SEBUAH band rock asal Peru mendadak viral. Dikenal dengan nama ‘Siervas’ atau Abdi, band itu membawakan lagu rock Kristiani yang enak didengar, tidak berbeda dengan banyak band lainnya. Namun band ini terbilang unik. Pasalnya, band ini beranggotakan Suster-suster Katolik (Biarawati, red) dan membawa pesan religius dalam musiknya. Nahkan saat tampil di atas panggung, mereka tampil dengan pakaian biarawati mereka.
Awalnya, nama band ini mulai populer saat tampil memainkan musik di depan Paus Fransiskus saat kunjungan ke Juarez, Meksiko pada Februari 2017. Para suster tampil percaya diri dan menghibur sekitar 250.000 umat Katolik yang hadir di Juarez. Setelah itu, Band ini menjadi viral di situs web berbagi video, YouTube.
Video musik band ini sudah ditonton lebih dari 800 ribu kali. Salah satu hit mereka, “Trust in God” menampilkan bagaimana para suster ini bermusik di helipad di sebuah gedung pencakar langit di Lima. Videonya menjadi viral di YouTube dengan hampir dua juta viewers.
Salah satu hit mereka, “Trust in God” menampilkan bagaimana para suster ini bermusik di helipad di sebuah gedung pencakar langit di Lima. Videonya menjadi viral di YouTube dengan hampir dua juta viewers.
Band ini juga memiliki jutaan penonton di Spotify dan iTunes setelah memainkan aliran musik rock and roll. Band ini sudah mengunjungi 11 negara, termasuk di Amerika Serikat. Band ini juga mengusung perpaduan genre pop, rock dan pop Latin. Lagu mereka mendapatkan tanggapan positif dari pecinta musik di seluruh dunia.
Salah satu lagu populer Siervas Band berjudul “Confia en Dios” atau Percaya kepada Tuhan, menampilkan para biarawati itu bermain musik di helipad di atas sebuah gedung pencakar langit. VIdeo musik itu meraih sukses di Youtube dan telah disaksikan hampir 2 juta kali.
“Kami adalah para suster muda,” kata gitaris Suster Ivonne memperkenalkan diri, seperti dilansir dari Amorpost.com.
Dijelaskannya, para suster yang tergabung dalam band ini berasal dari berbagai negara seperti Chili, Jepang, Ekuador, Cina dan Kosta Rika.
“Lewat musik kami bisa menyampaikan pesan Kristus untuk umat Katolik di dunia.
Ini adalah bentuk lain dari membawa pesan injili kami, menunjukkan kekuatan kami. Bisa dikatakan juga, itu musik yang kami sukai karena menunjukkan banyak tentang siapa kami.” kata Suster Ivone.
Dirinya tak menampik, dengan setengah lusin video yang diproduksi secara apik di YouTube, ‘Siervas’ Band telah membangun pengikut internasional ketika menyampaikan pesannya tentang “cinta, kegembiraan, harapan.”
“Kami ingin menjangkau sebanyak mungkin orang, dan jika Paus termasuk di dalamnya, kami lebih dari puas,” kata Ivonne, yang menulis banyak lirik.
Sementara itu Suster Monica, anggota ‘Siervas’ Band ini menceritakan bagaimana band mereka terbentuk.
“Beberapa anggota biara sudah bisa bermain alat musik. Kami kemudian memutuskan membentuk sebuah band. Kami menciptakan berbagai lagu untuk memotivasi orang. Beberapa orang yang depresi karena persoalan hidup, kembali percaya akan kekuatan Tuhan setelah mendengar lagu-lagu kami,” jelasnya.
Menurut Suster Monica, selain tampil reguler di Peru, Siervas Band juga sudah tampil di beberapa negara. “Kami pergi ke mana Tuhan menunjukkan jalan-Nya,” pungkas Suster Monica.
Dalam waktu dekat, band asal Peru ini akan tampil dalam World Youth Day, sebuah pertemuan pemuda Katolik global di Panama yang dipimpin langsung Paus Fransiskus.
Sebelum tampil di pertemuan tersebut, mereka akan mengunjungi penjara wanita, berkunjung ke rumah sakit kanker anak dan sekolah anak kanker.
“Kami ke penjara wanita ingin mendengarkan doa mereka, agar Tuhan memaafkan mereka,” kata gitaris asal Peru berusia 22 tahun, Camila.
Kini, biarawati yang bermarkas di Peru itu akan tampil di ajang World Youth Day, di Panama yang juga akan dihadiri oleh Paus Fransiskus.
“Kami ingin mencapai sebanyak mungkin orang. Jika Paus termasuk di antara mereka, kami lebih senang lagi,” ungkap Ivonne yang merupakan penulis mayoritas lirik lagu ‘Siervas’.
Semoga band ini terus setia mewartakan Tuhan lewat lagu-lagunya serta menjadi inspirasi bagi yang lain. Tentunya hal ini juga mengubah pandangan masyarakat bahwa Biarawati tak hanya terkurung dalam tembok biara saja melainkan tetap bisa berkarya di luar. (JPc)
COMMENTS