HomeBeritaBerita Utama

Menangis Nonton Video Pembunuhan Guru oleh Siswa, Anggota Dewan Ini Beri Pesan Untuk Orang Tua

Menangis Nonton Video Pembunuhan Guru oleh Siswa, Anggota Dewan Ini Beri Pesan Untuk Orang Tua

MANADO, JP- Kasus pembunuhan secara sadis terhadap Alexander Valentino Pangkey (54), seorang guru agama di SMK Ichthus Manado, Kelurahan Mapanget Barat kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara, yang dilakukan siswa Kelas XI di sekolah tersebut berinisial FL (16), Senin (21/10/2019), mendapat perhatian banyak kalangan.

Tak terkecuali Anggota DPRD Kota Manado Jurani Rurubua SST. Rasa empati yang mendalam datang dari Srikandi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini, kala menonton video pembunuhan tersebut yang disebarkan di media sosial.

Bahkan Jurani sempat meneteskan air mata ketika melihat aksi siswa tersebut membunuh dengan sadis tanpa ampun terhadap guru agamanya itu sembari mengenang masa dia sewaktu sekolah dulu.

“Saat menonton saya tak sadar menangis. Begitu teganya, sang siswa membunuh dengan sadis tanpa ampun terhadap guru agamanya sendiri,” ujarnya kepada jejakpublik.com, Selasa (22/10/2019) sore.

Rasa empati Jurani sampai meneteskan air mata ini juga terjadi karena di saat bersamaan ia mengenang masa dia sewaktu sekolah dulu.

“Karena waktu sekolah dulu saya sangat menghormati guru. Guru masih jauh saya sudah siapkan diri tunduk wajah dan ucap salam, guru mata melotot saja sudah takutnya minta ampun, jangankan melotot, kalau sekali suruh diam aja… langsung diam sekelas.,” kenangnya.

Jurani pun mengecam tindakan pelaku. Karena menurutnya, apapun alasannya, ini tindakan kriminal dan kendati mungkin murid itu di bawah umur, tetap harus dihukum sesuai undang-undang yang berlaku untuk memberikan efek jerah agar pelaku tidak mengulangi perbuatannya dan anak-anak lain tidak ikut-ikutan melakukan hal yang sama.

Baca Juga  Delapan Parpol yang Lolos ke DPRD Talaud 2024-2029

“Saya mengecam tindakan tersebut, Masa hanya karena larangan merokok siswa tersebut tega membunuh Pahlawan tanpa tanda jasa. Apapun, ini tindakan kriminal, kendati mungkin murid itu di bawah umur, harus di hukum sesuai undang-undang yg berlaku dan memberikan efek jerah agar anak-anak ABG (Anak Baru Gede) lain tidak ikut-ikutan melakukan hal yg sama jika hukuman nya ringan di mata mereka

Bagi Jurani teguran dari korban untuk kebaikan dan masa depan pelaku.

“Bapak Alexander Pangkey (Korban, red) contoh guru yang baik, karena menegur untuk kebaikan masa depan siswanya tersebut, Almarhum rela nyawanya direnggut demi teguran yang nyata. Karena dengan undang-undang yg sekarang, sudah jarang lagi kita temui guru yang mau repot-repot urusin anak didiknya dengan teguran, karena banyak guru sekarang sudah takut menegur murid, nanti di tuntut orang tua murid atau pun di ajak berkelahi,” paparnya.

Legislator Manado dari daerah Pemilihan Singkil-Mapanget ini memberikan pesan untuk para orang tua atas kasus ini.

“Kasus ini menjadi peringatan bagi orang tua yang memiliki anak ABG menjelang dewasa. Anak-anak harus diajarkan pengendalian diri dan emosi. Sering memberikan perhatian kepada anak itu sangat dibutuhkan dari para orang tua untuk pertumbuhan karakter anak,” jelasnya.

Baca Juga  Tiga Jam Non Stop Bawakan Lagu Hits dan Khas Sulut, Iwan Fals: Manado Terus Diberkati. Salam Kerukunan!

Lebih jauh, Jurani berpesan agar orang tua harus berperan lebih banyak dari pada guru. Karena berapapun banyak waktu di sekolah, tetap lebih lama waktu harusnya dengan orang tua..

“Namun di era digital sekarang, anak-anak lebih banyak memahami hal-hal lewat dunia maya, ketimbang bahasa orang tua, karena orang tua dengan banyaknya kesibukan untuk mencari nafkah, ataupun malah banyak orang tua yg hanya sibuk di sosial media juga,” katanya.

“Berapa banyak yang saya temui banyak orang tua perempuan sekarang lebih mementingkan di depan handphone mengutak-atik media sosial ketimbang bicara empat mata dengan anak menanyakan aktifitas anak seharian.,” sambungnya.

Selain orang tua, lanjut Jurani, pendidikan agama sejak dini dan pembangunan karakter anak harus menjadi satu paket lengkap tentang moral dan takut akan Tuhan.

Apapun, ini tindakan kriminal, kendati mungkin murid itu di bawah umur, harus di hukum sesuai undang-undang yg berlaku dan memberikan efek jerah agar anak-anak ABG lain tidak ikut-ikutan melakukan hal yg sama jika hukuman nya ringan di mata mereka

“Intinya, Kita semua harus waspada. Karena tindakan kriminal tidak melihat usia, lingkungan dan keadaan apapun. Dan saya menyampaikan turut berdukacita atas meninggalnya Pahlawan tanpa tanda jasa bapak Alexander Pangkey. Saya berdoa semoga almarhum diterima di sisi kanan Tuhan dan kaum keluarga diberikan ketabahan dan kekuatan iman dari Tuhan,” tandas Tonaas Departemen Ekonomi Dewan Pimpinan Pusat Laskar Manguni indonesia (DPP LMI) ini.

Baca Juga  Ini Baru Hebat! Berkat Lobi SSK, 3 Pemain Sulut Bakal Berlatih di AC Milan

Diketahui, kejadian tragis ini terjadi pukul 9.30 WITA. Bermula ketika korban yang juga merupakan seorang pendeta, menegur pelaku karena merokok di lingkungan sekolah bersama dengan temannya OU.

Tak terima dengan teguran korban, pelaku pulang ke rumah yang hanya berdekatan dengan sekolah. Ia pun mengambil sebilah pisau dapur yang terbuat dari stainless dan kembali ke sekolah.

Saat kembali di sekolah, pelaku melihat korban hendak meninggalkan sekolah menggunakan sepeda motor. Ia pun mencegat korban di gerbang sekolah.

Masih di atas motor, korban dianiaya dengan cara ditikam di bagian tubuhnya berulang kali. Ketika korban masih di atas motor sampai koban turun, pelaku tetap melakukan penyerangan.

Beruntung ada guru dan siswa melihatnya dan langsung melarikan korban ke Rumah Sakit AURI. Akibat mengalami luka parah, korban pun dirujuk ke RSUP Kandou Malalayang. Sementara pelaku sempat melarikan diri setelah aksinya.

Sayangnya, malam harinya pukul 19.15 WITA, korban akhirnya meninggal dunia setelah mengalami perawatan intensif. Terdapat 9 tusukan di tubuh kotban. Atas persetujuan keluarga dan demi kepentingan penyidikan, korban pun diotopsi dan keluarga korban menempuh jalur hukum dengan melaporkan pelaku. Kapolsek Mapanget AKP Muhlis Suhani ketika dikonfirmasi membenarkan kejadian ini. Pelaku dan barang bukti telah diamankan di Mapolsek Mapanget. (JPc)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0