Oleh: Gerardus Ngoranmele
(Mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng, Sulawesi Utara. Komunitas Penulis Art & Culture)
SEPERTI yang telah diketahui bersama bahwa, hingga saat ini, Covid-19 masih melanda berbagai daerah di Indonesia. Covid-19 begitu relatif cepat penyebarannya melalui percikan saat seseorang yang terinfeksi batuk, bersin atau berbicara. Penyebaran Covid-19 yang begitu tak terbendung, memaksa semua kegiatan yang sifatnya mengumpulkan masa harus dihentikan guna memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19. Masyarakat dianjurkan untuk mengikuti protokol kesehatan dengan menggunakan masker, rajin mencuci tangan, menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta menjaga jarak dengan orang lain.
Meskipun demikian, hingga saat ini, Covid-19 di berbagai negara, khususnya di Indonesia telah mengalami penurunan. Dengan adanya penurunan angka penyebaran Covid-19 di beberapa daerah Nusantara, membuat pemerintah mengambil sebuah kebijakan sebagai langkah awal untuk berpacu dalam melodi hidup baru, yakni New Normal. Kebijakan pemerintah ini tentu berimplikasi terhadapat perubahan sosial yang dialami oleh masyarakat. Perubahan tersebut mencakup bidang ekonomi, pendidikan, politik, budaya, dan sebagainya.
Era New Normal adalah salah satu kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah sebagai upaya untuk membuka kembali aktivitas dengan tetap menggunakan protokol kesehatan. New Normal merupakan upaya penyelamatan hidup masyarakat dan menjaga agar Negara tetap bisa berdaya menjalankan fungsinya. Khusus untuk bidang pendidikan, Mendikbud juga menilai bahwa usai Pandemi Covid-19 ini, akan terjadi perubahan besar pada dua sektor sosial, yakni pendidikan dan kesehatan.
Berpacu dalam melodi pendidikan di era new normal ini, tentunya sekolah-sekolah, perguruan tinggi dan juga universitas harus mulai berbenah diri dalam penyelenggaraan pendidikan di era new normal. Apalagi sekarang musimnya penerimaan siswa maupun mahasiswa yang baru. Mulai dari pendaftaran hingga ujian seleksi seta pengumuman kelulusan dibuat secara online. Oleh karena itu, pada era new normal, yang paling terpenting dan harus diprioritaskan dalam bidang pendidikan juga ialah kemanan, kesehatan dan juga keselamatan.
Pembelajaran bagi siswa maupun mahasiswa di era new normal ini, tentunya membutuhkan adaptasi serta menyesuaikan dengan waktu belajar yang tersedia dan juga protokol kesehatan. Memanfaatkan waktu tatap muka yang pendek di era new normal ini sebaiknya benar-benar efesien dan efektif. Maka dari itu, bila proses belajar mengajar mulai, perlu pula untuk memilah-milah setiap sub bab yang hendak disampaikan dengan menyesuaikan waktu yang relatif singkat. Sedangkan untuk pendalaman materi dan penugasan dilakukan melalui E-learning sekolah atau kampus maupun lewat whatsapp dan email.
Melodi pendidikan di era new normal ini, tentunya dalam pelaksanaannya harus membutuhkan komunikasi dan kerjasama antara pihak sekolah/kampus dengan orang tua sehingga ada pengertian dan pemahaman serta pendampingan kepada siswa atau mahasiswa. Hal itu perlu dilakukan karena, era new normal ini tidak dapat diprediksi kapan akan menjadi benar-benar normal. Oleh sebab itu, sekali lagi, pendidikan era new normal perlu persiapan yang benar-benar matang.
Berbagai hal yang perlu dipersiapkan tentunya dimulai dari pembersihan sekolah atau kampus dengan menyemprot desinfektan, melengkapi sarana dan prasaran pendukung seperti menyiapkan air dan sabun untuk mencuci tangan, menyosialisasikan gerakan new normal dan meminta dukungan dari orang tua, menjalin kerja sama dengan dinas kesehatan dan meminta tenaga kesehatan minimal perawat untuk berada di lingkungan sekolah/kampus sekali dalam seminggu guna melakukan pemeriksaan terhadap warga sekolah maupun warga kampus, membuat pembagian jumlah siswa/mahasiswa dalam ruangan.
Persiapan-persiapan di atas tentu menimbulkan pro dan konta, baik di kalangan orang tua maupun guru dan dosen. Bagi orang tua tentunya sangat mengkawatirkan terhadapat kesehatan anak. Akan tetapi upaya sekolah/kampus dalam mempersiapkan sarana prasarana seperti masker dan sebagainya, akan membantu menjauhkan diri siswa/mahasiswa, guru dan dosen dari tertular pandemi. Persiapan yang dilakukan oleh pihak sekolah/kampus tentunya harus didukung oleh orang tua.
Selain hal-hal yang dipersiapkan, pendidikan di era new normal juga harus memiliki skenario yng benar-benar mendukung. Skenario yang paling mendukung, yakni pertama skenario optimistis, yang mana semua layanan pendidikan dibuka, proses pembelajaran dan pertemuan tatap mukapun dilakukan selayaknya masa sebelum adanya pandemi Covid-19. Kedua skenario moderat yang mana tahun akademik tetap dimulai pada bulan juli, tetapi dengan pendekatan dan mekanisme proses pendidikan yang telah diatur.
Akan tetapi dalam skenario yang kedua, terdapat dua pendekatan yang bisa dilakukan sebagai solusi. Pertama pendekatan daring yang mana seluruh rangkaian pembelajaran dan perkuiahan seutuhnya dilakukan secara online. Kedua pendekatan blended learning yang mana adanya penggabungan pendekatan daring dan luring (luar jaringan).
Dengan adanya segala persiapan dan skenario di atas, tentunya dapat memaksimalkan melodi pendidikan yang baru di era new normal ini. Akan tetapi, semuanya akan berjalan dengan baik bila kita saling mendukung satu dengan yang lain. Maka marilah kita saling bergandengan tangan, saling menopang, mensuport serta bergotong-royong membangun pendidikan bangsa ini dengan semanagat perjuangan dan dengan penuh harapan agar pandemi Covid-19 ini cepat berlalu dan dunia pendidikan kembali seperti sediakala. (*)
COMMENTS