HomeKolom & Interaktif

Kepercayaan Akan Adanya Tuhan

Kepercayaan Akan Adanya Tuhan

Oleh: LuhPutu Dina Satriani
(Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja-Bali, Komunitas Penulis Art & Culture)

SEPERTI yang kita ketahuidi era 4.0, kita sering mendengar kata orang mengenai tuhan. Apakah kalian percaya bahwa Tuhan ada?. Perlu kita tahu sebagai umat yang taat akan agama selalu meyakini bahwa tuhan itu berada dimana-mana (wyapi wyapaka), dengan kita menyembah dan selalu memujanya, sehingga rasa percaya akan keberadaan tuhan selalu melekat dibenak kita. Tapi apa boleh buat jika ada orang acuh tak acuh dengan hal tersebut bahkan mereka enggan dengan hal itu sambil berkata: “Mengapa kita percaya dengan Tuhan padahal kita hanya menyembah batu?” kita sadari jika ada orang yang berkata itu berarti mereka hanya melihat dari satu sisi saja tanpa tahu sisi lain dari ajaran agama.

Baca Juga  Bersahabat Dengan Corona

Sehingga dengan kita menyadari bahwa ada sesuatu pada agama yang lebih daripada sekedar rasa takut, dimana kita percaya bahwa Tuhan itu selalu didalam diri kita yang dimana ada roh yang menjiwai hidup kita, namun kita merasakan kemungkinan untuk mendekatkan jarak padanya dan tidak merasa bahwa bahwa Tuhan itu selalu ada di dekat kita dimanapun kita berada. Maka, untuk mencapai hal itu, kita harus mampu memahami hakikat dari agama itu sendiri. Dimana dalam ajaran kitab suci, teologi dan sejarah kehidupan kita tentang agama, kita hanya perlu memahami konsep dari agama tapi yakinkanlah bahwa tidak terasa hadir dalam semua karena tuhan selalu berada dijiwa kita.

Namun, perlu kita ketahui sejarah agama dalam kepercayaan telah mengungkapkan kita sebagai makhluk spirituak sekaligus makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan selalu membutuhkan orang lain. Maka kita akan sadar bahwa diri kita diciptakan oleh Tuhan dengan segala manifestasinya dan kita meyakini kepercayaan ini ketika tahu bahwa hal terbesar kita lahir akibat dari adanya reinkarnasi, sehingga kekuatan alam yang sangat luar biasa hingga bisa terciptanya dunia ini sekaligus menciftakan manusia dengan segala bentuk kemahamuliaan Tuhan sehingga kita yakin bahwa keberadaan Tuhan itu ada.

Baca Juga  SEKILAS SEJARAH MATAKIN Catatan HUT ke-97 MATAKIN: 12 April 1923-12 April 2020 (Bagian 4)

Dengan adanya etika, kita mempunyai displin pikiran dan hatinya sendiri bagi manusia sebagai sarana mereka menemukan keyakinan pada agama. Sehingga kita tidak terlepas dari sifat nonduniawi dan duniawinya, karena kita terikat dengan hal tersebut, dan pada hakikatnya kita akan kembali ke asal kita dimana kita akan menyatu dengan Tuhan dengan melepas badan kasar (stula sarira), kemudian badan halus (antakarana sarira) akan kembali ke asalnya.

Sesungguhnya jika dalam teologi kisah tuhan akan penuh gairah dan ketegangan, itupun seperti beberapa konsep lain tentang realitas tertinggi yang sejauh mana kita tahu ditunjukkan luasnya hasrat akan ekspresi yang lebih imajinatif tentang kebenaran agama. Namun demikian, pada dasarnya mitos-mitos dalam kaum mistik kita melihat bahwa Tuhan berinkarnasi sesuai dengan tugasnya.

Baca Juga  Bahasa Indonesia di Era Kurikulum Merdeka Belajar

Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa kepercayaan akan Tuhan itu, perlu ada dalam diri kita, dan kita sebagai manusia setidaknya menyadari akan keberadaan Tuhan. Tetapi itu balik pada diri kita sendiri, karena dalam ajaran agama tidak ada ajaran untuk memaksa dan pada intinya kita tetap harus berpedoman sesuai dengan ajaran, agar tidak menyimpang dengan ajaran agama kita. (*)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0