TOLERANSI antar umat beragama ditunjukan seorang ulama asal Nigeria bernama Abubakar Abdullahi. Ia menyembunyikan 262 orang Kristen yang berprofesi sebagai petani di rumahnya dan di masjid setempat saat terjadi serangan di Nigeria tahun lalu.
Ceritanya berawal ketika Ulama Abdullahi melihat ratusan orang Kristen yang berprofesi sebagai petani putus asa dan ketakutan saat melewati desanya. Mereka melarikan diri dari desanya karena diserang oleh sekitar 300 pria bersenjata. Kelompok ini melancarkan serangan terkoordinir terhadap para petani Kristen tersebut di 10 desa di area Barkin Ladi, Plateau State pada 23 Juni 2018.
Kelompok bersenjatan ini, yang diduga penggembala ternak dan kebanyakan Muslim ini, menembak secara sporadis dan membakar rumah mereka.
Ulama Abdullahi pun memutuskan mempertaruhkan nyawanya demi menyelamatkan 262 orang Kristen itu, dengan menempatkan mereka di masjid dan di kediamannya.
“Saya pertama kali menyembunyikan kaum perempuan di rumah saya. Kemudian saya membawa kaum pria ke masjid,” kata ulama itu kepada BBC Pidgin.
Kemudian ketika mengetahui bahwa warga Kristen itu diselamatkan ke dalam masjid, kelompok bersenjata kemudian meminta agar mereka dikeluarkan.
Tetapi ulama yang tidak berdaya itu menolak permintaan kelompok bersenjata dan juga menolak mengizinkan mereka masuk ke masjid. Dia terus berusaha membujuk kelompok bersenjata yang mengancam akan membakar masjid dan rumahnya.
Ulama Abdullahi bahkan harus bersujud di lantai di depan orang-orang bersenjata tersebut. Bersama dengan beberapa orang lain dari komunitas Muslim, dia kemudian menangis dan meratap, meminta agar mereka pergi.
Dan yang mengherankan, kelompok bersenjata itu lantas pergi dan kemudian membakar dua gereja yang letaknya tidak jauh dari lokasi.
Para petani Kristen mengatakan mereka kemungkinan tewas kalau tidak ditolong oleh Ulama Abdullahi.
“Sejak mereka menyelamatkan kami ke dalam masjid, tidak satu pun dari mereka meninggalkan kami. Mereka juga memberikan kami makan siang dan malam, dan kami harus berterima kasih,” kata para warga Kristen ini.
Warga Kristen itu tinggal di rumah Ulama
Abdullahi selama lima hari, sebelum akhirnya dipindahkan ke tempat penampungan bagi orang-orang yang membutuhkan pertolongan.
Menariknya, Ulama Abdullahi kemudian berkata kepada BBC bahwa dia menolong orang-orang Kristen itu karena lebih dari 40 tahun silam, orang-orang Kristen di wilayah itu membantunya membangun masjid.
Mereka memberikan tanahnya secara gratis kepada komunitas Muslim untuk dibangun tempat ibadah tersebut.
DAPAT PENGHARGAAN
Seperti dilansir CNN, Jumat (19/7/2019), Ulama Abdullahi, bersama empat pemimpin keagamaan lainnya dari Sudan, Irak, Brasil dan Siprus, dianugerahi ‘International Religious Freedom Award 2019’. Ini merupakan penghargaan bagi pihak-pihak yang mendukung kebebasan beragama.
Ulama Abdullahi disebut sebagai sosok yang memberi perlindungan bagi ratusan warga Kristen dari kelompok bersenjata.
Duta Besar untuk Kebebasan Beragama Internasional, Sam Brownback, memuji Ulama Abdullahi menolak untuk menyerahkan ratusan warga Kristen itu saat para penyerang menanyakan keberadaan mereka pada dirinya.
“Sang imam memberi perlindungan pada tetangga-tetangganya yang Kristen, menampung 262 warga Kristen di dalam masjid dan di rumahnya… kemudian berdiri di luar pintu untuk menghadapi para penyerang, memohon kepada mereka untuk mengampuni warga Kristen yang ada di dalam, bahkan menawarkan untuk menukar nyawanya dengan mereka,” ujar Brownback dalam seremoni penyerahan penghargaan di Washington, pada Rabu (17/7) waktu setempat.
“Tindakannya menunjukkan keberanian sejati, sikap tidak mementingkan diri sendiri dan cinta persaudaraan sejati,” tambahnya.
Departemen Luar Negeri AS yang menggelar acara pemberian penghargaan ini, menyatakan Ulama Abdullahi dengan tanpa pamrih telah mempertaruhkan nyawanya demi menyelamatkan anggota kelompok keagamaan lainnya, yang tanpa intervensinya akan dibunuh oleh para penyerang. (JPc)
COMMENTS