FOTO: Pendeta Hanny Pantouw STh bagi-bagi uang kepada ibu-ibu muslim dan anak-anak mereka dalam aksi kemanusiaan LMI di Lapangan Kampung Ternate Kota Manado.
MANADO, JP – Tidak salah jika Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara (Kakanwil Kemenag Sulut) dan salah satu media televisi nasional menobatkan salah satu tokoh agama dan tokoh masyarakat Sulut Pendeta Hanny Pantouw STh sebagai tokoh Moderasi Beragama dan Tokoh Toleransi Nasional.
Pasalnya, dalam beberapa kegiatan yang dilakukan oleh Ketua Umum / Tonaas Wangko DPP Laskar Manguni Indonesia (LMI) yang viral di media sosial (media sosial) ini, selalu saja ada pesan toleransi beragama, baik itu di kegiatan keagamaaan umat muslim maupun di kegiatan kemanusiaan yang dilakukan organisasi yang dipimpinnya itu.
Sebut saja ketika beberapa kali menghadiri acara keagamaan umat muslim bersama para tokoh agama Islam baik dalam masjid maupun di ruang publik, Pendeta Hanny selalu menyampaikan ajakan untuk menghidupi toleransi beragama hingga menyeruhkan kata “takbir” yang viral di medsos.
Juga ketika Pendeta Hanny beberapa kali menyumbang dana dan membawa bantuan bahan material di Masjid untuk pembangunan tempat ibadah umat muslim di Manado, Langowan dan Tondano yang sempat viral.
Lebih viral lagi ketika Pendeta Hanny mengijinkan dan menyediakan tempat di rumahnya untuk umat muslim menggelar Sholad Magrib.
Bahkan saat melakukan aksi kemanusiaan Pendeta Hanny selalu menghadirkan potret toleransi yang sangat menginspirasi. Di mana ketika bencana alam menerjang Kota Manado yang membuat warga di kota ini menderita karena kesulitan memenuhi kebutuhan hidup, ia bersama jajaran Pengurus Laskar Manguni Indonesia (LMI) turun ke sejumlah titik lokasi rawan banjir dan menyalurkan bantuan berupa sembako, kasur, sepeda motor hingga uang tunai kepada warga yang menjadi korban banjir, Rabu (08/02/2023). Lagi-lagi pesan toleransi beragama dari Pendeta Hanny tersirat di aksi kemanusiaan LMI tersebut.
Di mana selain memberikan bantuan sembako, kasur, baju dan celana lsysk pakai, sepeda motor dan uang tunai kepada warga Manado yang beragama Kristen yang tertimpa banjir, Pendeta Hanny juga menyerahkan bantuan yang sama kepada warga muslim di Kota Manado yang juga menjadi korban banjir.
Seperti saat berada di Bailang, Pendeta Hanny bersama pengurus LMI membagikan bantuan kemanusiaan tersebut kepada umat muslim korban banjir. Namun ada momen yang mengharukan di kelurahan tersebut ketika Pendeta Hanny memberikan bantuan uang tunai untuk modal usaha kepada seorang wanita berjilbab yang sudah lanjut usia (lansial), yang belakangan diketahui bernama Oma Salim, yang mana semua bahan dagang di kiosnya rusak akibat terkena banjir.
“Ibu, dari Laskar Manguni Indonesia memberikan bantuan uang tunai katanya buat modal ibu ya buat warung (kios, red) ya,” kata Pendeta Hanny kepada Oma Salim.
Tangan Oma Salim gemetar saat menerima sebuah amplop putih yang diberikan Pendeta Hanny kepadanya. Begitu ia buka dan meihat uang dalam jumlah yang banyak, ia tak kuasa menahan tangis lalu menutup mukanya dengan uang yang diterimanya
“Alhamdulillah, terima kasih kepada bapak pimpinan Laskar Manguni Indonesis (Pendeta Hanny Pantouw) yang memberi bantuan kepada kami yang tertimpa bencana kemarin. Insya Allah mudah-mudahan kami doakan bantuan yang bapak berikan, akan selalu bapak dan jajaran diberikan kesehatan dan umur panjang serta rejeki yang banyak seperti ini. Rejeiki dari bapak ibu bisa kami rasakan secara langsung Kami merasa bersyukur,” ucap Oma Salim penuh haru.
Tak sampai di situ. Pendeta Hanny bersama pengurus LMI bergerak menuju ke Lapangan Kampung Ternate. Di sana sudah menunggu ratusan umat muslim yang menanti bantuan dari LMI. Dan setibanya di lapangan tersebut, Pendeta Hanny dan pengurus LMI langsung membagikan sembako, kasur dan pakaian layak pakai.
Dan suasana di lapangan itu pun heboh ketika Pendeta Hanny membagikan uang tunai kepada ibu-ibu muslim bersama anak-anak mereka. Mereka terlihat berdesak-desakan dan berebutan demi mendapatkan bantuan uang tunai dari Pendeta Hanny, sehingga membuat Pasukan Khusus (Pasus) LMI harus turun tangan mengatur ibu-ibu dan anak-anak tersebut agar tidak berdesakan. Sebaliknya Pendeta Hanny terlihat sabar namun cekatan membagi-bagikan uang kepada warga korban banjir tersebut.
“Terima kasih banyak kepada Pendeta Hanny Pantouw dan pengurus LMI yang sudah membantu kami yang terkena banjir baru-baru ini. Meski kita tidak seagama tapi Bapak Pendeta dan bapak ibu sekalian sangat peduli dengan kami. L Apa yang sudah diberikan ini sangat membantu kami. Semoga bapak Pendeta dan bapak ibu pengurus LMI selalu diberkati,” kata ibu-ibu muslim.
Adapun video terkait aksi kemanusiaan bernuansa toleransi beragama dari LMI ini telah beredar dan viral medsos. Namun bagi Pendeta Hanny yang terpenting bukan soal viral aksi kemanusiaan dan kepedulian yang sudah dia lakukannya bersama LMI, tapi bagaimana bisa berbagi dan memberi berkat bagi mereka yang sedang menderita.
Buktinya, kepada jejakpublk Pendeta Hanny Pantouw mengatakan bahwa aksi kemanusiaan dan kepedulian yang dia lakukan bersama LMI tidak melihat latar belakang agama dari warga penerima bantuan.
“Ini merupakan komitmen LMI untuk selalu menjadi berkat bagi banyak orang apapun agamanya. Dan ini juga membuktikan bahwa sejak berdirinya organisasi adat ini LMI selalu hadir membawa berkat bagi masyarakat terlebih yang menderita,” tegasnya.
Menurur Pendeta Hanny yang didampingi istri tercinta Maidy Pantouw – Palar, apa yang dilakukannya bersama LMI merupakan sebuah tanggung jawab untuk kebaikan bersama.
“LMI adalah bagian dari masyarakat. Sehingga kami harus turun untuk membantu masyarakat yang terkena bencana alam. Semoga bantuan yang kami berikan bisa sedikit mengurangi beban derita dan kesulitan hidup serta bisa membantu kebutuhan warga yang terdampak banjir,” tandas Pendeta Hanny.
Turut hadir dalam aksi kemanusiaan ini Ketua Dewan Penasehat DPP LMI Dr (HC) Djoddy Frol Mongkaren, Sekretaris Jenderal Drs Trius Semuel Abas, pengurus DPP LMI dan Pasukan Khusus, Wulan LMI serta Ketua LMI DPD Minahasa Selatan Tonaas Tommy Pantouw dan jajarannya. (JPc)
COMMENTS