JAKARTA, JP- Bupati Minahasa Selatan Christiany Eugenia Paruntu alias Tetty Paruntu sempat mengejutkan banyak kalangan ketika datang ke istana kepresidenan, di sela-sela agenda Presiden menerima dan berkenalan dengan calon anggota kabinetnya, Senin (21/10/2019).
Kala itu, Tetty yang mengenakan baju putih seperti kandidat lainnya disebut-sebut menjadi salah satu menteri. Namun berbeda dengan kandidat lainnya, setelah tiga jam Tetty akhirnya meninggalkan istana dan oleh pihak istana Ketua DPD 1 Partai Golkar Sulut itu disebut tidak jadi bertemu Presiden Jokowi. Alhasil, Tetty pun batal menjadi menteri.
Kepada wartawan Ilham Bintang, Tetty menceritakan alasan ia datang ke istana kepresidennya dan apa yang dilakukan didalam istana.
“Hari Minggu (20/10/2019) saya dihubungi Mensesneg (Menteri Sekretaris Negara) Pratikno via WhatsApp untuk menghadap Presiden. Ini masih saya simpan pesannya di WhatsApp. Pesan beliau masuk pukul 22.27 WIB. Emangnya saya gila datang ke Istana tanpa diundang,” ujarnya sambil memperlihatkan WhatsApp dari Mensesneg.
Diceritakan Tetty, setelah menunggu di ruang tamu satu jam lebih, sekitar pukul 11.30 WIB ia diminta mengisi formulir oleh protokol istana dan menandatangani “Pakta Integritas” yang berisi beberapa hal, diantaranya tidak tersangkut kasus hukum, kewarganegaraannya tidak berstatus ganda (dwikewarganegaraan). Dan semuanya dijawab Tetty dan formulir itupun ditandatanganinya.
“Lalu saya pindah tempat menunggu di lounge istana. Tidak berapa lama, Mensesneg Pratikno datang dan memberitahu saya telah menerima sms,” ujarnya tanpa mengetahui isi sms tersebut.
Lalu, lanjut Tetty, Mensesneg Praktikno meminta klarifikasi darinya terkait dua kasus, yakni mengenai keterlibatan Tetty dalam kasus Bowo Sidik yang diperiksa KPK dan yang sudah memasuki tahap persidangan di pengadilan Tipikor dan kasus mutasi ASN di kantornya yang mengakibatkan sekdanya dilidik pihak berwajib.
Tetty pun mengklarifikasi langsung di depan Pak Pratikno, terkait dua kasus itu.
“Saya katakan ke Mensesneg bahwa benar saya pernah diperiksa KPK sebagai saksi. Kesaksian membantah tuduhan memberi uang kepada Bowo. Dalam persidangan Bowo juga tidak menyatakan saya memberi uang. Clear. Selesai,” jelasnya.
“Saya juga membantah soal kasus mutasi ASN, yang ditanyakan Pak Pratikno. Kasus itu sama sekali tidak ada. Saya juga heran, kok isu itu muncul,” tambahnya.
Kemudian, menurut Tetty, Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto datang dan membantunya menjelaskan mengenai tuduhan itu. Baru setelah itu Tetty memutuskan untuk meninggalkan istana lewat pintu samping.
Menurut Tetty, dia diusulkan resmi oleh Partai Golkar untuk menjadi anggota Kabinet Jokowi-Ma’ruf.
“Saya diberitahu Pak Ketum (Airlangga, red) di kantor Golkar tiga hari lalu, hari Jumat. Pak Airlangga menyampaikan bahwa saya termasuk dari empat nama dari Partai Golkar yang diusulkan menjadi anggota kabinet. Tiga lainnya, Pak Zainuddin Amali, Pak Agus Gumiwang, dan Pak Airlangga sendiri. Saya tidak pernah minta-minta untuk diutus Partai Golkar. Catat itu Bang, “ tegasnya.
Namun Tetty mengaku tidak kecewa oleh kejadian yang tidak mengenakkan dirinya tersebut. Baginya, apa yang terbaik buat Presiden Jokowi, akan didukungnya. (JPc/kumparan)
COMMENTS