HomeBerita

AUDY KARAMOY, Dulunya Kepala Bas Pembangunan Gereja, Kini Terpanggil Jadi “Kepala Bas” Bangun Minahasa Maju

AUDY KARAMOY, Dulunya Kepala Bas Pembangunan Gereja, Kini Terpanggil Jadi “Kepala Bas” Bangun Minahasa Maju

MINAHASA, JP – Jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Minahasa tahun 2024, nama Audy Karamoy kian populer dan menjadi pembicaraan publik. Terlebih ketika pengusaha sukses ini mendaftarkan diri sebagai calon Bupati Minahasa di Partai Gerindra.

Meski sebagai seorang pengusaha yang sukses, namun Audy Karamoy dalam kesehariannya selalu tampil low profile. Gaya berpakaiannya pun sangat sederhana dan bicaranya pun kental dengan dialeg Manado. Namun dia dikenal sosok yang sangat peduli dermawan dan merakyat. Tak heran bila banyak orang menyebutnya Jokowi Minahasa (Mirip Presiden Joko Widodo sewaktu dulu hendak menjadi walikota Solo, red).

Semuanya itu ternyata mengambarkan perjalanan hidupnya yang menarik dan sangat inspiratif.

Audy Karamoy terlahir dalam keluarga yang sederhana 62 tahun silam dengan nama lengkap Jacob Pilemon Audy Karamoy. Ayahnya seorang guru dan ibunya berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Ia menjalani pendidikan sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Minahasa, tepatnya di SD GMIM Ranomerut Minahasa dan SMP Negeri Tandengan, lalu melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 2 Manado.

Kesukaannya terhadap dunia balap motor membuat Audy di usia muda menjadi seorang pembalap motorcross. Ia kerap ikut bertanding bersama pembalap Sulut lainnya di lintasan track motocross dengan berbagai jenis rintangan tersebut. Dari hobinya ini, Audy dilatih menjadi pribadi yang kuat dan tak mudah menyerah, cekatan dan sigap, pemberani, teliti, punya feeling yang baik, dan mampu menjaga keseimbangan. Selain pembalap, Audy kala itu juga suka olahraga sepak bola bahkan menjadi pemain Panter Bahu, sebuah klub sepak bola asal Manado yang cukup terkenal.

Dalam perjalanannya, Audy jatuh cinta dengan Linda Masengi, gadis asal Bahu Manado hingga kemudian menikah dan menjadi anggota jemaat GMIM Imanuel Bahu. Sebagai orang yang suka tantangan, perjalanan cinta Audy bersama Linda pun terbilang unik dan menarik.

Begitupun di tahun-tahun awal perjalanan hidupnya berumah tangga penuh kesulitan dan tantangan. Namun Audy tak pernah menyerah, ia justru bersukacita. Wujud tanggungjawabnya sebagai kepala keluarga, Audy kemudian meminjam truk milik ayahnya untuk menjalani usaha sebagai sopir pengangkut bahan material seperti batu, pasir, krikil dan sebagainya. Tempat mangkalnya di samping stadion Klabat Manado bersama sopir-sopir yang lain. Meski memperoleh pendapatan yang tidak seberapa, namun Audy mengaku tetap bersyukur kepada Tuhan yang telah memberikannya pekerjaan tersebut . Begitu juga dengan sang istri Linda Masengi.

Tak cuma jadi sopir truk, Audy juga mencoba usaha beternak babi. Ia rajin bangun pagi mencari makanan ternak di Pasar Bahu. Namun sayang usaha ini gagal lantaran. Tapi ia tak putus asa dan kemudian menjadi sopir pribadi sejumlah pejabat dan juga menjalani usaha pembuatan batako. Lagi-lagi pendapatan yang diperolehnya tidak seberapa dan ia mengaku tetap bersukacita.

Seiring berjalannya waktu, dengan bertambahnya jemaat maka lahirlah jemaat baru bernama GMIM Pniel Bahu di mana Audy bersama keluarganya menjadi jemaat di gereja tersebut. Ia pun ditunjuk menjadi kepala bas pembangunan gedung gereja jemaat yang dimekarkan itu.

Nah, dari sinilah (Membangun gedung gereja, red) Tuhan membukakan berkat-berkat melimpah untuk Audy. Ia mendapatkan banyak proyek di pemerintahan. Maklum rekan sejemaatnya yang juga menjadi pelayan khusus, banyak yang menjabat sebagai kepala dinas dan kepala balai. Para pejabat ini pun menawarkan kepada Audy untuk mengerjakan proyek-proyek pemerintah hingga akhirnya ia menjadi kontraktor besar yang menjelmanya menjadi pengusaha sukses. Hidupnya bersama keluarga pun berkelimpahan harta.

Baca Juga  Birokrat Senior Ferry Sangian Didorong Maju Pilbup Minsel Dampingi Frangky Wongkar, Terry Umboh: Duet Duo F Pasti Menang Satu Putaran

Namun demikian kondisi itu tak membuat Audy dan keluarganya sombong. Ia justru membalas kebaikan Tuhan ini dengan memberikan kontribusi bagi kemajuan daerah dan masyarakat. Terbukti, Audy dipercaya menjabat sebagai Sekretaris Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) periode tahun 1995-2000, Ketua Gabungan Pengusaha Kontraktor Nasional (Gabpeknas) Provinsi Sulut tahun 2005-2010 dan jabatan-jabatan organisasi pengusaha lainnya.

Tak cuma itu, sejalan dengan hobinya, Audy ikut berkontribusi memajukan olahraga di Sulut, sampai-sampai ia dijuluki “gila bola”. Kecintaan dan kepeduliannya yang besar terhadap sepak bola Sulut membuatnya ditunjuk sebagai Manager Persma tahun 1999-2005 dan Manager Manado United tahun 2010. Di bawah kepemimpinannya itu, meski lebih banyak di belakang layar, namun telah membuat Persma Manado dan Manado United menjadi klub kebanggaan Sulut yang mengharumkan nama daerah di kancah pesepakbolaan nasional.

Yang menarik, selain suka dan peduli dengan sepak bola dan motorcross serta kerap menggelar turnamen dari kedua olahraga ini, Audy juga suka dan sangat peduli dengan cabang olahraga lainnya seperti bola voli, catur, bridge, gateball, billiard, dan sebagainya. Untuk bola voli ia pernah memimpin salah satu tim bola voli ternama bahkan pernah menggelar pertandingan bola voli dengan menghadirkan wasit nasional di Sulut.

Audy juga intens menggelar pertandingan catur dan di sepanjang tahun 2024 ini ia menggelar pertandingan catur tingkat kabupaten setiap bulan di Moy Residance Tondano bekerjasama dengan Percasi Kabupaten Minahasa. Audy juga mengembangkan olahraga billiard dan gateball hingga akhirnya dipercaya menjabat sebagai Ketua PB POBSI Sulut periode 2010-2015 dan Ketua Pergatsi Sulut periode 2017-2025. Dan saat ini ia tengah mempersiapkan turnamen bridge, sepak bola dan bola voli, motor cross dan sebagainya. Dan belum lama ini ia memfasilitasi dan mensponsori lomba line dance tingkat Kabupaten Minahasa.

Wujud kontribusinya dengan menyiapkan fasilitas beserta sponsor dana ini dimaksudkan agar bakat dan talenta masyarakat di pelbagai cabang olahraga tersalurkan, juga untuk menghidupi dan memajukan olahraga di Sulut khususnya di Minahasa serta mencetak atlet-atlet berprestasi. Hebatnya, Audy melakukan banyak turnamen ini dengan menggunakan dana pribadinya.

“Sulut dan khususnya Minahasa memiliki sumber daya manusia yang luar biasa. Namun potensi ini tidak didukung dengan fasilitas, dana dan iven yang seharusnya intens digelar pemerintah apalagi didukung dengan APBD dan APBN. Intinya kita (Saya, red) ingin selalu memajukan olahraga dan menjalaninya dengan niat yang tulus agar olahraga kita berkembang baik dan pesat serta atlet-atlet kita berprestasi ke level nasional dan bahkan internasional,” ujar Audy.

Selain itu, sebagai pengusaha sukses ia tidak melupakan daerah asalnya Tondano yang merupakan ibu kota Kabupaten Minahasa. Berangkat dari keprihatinannya, Audy yang juga adalah Owner PT. Karmel One ini berkontribusi menunjang pariwisata daerah dan membuka lapangan kerja di Minahasa sekaligus ingin mengubah image Tondano kota mati, dengan membangun Moy Residance yakni hotel, restoran dan convention center serta tempat pemandian air panas yang sangat digandrungi warga dan wisatawan. Pembangunan Moy Ressidance ini juga atas permintaan Bupati dan Wakil Bupati kala itu Royke Oktavian Roring dan Robby Dondokambey (ROR-RD) waktu awal memimpin Minahasa, namun sayangnya hingga saat ini gedung-gedung mewah itu tidak pernah digunakan ROR-RD untuk menggelar kegiatan Pemkab Minahasa.

Baca Juga  Figur Rendah Hati dan Merakyat Audy Karamoy Sambangi Kawan Lama, Support Group Musik Bambu Desa Senduk

Sukses untuk hal-hal duniawi, Audy tak lupa berkontribusi dalam urusan rohani. Terbukti, dia menjabat sebagai Koordinator PKB Jemaat GMIM Imanuel Bahu periode 1995-2000 dan Koordinator PKB Jemaat GMIM Imanuel Bahu periode 200-2024. Istrinya Linda Masengi juga ikut memberi diri sebagai seorang pelayan khusus menjadi Penatua WKI GMIM.

Sebagai seorang pengusaha sukses yang dianggap punya kekuatan finansial, Audy pun diajak terjun ke dunia politik. Kala itu ia ikut membantu calon yang diusung PDIP meraih kemenangan di Pilkada diantaranya Olly Dondokambey-Steven Kandouw di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulut dan ROR-RD di Pilkada Minahasa waktu lalu. Bahkan untuk ini ia rela menggelontorkan dana dan fasilitas miliknya.

Bahkan ketika jelang Pemilu, dengan dananya sendiri Audy ikut berjuang memenangkan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka di Pemilihan Presiden (Pilpres) yang diusung Gerindra bersama partai politik lain Partai Golkar, Demokrat, PAN, PSI, PBB dan Gelora, yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju. Di mana hasilnya Prabowo-Gibran menang telak di Minahasa.

Dan seiring berjalannya waktu, ketertarikannya dengan dunia politik membuat Audy Karamoy yang akrab dengan inisial AKmoy ini mendaftarkan diri menjadi kader Partai Gerindra. Apalagi ditambah dengan kesuksesan Partai Gerindra meraih 8 kursi di DPRD Minahasa dari sebelumnya 2 kursi pada Pemilihan Legislatif (Pileg) dan menempatkan diri sebagai partai pemenang kedua Pileg tahun 2024 di Kabupaten Minahasa.

Keputusan Audy terjun ke dunia politik mendapat respon positif dari masyarakat Minahasa dan Forum Tou Minahasa, organisasi yang telah memiliki kepengurusan sampai ke tingkat desa dan kelurahan. Mereka bahkan mendorong Audy Karamoy maju sebagai calon Bupati Minahasa di Pilkada Minahasa tahun 2024.

Bak gayung bersambut, Audy akhirnya mendaftarkan diri sebagai calon Bupati Minahasa di Partai Gerindra. Walau sesungguhnya sebagai pengusaha dirinya sudah sangat mapan. Sudah selesai dengan hidupnya. Bahkan anak-anaknya pun sudah sukses semua. Lalu apa yang hendak dicari Audy Karamoy di pencalonannya ini?

“Kita maju di Pilkada Minahasa sebagai calon bupati bukan untuk cari kaya, bukan mo kejar harta dan nama, tapi semata-mata karena kita cinta Minahasa. Harus kita akui Minahasa dari dulu masih babagitu terus. Walau so ganti-ganti bupati deng wakil (bupati) tapi nda maju-maju. Janji kampanye yang dorang (para calon, red) ada sampaikan lalu nyanda terwujud. Ini yang membuat kita prihatin dan atas dorongan masyarakat dan Forum Tou Minahasa akhirnya kita maju di Pilkada Minahasa. Kita nda bisa lihat kita pe kampung halaman terkebelakang. Niat kita tulus untuk membangun Minahasa Maju,” bebernya

Diungkapkan Audy, keputusannya mendaftar hanya di Partai Gerindra karena keberhasilan partai ini meraih hasil signifikan di Pemilu menjadi pemenang kedua dengan 8 kurs8 sehingga bisa mengusung sendiri dan menjadi pemenang Pilpres bersama sejumlah partai dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM), di mana sang ketua umum sekaligus putra berdarah Minahasa Prabowo Subianto menjadi Presiden RI. Dan jika Gerindra sukses memenangi Pilkada Minahasa, maka sinergitas tercipta dengan baik antara pusat dan daerah.

“Saatnya Partai Gerindra harus memenangi Pilkada Minahasa demi merebut Top Eksekutif Minahasa dan mewujudkan Minahasa Maju. Dan nanti kita punya akses ke pusat, karena Presiden kita adalah putra berdarah Minahasa dan juga ketua umum Gerindra,” tegasnya.

Bahkan dibanding kandidat yang lainnya, Audy benar-benar siap. Ia tidak hanya memiliki visi misi dan program serta dokumen sebagaimana persyaratan yang harus dipenuhi seorang cabup Minahasa, ia juga siap secara finansial dan memiliki relawan Forum Tou Minahasa yang sudah mengakar di masyarakat dengan kepengurusan sampai di tingkat desa dan kelurahan se-Minahasa. Juga ia memiliki atribut baliho dan kaos yang tersebar di seluruh desa dan kelurahan se-Minahasa. Belum lagi sosialisasi Audy bukan baru sekarang menjelang Pilkada tapi sudah sejak dulu karena dia merupakan Tou Tondano, Tuama Minahasa, warga asli yang sejak lahir tinggal menetap di Minahasa, sehingga diyakini menjadi cabup yang paling memahami kondisi daerah Minahasa.
Gaya politiknya di Pilkada inipun mengikuti jejak Prabowo-Gibran saat Pilpres lalu yakni politik riang gembira, di mana ia menggelar banyak iven yang menghadirkan keceriaan.

Baca Juga  Golkar Minahasa Terus Bergerak, 3 Pimpinan Kecamatan Sukses Gelar Musyawarah Desa dan Kelurahan

Ia meyakini dengan kesiapannya ini serta ditunjang mesin partai yang kuat dari Partai Gerindra sebagai pemenang pilpres dan pemenang kedua pileg Minahasa, bahkan bukan tidak mungkin didukung pula oleh partai-partai Koalisi Minahasa Maju (KMM) yakni Partai Golkar, Demokrat, Nasdem dan Perindo, maka dia akan memenangi Pilkada Minahasa.

Apalagi derasnya dukungan kepada Audy untuk berpasangan dengan sosok milenial Perly Pandeiroot, Ketua DPC Partai Gerindra Minahasa di Pilkada Minahasa. Duet ini dinilai merupakan komposisi yang ideal karena perpaduan antara tua dan muda, etnis Tolour dan Toutemboan, serta perpaduan dua pengusaha yang sukses.

“Semuanya tergantung Partai Gerindra apakah mau mengusung kita sebagai calon Bupati Minahasa atau tidak. Jika kita yang diusung, kita siap all out bertarung dan meraih kemenangan di Pilkada (Minahasa) bersama seluruh pengurus dan kader partai, pengurus relawan dan masyarakat,” tukasnya.

Dengan mengusung Visi “Minahasa Maju”, Audy ingin mewujudkan 8 Misi yakni maju dalam demokrasi, maju dalam ekonomi, UMKM dan kesejahteraan, maju dalam birokrasi, maju dalam sosial kemasyarakatan, maju dalam pendidikan dan kesehatan, maju dalam pariwisata dan kebudayaan, maju dalam kepemudaan dan olahraga serta maju dalam sumber daya diantaranya pembangunan mental dan infrastruktur, dengan menggunakan konsep membangun yang unik namun jitu.

“Jika diusung cabup dan terpilih, maka sebagai bupati Minahasa kita tidak akan korupsi. Kita total bekerja untuk masyarakat Minahasa. Kita akan beking apa yang rakyat pe mau,” tegasnya.

Audy menyadari bahwa APBD Minahasa terbatas sehingga jika nantinya terpilih ia akan memaksimalkan jaringan yang dimilikinya sebagai pengusaha, melibatkan swastanisasi dengan menghadirkan investor besar di Indonesia dan dari luar negeri, bahkan termasuk didalamnya mengajak seluruh kawanua Minahasa yang berada di luar Minahasa, Sulut, Indonesia bahkan di luar negeri untuk berkontribusi membangun Minahasa.

Akhirnya, keputusan Audy Karamoy maju di Pilkada Minahasa bukan sekedar untuk ikut ramai atau bukan juga untuk mencari nama, sensasi, kedudukan dan kekayaan pribadi, keluarga dan kelompok tertentu, namun didasari oleh niatnya yang kuat dan hatinya yang tulus. Ia memang bukan seorang doktor, bukan juga profesor, tidak memiliki pendidikan tinggi. Ia hanya bergelar SMA, terlahir dan hidup sebagai rakyat biasa yang telah diangkat Tuhan menjadi pengusaha sukses untuk membaktikan dirinya melayani masyarakat Minahasa. Sungguh ini pekerjaan Tuhan yang luar biasa baginya, keluarganya dan kelak untuk Minahasa. Karena Audy Karamoy yang dulunya hanya seorang kepala bas untuk pembangunan gerejanya, kini terpanggil untuk menjadi “kepala basnya” masyarakat Minahasa alias menjadi Bupati Minahasa, demi membangun Minahasa Maju. (Simon)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0