LARANGAN keluar rumah sebagaimana anjuran Pemerintah sangatlah tepat untuk menghindari diri dari bahaya terjangkit virus corona (Covid-19) yang kian mewabah.
Namun larangan ini sulit dipenuhi mereka yang kesehariannya menjalankan profesi sebagai jurnalis.
Pasalnya, di satu sisi tingginya kebutuhan masyarakat akan informasi yang ter-update, terlebih seputar virus corona dan di sisi lain keharusan memenuhi kewajiban sebagai seorang karyawan perusahan media, membuat para kuli tinta ini harus keluar rumah untuk melakukan peliputan.
Dan mau tidak mau sang jurnalis dekat dengan siapa saja yang mungkin saja ada yang sudah terjangkit virus corona tanpa ia sadari.
Seperti yang dialami WD, jurnalis otomotif salah satu media massa. Karena sibuk menjalankan tugas jurnalistiknya, warga Kabupaten Tangerang ini akhirnya terpapar virus corona. Iapun menjadi Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19.
Ini terungkap dari cuitannya di akun Twitter pribadi yang sempat menjadi perbincangan hangat warganet. Apalagi, tulisannya di akun media sosial tersebut ditujukan kepada Presiden Joko Widodo dan Menteri Kesehatan Terawan.
“Pak Jokowi dan Dr Terawan, semoga bapak-bapak sehat. Mohon bantuan RS rujukan. Semalam saya di RSUD Kabupaten Tangerang, 5 jam tanpa tindakan. Saya tidak kuat. Sekarang saya di Eka Jaya Hospital, BSD. Harus balik lagi ke RSUD. Maaf merepotkan, terima kasih. Wassalamu’alaikum,” tulis WD pada Jumat (20/03/2020) lalu.
Curahan hati sang jurnalis yang kesakitan kepada orang nomor satu di Indonesia dan di Kementerian Kesehatan RI ini menggambarkan pelayanan yang diduga lamban dari pihak rumah sakit, meski yang bersangkutan sudah berstatus PDP.
Lagi-lagi alasannya hanya bersifat administratif, yang seharusnya bisa dikesampingkan dulu demi menyelamatkan nyawa sang jurnalis. Kenyataan itu membuatnya semakin tak berdaya digerogoti virus corona.
“RSUD Kabupaten Tangerang ini memang rumah sakit rujukan Covid-19. Dia datang untuk berobat ke sini. Yang bersangkutan memang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19. Sayangnya, dia datang tidak membawa surat rujukan,” demikian penjelasan dari Kepala Humas RSUD Kabupaten Tangerang Muhammad Rifki.
Dan diduga karena lamban ditangani pihak medis, sang jurnalis itu pun tak kuat lagi menahan rasa sakit akibat paparan virus corona hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhir.
Kematian WD tak hanya ditangisi sesama rekan seprofesinya, tapi juga orang lain yang mengenalnya.
“Dan tadi subuh, ketika berita duka itu terbaca di-WA, dan saya sampaikan ke istri, hati kami laksana teriris silet. Air mata pun tak bisa dibendung. Kesedihan bukan semata lantaran kami sulit datang memberi penghormatan terakhir ke rumah duka. Tapi karena begitu banyak memori ketulusan dan keagungan persahabatan kami,” tulis Hendra Noor Saleh alias Ko Hen selaku Presdir PT Dyandra Promosindo fi akun facebooknya, yang adalah sahabat terdekat WD.
“Selamat jalan sahabat seperjuangan (WD). Doa kami semoga kau mendapat tempat yang layak di sisi-Nya dan kami akan terus melanjutkan perjuanganmu di tengah wabah corona yang kian mengganas ini. Dan untuk rekan-rekan yang masih berjuang di lapangan, tetap siap siaga. Pastikan masker dan perlengkapan lainnya tersedia,” tulis rekan-rekan WD di akun facebook mereka. (JPc/fri)
COMMENTS