HomeBerita

Gerindra-Nasdem Berbagi Posisi dalam Koalisi Pilgub dan Pilwako Bitung, Akankah Berlanjut di Minahasa?

Gerindra-Nasdem Berbagi Posisi dalam Koalisi Pilgub dan Pilwako Bitung, Akankah Berlanjut di Minahasa?

 

FOTO: Ketua DPW Partai Nasdem Victor Mailangkay menyerahkan Rekomendasi Dukungan dari Partai Nasdem kepada Yulius Selvanus menjadi calon Gubernur Sulut di acara peresmian Rumah Pemenangan YSK.

MANADO, JP – Konstalasi politik di Sulawesi Utara masih dinamis dan bisa berubah-ubah, terutama di kabupaten/kota se-Sulut. Termasuk koalisi yang dibangun partai-partai politik di Pilkada Serentak tahun 2024.

Seperti koalisi yang terbangun antara Partai Gerindra dan Partai Nasdem. Koalisi ini bermula ketika Prabowo Subianto selaku Ketua Umum Partai Gerindra menetapkan Yulius Selvanus menjadi calon Gubernur Sulut. Pasca penetapan itu, jenderal bintang dua yang akrab dengan inisial YSK (Yulius Selvanus Komaling) ini, membangun komunikasi dengan sejumlah partai politik, salah satunya dengan Partai Nasdem. Hal ini dilakukan mengingat Partai Gerindra belum memenuhi syarat mengusung calon sendiri di Pilgub Sulut karena hanya mengantongi 4 kursi di DPRD Sulut hasil Pemilu 2024 dari syarat Undang-undang minimal 9 kursi.

Pilihan berkoalisi dengan Nasdem oleh Gerindra merupakan langkah yang tepat, karena di satu sisi partai besutan Surya Paloh ini memiliki 7 kursi di DPRD Sulut berdasarkan hasil Pemilu 2024 lalu tapi tidak memiliki figur kuat yang bisa diusung menjadi calon Gubernur Sulut, dan di sisi lain koalisi ini akan menghasilkan 11 kursi di DPRD Sulut dan itu sudah cukup menghantar YSK mendaftar sebagai calon Gubernur Sulut di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sulut.

Baca Juga  Walikota Manado Bahas Program Normalisasi Sungai dengan Balai Wilayah Sungai Sulawesi 1

Kerelaan Nasdem yang memiliki kursi lebih banyak dari Gerindra ini, akhirnya berbuah manis. YSK ingin agar kader Nasdem mendampinginya menjadi calon Wakil Gubernur Sulut. Terdapat 4 nama kader Nasdem yang mengemuka, yakni Ketua dan Sekretaris DPW Partai Nasdem Sulut Victor Mailangkay dan GSV Lumentut, serta Tatong Bara dan Ketua DPD Partai Nasdem Minahasa Braien Waworuntu. Tinggal menunggu siapa kader Nasdem ini yang dipilih menjadi pendamping YSK.

Bak gayung bersambut, jatah “papan dua” yang diperolehnya membuat Nasdem dengan penuh keyakinan memberikan rekomendasi dukungan penuh kepada YSK sebagai calon Gubernur Sulut pada acara peresmian Rumah Pemenangan YSK di jalan Ahmad Yani Sario, kota Manado beberapa hari lalu.

Selanjutnya, koalisi Gerindra-Nasdem yang terbangun di Pilgub Sulut ini dikabarkan berlanjut ke kabupaten/kota. Ini sudah mulai terlihat di Kota Bitung. Wakil Walikota Bitung Hengky Honandar (HH) yang jelang Pilkada Serentak 2024 menjadi kader Partai Demokrat dan tiba-tiba sudah menjadi kader Partai Gerindra, secara mengejutkan menjadi kader Nasdem dan disebut-sebut akan maju sebagai calon Walikota di Pilwako Bitung berkoalisi dengan Partai Gerindra yang menempatkan kadernya Randito Maringka (RM) di “papan dua”.

Baca Juga  Politisi Senior PDIP: Pertandingan Selesai Jika 'Merah-Kuning' Berkoalisi di Pilkada Minahasa Usung RD-AK

Hal ini terbilang unik. Gerindra yang memperoleh 7 kursi di DPRD Kota Bitung hasil Pemilu 2024 lalu, sesuai aturan boleh mengusung calon sendiri. Namun partai besutan Presiden RI terpilih ini diduga legowo merelakan posisi calon Walikota menjadi “milik” partai Nasdem yang hanya mempunyai 4 kursi di DPRD Bitung, sedangkan Gerindra sendiri kebagian posisi calon Wakil Walikota Bitung yang akan ditempati kadernya Randito Maringka dalam koalisi tersebut. Duet duo pengusaha terkaya di kota Cakalang HH – RM ini diyakini bisa mengalahkan jagoan PDIP di Pilwako Bitung.

Pasca Bitung, kini muncul kabar terbaru koalisi Gerindra-Nasdem bakal berlanjut di Kabupaten Minahasa. Meski belum ada pernyataan resmi dari petinggi kedua parpol ini, namun informasi yang diperoleh jejakpublik.com menyebutkan bahwa komunikasi menciptakan koalisi Gerindra -Nasdem di Pemilihan Bupati Minahasa sekaligus membagi jatah posisi calon Bupati dan Wakil Bupati Minahasa, sedang dibangun kedua parpol tersebut.

Mungkinkah ini terjadi? Tidak semudah seperti koalisi Gerindra-Nasdem di Pilgub Sulut dan Pilwako Bitung. Pasalnya, di satu sisi Gerindra Minahasa memiliki 8 kursi di DPRD Minahasa sehingga memenuhi syarat bisa mengusung sendiri, sementara Nasdem hanya punya 1 kursi di DPRD Minahasa. Dan di sisi lain Gerindra kebanjiran figur calon Bupati dan Wakil Bupati Minahasa. Tercatat dari 11 figur yang sudah mendaftar di Gerindra, 5 figur diantaranya mendaftar sebagai calon Wakil Bupati Minahasa.

Baca Juga  Audy Karamoy Tampil Memukau dengan Ide Brilian "Minahasa Spektakuler", Peserta Rakercab Gerindra Nilai Terbaik

Pertanyaannya, akankah Gerindra memberikan posisi “papan dua” kepada kader Nasdem? Sulit memang namun dalam politik segala sesuatu bisa terjadi.
Lihat saja koalisi yang dibangun Gerindra-Nasdem di Kota Bitung, di mana Gerindra yang memiliki 7 kursi dan bisa mencalonkan sendiri di Pilwako Bitung, merelakan posisi calon Walikotanya kepada kader Nasdem. Apalagi di Pilbup Minahasa yang posisi “papan satunya” tetap menjadi milik kader Gerindra, sehingga walaupun banyak figur yang mendaftar sebagai calon Wakil Bupati Minahasa, bukan tidak mungkin posisi “papan duanya” diberikan kepada Nasdem yang tentunya memiliki kader yang mumpuni untuk diusung di Pilbup Minahasa mendampingi calon Bupati Minahasa usungan Gerindra. Target menang di kampung halaman Prabowo Subianto dan peluang head to head melawan PDIP bisa menjadi pertimbangan bagi Gerindra untuk tak sekedar berkoalisi tapi juga berbagi posisi cabup (Gerindra) dan cawabup (Nasdem) di Pilbup Minahasa. Kita tunggu saja! (Simon)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0