HomeBeritaBerita Utama

FPSL 2019, Merayakan Keragaman Budaya Maritim di Kota Bitung

FPSL 2019, Merayakan Keragaman Budaya Maritim di Kota Bitung

SENIN (07/10/2019) siang ini, Pemerintah kota Bitung di bawah kepemimpinan Walikota Maximilian Jonas Lomban dan Wakil Walikota Maurits Mantiri akan menggelar iven akbar pariwisata bertajuk “Festival Pesona Selat Lembeh (FPSL).

Iven nasional ini sudah diselenggarakan sejak tahun 2013 di Kota Bitung, Sulawesi Utara.

Berawal dari inisiatif masyakarat yang mayoritasnya bekerja sebagai nelayan menggelar festival budaya maritim yang memperkuat jalinan hubungan antarwarga kota ini semakin berkembang dari tahun ke tahun.

Lalu Pemkot Bitung melihat festival ini sebagai satu kekuatan baru untuk memperkenalkan kekayaan obyek pariwisata maritim dan meningkatkan ekonomi warga di Kota Bitung. Terutama akibat kebijakan pemerintah yang sangat ketat di bidang perikanan.

Dan tahun 2016, Pemkot Bitung menggarap serius FPSL ini. Bahkan yang membanggakan pada tahun 2019 ini FPSL masuk menjadi bagian dari “100 Calendar of Events Wonderful Indonesia” setelah terseleksi dari 6000 kegiatan seni budaya di seluruh Indonesia sepanjang tahun ini.

Baca Juga  Jemaat GMIM Diminta Ibadah di Rumah Masing-Masing, Serah Terima BPMJ Ditunda

“Ini sebuah hadiah besar bagi Festival Pesona Selat Lembeh dan Kota Bitung. Namun sekaligus menjadi sebuah tantangan besar. Tantangan untuk menyajikan pagelaran yang lebih baik, lebih bagus, lebih berbobot dan tentu lebih indah, agar menjadi suguhan berkalas nasional, bahkan internasional,” papar Ketua Panitia FPSL 2019 Andre Sumual.

Pria yang sehari-hari akrab dipanggil Opa mengatakan, Selat Lembeh sebagai urat nadi kehidupan Kota Bitung adalah contoh sebuah konsep kolaborasi besar yang dari tahun ke tahun telah mengalirkan darah kehidupan bagi masyarakat.

Kolaborasi 14 instansi kemaritiman memberikan denyut bagi jantung perekonomian dan industri pariwisata menjadi suplemen dalam menyegarkan Selat Lembeh dan Kota Bitung.

Baca Juga  UKK dan TPI di Talaud, Elly: Kita Butuh Untuk Pelaksanaan KEK

Di bawah laut Selat Lembeh hidup berbagai flora fauna yang ratusan di antaranya adalah species endemik yang tak bisa ditemukan di belahan dunia manapun.

“Ini adalah kekayaan alam yang berkolaborasi membentuk ekosistem sendiri yang unik,” jelas pria berusia 53 tahun tersebut, yang sibuk bolak-balik Jakarta-Bitung selama sebulan terakhir ini.

Baginya, Selat Lembeh itu bagaikan taman ikan yang menjadi tempat hidup dari ratusan jenis ikan yang berada di dalamnya.

“Makanya dalam FPSL 2019 ini kita merayakan keberagaman budaya maritim kita yang sudah dikenal di seluruh dunia,” tambah Opa.

Iven akbar ini juga diyakini akan menarik wisatawan mancanegara sehingga tidak saja membawa dampak positif bagi pariwisata tapi juga meningkatkan perekonomian kota Bitung.

Baca Juga  Olly Irup, Peringatan Hari Perhubungan Nasional jadi Momentum Introspeksi

Sebelum menggelar acara puncak ini, ada rangkaian kegiatan yang mendukung kegiatan FPSL 2019 seperti latihan yoga oleh Anjasmara, lomba lari 10K, dan pengucapan syukur.

Dan dengan mengangkat tema “The Garden of Fish”, iven akbar ini akan berlangsung selama empat hari berturut-turut hingga 10 Oktober 2019, yang berpusat di kawasan Pasukan Satuan Patroli Pangkalan Utama TNI AL di Kota Bitung.

Dijadwalkan Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo akan hadir membuka iven pariwisata ini dan sekaligus berbaur bersama warga Kota Bitung merayakan keragaman yang menjadi ciri khas negara kita Indonesia dalam festival budaya maritim ini.

Mari, jo, ka Bitung! (JPc/Abi Hasantoso)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0