HomeKolom & Interaktif

Pengaktifan Kegiatan Belajar Mengajar Di Tengah Pandemi Dan Efek-Efeknya

Pengaktifan Kegiatan Belajar Mengajar Di Tengah Pandemi Dan Efek-Efeknya

Oleh: Luh Putu Dina Satriani
(Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja-Bali, dari Komunitas Penulis Art & Culture)

SEPERTI yang kita lihat banyak isu-isu beredar lewat sosial media mengenai dibuka nya sekolah, tapi apakah bumi kita sudah pulih?. Sehingga pemerintah mengambil kebijakan semacam itu. Sebenarnya mengenai dibukanya sekolah-sekolah masih belum bisa dipastikan karena kita belum tahu keadaannya, apakah dengan dibukanya sekolah suasana sekolah aman-aman. Sebenarnya perlu juga kita telusuri kebenarannya, jangan ini sebagai iming-iming saja yang seakan-akan seperti kabar burung.

Kegiatan belajar dirumah memang bosen banget bagi para siswa, kita hanya berdiam dirumah tanpa tahu apa dari pelajaran itu secara kita tidak dijelaskan langsung kita disuruh belajar mandiri. Itu membuat siswa merasa itu hal yang sangat tidak senang, selain itu, ada sebagian siswa merasa senang diliburkan karena dia lebih meluangkan waktu hanya main hp saja. sebenarnya kebijakan pemerintahan sangatlah baik karena ditegah-tengah pandemi ini kita dituntut untuk belajar dengan sistem learning dan bijak menggunakan internet. Sehingga pemerintahan mengeluarkan banyak biaya untuk fasilitas untuk mampu menerapkan pembelajaran ini, bahkan penggunaaan internet yang dulunya berskala kecil sekarang sudah melonjak tinggi dengan kapasitas besar, tapi dibalik ini ada efek samping dari penggunaan internet ini bagi siswa khususnya SD.

Baca Juga  SEKILAS SEJARAH MATAKIN Catatan HUT ke-97 MATAKIN: 12 April 1923-12 April 2020 (Bagian 2)

Sehingga pemerintah mengambil keputusan untuk membuka sekolah di pertengahan Juni atau Juli tapi kebenarannya belum dapat dipastikan karena masih adanya covid-19 yang belum hilang di muka bumi ini. Tapi sebagian sekolah ada yang sudah membuka sekolah tapi dengan penjagaan dan pengawasan yang begitu ketat. Bagi saya kebijakan membuka sekolah sangat bagus, sebab proses belajar mengajar akan berjalan lancar sesuai program pembelajaran yang sudah di terapkan guru di sekolah-sekolah dan dengan adanya pembelajaran tatap muka membuka pembelajaran menjadi lebih menyenangkan sehingga pembelajaran yang belum kita pahami bisa langsung ditanyakan.

Upaya ini sangat menguntungkan bagi manajemen sekolah bukan hanya guru saja tapi pihak sekolah yang berperan aktif ikut juga merasakan karena program yang kita harapkan sudah kembali pulih dan mampu melanjutkan untuk kedepannya agar program ini selalu menjadi pembelajaran yang interaktif aktif dan menyenangkan.

Baca Juga  SEKILAS SEJARAH MATAKIN Catatan HUT ke-97 MATAKIN: 12 April 1923-12 April 2020 (Bagian 6)

Maka seiring dengan perkembangan zaman, segala proses pembelajaran dilakukan selalu berubah-ubah bisa tiap-tahun bahkan tiap pergantian pemerintahan. Sehingga pembelajaran tidak sesuai dengan konsep yang kita terapkan misalnya kita memakai metode pembelajaran STAD tapi tiba-tiba saat ada pergantian kurikulum, metode itu tidak sesuai, sehingga menyebabkan tidak selarasnya pembelajaran tersebut, sehingga situasi dan kondisi lingkungan sangat mendukung dalam proses pembelajaran.

Pada dasarnya dalam proses belajar mengajar dimana dalam proses komunikasi antara pendidik dan peserta didik untuk melakukan transfer pengetahuan (knowledge), maupun penanaman (internalisasi) nilai-nilai (values). Maka pendidik di sini disebut sebagai mediator yang menyampaikan informasi-informasi tentang pengetahuan yang dimilikinya kepada peserta didik, atau juga dalam rangka menanamkan nilai-nilai luhur suatu ajaran, baik yang bersumber pada budaya bangsa, masyarakat, atau kelompok agama tertentu.

Baca Juga  SEKILAS SEJARAH MATAKIN Catatan HUT ke-97 MATAKIN: 12 April 1923-12 April 2020 (Bagian 4)

Jadi televisi, radio, film, foto, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan cetakan dan sejenisnya dapat kita katakan sebagai media komunikasi. Namun apabila media-media itu membawa pesan-pesan atau informasi-informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut dengan media pembelajaran.

Bagaimana apabila media pembelajaran dihubungkan dengan media pendidikan?. Media pendidikan tentu saja media yang digunakan dalam proses dan untuk mencapai tujuan pendidikan (Depdiknas, 2003:10).

Pada hakekatnya media pendidikan juga merupakan media komunikasi, karena proses pendidikan juga merupakan proses komunikasi. Apabila kita membandingkan dengan media pembelajaran, maka media pendidikan sifatnya lebih umum, sebagaimana pengertian pendidikan itu sendiri. Sedang media pembelajaran memiliki sifat yang lebih khusus, maksudnya media pembelajaran merupakan bagian dari media pendidikan yang secara khusus digunakan untuk mencapai tujuan belajar tertentu yang telah dirumuskan secara khusus. Tidak semua media pendidikan adalah media pembelajaran, akan tetapi setiap media pembelajaran merupakan bagian dari media pendidikan. (*)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0