang telah menjadi sorotan publik, namun CEP terkesan masih sulit tergoyahkan dari jabatannya saat ini, karena memiliki hubungan yang sangat baik dengan DPP Partai Golkar, termasuk Ketua Umum Airlangga Hartarto.

Ini membuat sulit rasanya jika isu Musdalub itu benar-benar terwujud dan CEP diprediksi akan menjabat Ketua DPD I Partai Golkar Sulut sampai berakhirnya masa jabatannya di periode ini. Namun bisa saja demi kepentingan Pemilu dan Pilkada Serentak 2024, bukan tidak mungkin desakan para ketua DPD II untuk menggantikan CEP dikabulkan Ketua Umum. Jadi lagi-lagi keputusan Musdalub atau tidak tergantung keputusan Ketua Umum Airlangga Hartarto.

Dan sebelum sampai pada keputusan ketua umum, sebaiknya kedua belah pihak mengambil langkah bijak dan strategis.

Di satu sisi ada baiknya jika sebagai ketua partai, CEP membangun komunikasi dan merangkul kader-kader yang berseberangan atau yang kecewa dengan kepemimpinan CEP, sambil mengevaluasi kepemimpinannya. Karena bisa jadi isu Musdalub yang tengah bergulir ini sekedar mengingatkan CEP untuk segera memperbaiki kekurangan dari kepemimpinanya. Dan di sisi lain ada baiknya kader yang kecewa dan berseberangan dengan kepemimpinan CEP untuk terus memberi diri membesarkan Partai Golkar mengingat tahapan iven politik tahun 2024 mulai bergulir awal tahun depan.

So, kita tunggu saja apa yang terjadi ke depan, akankah ada Musdalub di tahun ini atau tunggu saja sampai CEP mengakhiri masa jabatannya? Karena yang pasti dalam politik segala sesuatu bisa terjadi dan serba mungkin, bahkan dalam hitungan detik sekalipun. (JPc)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0