HomeBerita Utama

Pdt Hanny, Sosok “Kelam” yang Kini “Bersinar Terang”

Pdt Hanny, Sosok “Kelam” yang Kini “Bersinar Terang”

SIAPA yang tak kenal Pendeta Hanny Pantouw STh. Kesehariannya, Pdt Hanny disibukan dengan tugas pelayanan sebagai seorang hamba Tuhan di Gereja Bethel Indonesia (GBI) kota Manado dan Sulawesi Utara.

Pendeta Hanny Pantouw STh saat mendoakan jemaat

Namun Pdt Hanny tak ingin hanya berada di belakang mimbar mendoakan dan menyampaikan Firman Tuhan. Pdt Hanny juga disibukan dengan kegiatan organisasi. Di mana dia mendirikan dan membesarkan organisasi adat Laskar Manguni Indonesia (LMI) sekaligus menjabat sebagai Tonaas Wangko. Komitmennya membesarkan partai ditunjukannya dengan membentuk struktur pengurus LMI hampir di seluruh provinsi di Indonesia. Tak heran meski baru seumur jagung, LMI telah diakui pemerintah pusat sebagai organisasi adat terbesar di Indonesia.

“Seluruh jiwa raga saya dan apa yang saya punya saya gunakan untuk membesarkan LMI. Bukan untuk kepentingan saya atau nama besar saya dan keluarga tapi untuk kepentingan bersama, daerah, bangsa dan negara,” jelasnya.

Laskar Manguni Indonesia

Kesuksesan kepemimpinan Pdt Hanny tak sampai di situ. LMI terus berkembang luas hingga ke luar negeri. Terbukti dengan dilantiknya pengurus LMI di sejumlah begara di dunia, terbanyak adalah di Amerika Serikat di mana banyak negara bagian sudah ada organisasi adat ini.

Tonaas Wangko LMI, Pdt Hanny Pantouw melantik Badan Pengurus Perwakilan

Yang lebih hebat lagi, ia membawa LMI menjadi organisasi adat yang takut akan Tuhan dengan dihidupinya program pelayanan rohani seluruh pengurua dan anggota LMI, tetapi juga menjadikan LMI sebagai organisasi adat terdepan menjaga Pancasila dan mengawal NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).

LMI terlibat aktif dalam pengamanan kegiatan keagamaan lintas agama seperti menjaga Sholat ied 2019 lalu

Dalam setiap kesempatan, Pdt Hanny terlibat aktif baik sebagai peserta seminar maupun sebagai pembicara yang berkaitan dengan perjuangan menjaga Pancasila dan mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga mengawal NKRI dengan terus bermitra bersama pemerintah dan TNI/Polri dalam menciptakan keamanan bangsa dan negara serta daerah dari ancaman luar seperti ISIS. Tak jarang ia menunjukan ketegasannya bahkan dirinya rela mati demi membela Pancasila dan NKRI. Tak jarang ia kerap mendapat penghargaan dari pemerintah karena ikut membantu pemerintah dan TNI/Polri menjaga keamanan.

Baca Juga  Meski Sudah 2 Kali Disuntik Vaksin, Bupati dan Wabup Ini Masih Positif Covid-19

“Bagi saya dan LMI, Pancasila dan NKRI adalah harga mati. Siapapun yang ingin merongrong atau mengganggu Pancasila dan NKRI, akan berhadapan dengan kami (LMI, red). Saya siap mati demi Pancasila dan NKRI,” tegasnya dalam setiap kesempatan.

Tonaas Wangko LMI Pdt Hanny Pantouw STh saat menerima penghargaan langsung dari Gubernur Sulut Olly Dondokambey di Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2019

Sebagai seorang tokoh, Pdt Hanny sangat dekat dengan kepala daerah, dekat dan bergaul dengan siapa saja, serta membangun komunikasi dengan para tokoh agama untuk memperkuat toleransi dan kerukunan hidup beragama.

Yang menarik, dengan keanggotaannya yang begitu banyak, Pdt Hanny mulai dilirik banyak partai politik untuk diusung menjadi calon kepala daerah. Namun setiap kali tawaran itu datang, Pdt Hanny dengan tegas menolaknya.

“Saya mendirikan dan membesarkan LMI bukan untuk kepentingan politik apalagi memanfaatkannya untuk mencalonkan diri sebagai kepala daerah, tapi itu murni untuk melayani masyarakat. Saya tidak tergiur dengan tawaran politik tersebut,” bebernya.

Pendeta Hanny Pantouw STh selalu mengedepankan toleransi antar umat beragama

Pdt Hanny juga memiliki kepedulian yang tinggi dalam hal masalah kemanusiaan. Ia memberikan perhatian yang besar terhadap masa depan generasi muda dengan mendirikan panti rehabilitasi narkoba yang berada di Parepey Kecamatan Romboken, Kabupaten Minahasa bekerjasama dengan Pemerintah dalam hal ini Kementrian Sosial RI.

Baca Juga  KABAR GEMBIRA: BLT Desa Jadi Rp 2,7 Juta Per Keluarga

Warga binaan di Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) Yayasan Bunga Bakung di Desa Parepey mengikuti program rehabilitasi narkoba hingga akhirnya terbebas dari kecanduan narkoba dan kemudian dikembalikan kepada keluarga.

Tercatat ratusan anak-anak kecanduan narkoba yang direhabilitasi hingga akhirnya terbebas dari belenggu barang laknat tersebut setelah menjalani pendidikan dan pelatihan. Selain itu, pendidikan tentang bahaya narkoba diajarkan di sekolah-sekolah sebagai upaya pendidikan sejak dini untuk menyiapkan generasu bebas narkoba.

Bahkan untuk itu Pdt Hanny rela menghibahkan lahannya untuk pembangunan panti rehab ini.

“Generasi muda adalah masa depan bangsa Karena itu mereka harus diselamatkan dari ancaman narkoba. Kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi. Makanya saya menghibahkan tanah saya dan mendirikan panti rehab ini untuk membantu anak-anak yang kecanduan narkoba. Selain itu, Yayasan Bunga Bakung yang didirikan Pdt Hanny  aktif memberikan sosialisasi tentang bahaya narkoba sejak dini di sekolah-sekolah,” katanya.

Warga binaan menjalani pendidikan terkait rehabilitasi narkoba di Panti Rehabilitasi Narkoba di Parepey Romboken.

Dan tak banyak yang tahu, suami dari Bunda Meidy Palar dan ayah dari Pamela dan Elia ini juga menunjukan sikap kebapaannya yang hebat dengan setia menghidupi banyak anak angkatnya di rumahnya. Atas didikannya banyak anak angkat dari Pdt Hanny ini yang terpanggil hamba Tuhan dan melayani para korban kecanduan narkoba.

Baca Juga  Kelelawar di Indonesia Diduga Mengandung Virus Corona

“Sehebat-hebatnya kita, semua itu tak lepas dari doa, perhatian dan dukungan dari istri dan anak-anak,” ungkapnya.

Kegembiraan anak-anak angkat dari Pendeta Hanny

Dan Kamis (06/06/2019) tadi pagi, Pdt Hanny memboyong keluarga besarnya ke Panti Rehabilitasi Narkoba. Menariknya, di panti rehab ini, tanpa ragu dan malu Pdt Hanny turun langsung membersihkan lingkungan panti tersebut untuk memastikan para penghuni yang adalah anak-anak korban kecanduan narkoba terus hidup di lingkungan yang bersih dan sehat. Bahkan dalam kerja bakti itu, jiwa petani dari Pdt Hanny ini terlihat jelas. Di mana Pdt Hanny ini mencangkul tanah di kebunnya tersebut.

Pendeta Hanny ikut membersihkan halaman Panti Rehabilitasi Romboken

“Tuhan memberikan kita tanah yang luas dan subur untuk kita kelolah demi kesejahteraan kita. Karena itu saya tidak malu berkebun,” paparnya ketika ditanya alasan kenapa tidak mau mencangkul kebun.

Pendeta Hanny mencangkul kebun di sekitar kompleks Panti Rehabilitasi Romboken

Lalu apa yang memotivasi Pdt Hanny demikian? Ditanyai hal ini, dirinya dengan tegas mengatakan semua yang dilakukan demi kebaikan banyak orang dan untuk kemulian Tuhan dan dukungan istri dan anak-anaknya.

“Tuhan telah mengangkat saya dari dunia yang kelam, karena itu saya ingin membalasnya dengan berbuat yang terbaik untuk Tuhan dan sesama, walau saya menyadari apa yang saya lakukan belum sebanding dengan keselamatan yang sudah Tuhan nyatakan dalam hidup dan diri saya di masa silam. Dan tentu tak lepas dari dukungan keluarga saya,” tandasnya.

Pendeta Hanny Pantouw STh bersama istri tercinta Meidy Palar

Ternyata, sosok yang luar biasa dan sangat inspiratif ini selalu merendah. Karena baginya semua yang dilakukannya ini bukan karena kehenatanya, Semua karena Tuhan yang berkarya ata dirinya. Dan yang membanggakan, dunia kelam yang pernah dilaluinya di kota metropolitan (Jakarta, red) silam tidak disembunyikannya, tapi justru diceritakan sebagai bentuk kesaksian hidup yang diharapkan dapat menginspirasikan banyak orang betapa luar biasanya karya agung Tuhan.

“Semua karena Kuasa ’Tuhan,” tegasnya.

Tonaas Wangko Pdt Hanny Pantouw STh

Inilah sosok yang dulunya berada dalam dunia kelam tapi kini semakin bersinar memancarkan terang kebaikan Tuhan untuk semua orang. Proficiat!!!! (JPc)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0