HomeBerita Utama

Wanita Katolik dan Umat Muslim Berbuka Puasa, Lastiko Ungkap Dua Hal Penting

Wanita Katolik dan Umat Muslim Berbuka Puasa, Lastiko Ungkap Dua Hal Penting

TOMOHON, JP–
Sebagai wujud toleransi antar unat beragama, Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Dewan Pastoral Paroki Hati Kudus Yesus berbuka puasa debgan umat muslim, yang bertempat di Masjid Agung Al-Mujahidin Tomohon, Sabtu (01/06/2019). Acara diawali dengan doa oleh Imam Sutardi Abdul Karim.

Sementara itu, dalam sambutannya mewakili Yayasan Al-Mujahidin, Suryadi Sawidin, S.Ag. mengatakan pihaknya berterimah kasih atas upaya Wanita Katolik Paroki Hati Kudus Yesus yang telah datang dan bersama-sama menyelenggarakan buka puasa dengan kami umat Islam.

“Kami merasa terhormat dikunjungi oleh saudara-saudara umat Katolik, semoga acara ini semakin mempererat tali silaturahmi dan persaudaraan antar umat beragama,” ujarnya..

Baca Juga  Golkar Minahasa Miliki Segudang Kader Potensial di Pileg 2024, ADRIE KAMASI: Mulailah Bergerak, Jangan Tunggu "Injuri Time"

Sementara Ketua WKRI Paroki Hati Kudus Tomohon Meiske Lasut Rampengan mengatakan, acara tersebut sudah yang kedua kali, setelah sebelumnya pada tahun 2016. Acara ini merupakan salah satu program WKRI di bidang kemasyakatan dengan bekerjasama lintas kelompok dan agama, dengan tujuan membangun persaudaraan yang sejati di kalangan umat beragama dan masyarakat Tomohon.

“Kami merasa terbantu karena umat Muslim selalu ambil bagian dengan menjaga keamanan dalam perayaan-perayaan keagamaan umat Kristiani di Kota Tomohon”, kata Meiske.

Sementara itu, Lastiko Runtuwene,  S.Ag, M.Pd, sebagai Kepala Seksi Bimas Katolik Kemenag Tomohon, mewakili Kepala Kantor dalam sambutannya mengungkapkan bahwa pemerintah sangat mengapresiasi dan mendorong kegiatan-kegiatan seperti ini.

Baca Juga  Komunikasi Petinggi Sejumlah Parpol Mulai Mengerucut ke Tiga Nama, Kans Head to Head di Pilgub Sulut

Lastiko menekankan dua hal. Pertama, dalam konteks keagamaan, acara ini dilaksanakan dalam rangka Bulan Puasa, Bulan Ramadhan, beriringan juga dengan sebelumnya tanggal 30 Mei dirayakan Hari Kenaikan Isa Almasih bagi umat Kristiani yang merupakan akhir Masa Paskah.

“Aktivitas-aktivitas keagamaan seperti ini menjadi kesempatan untuk membangun iman, sekaligus kesempatan membangun persaudaraan walaupun berbeda-beda,” jtlasnya.
Yang kedua, lanjut Lastiko. adalah dalam konteks nasional, di mana pada setiap tanggal 1 Juni diperingati Hari Lahir Pancasila.

“Kebersamaan umat Muslim dan Katolik di Masjid Al-Mujahidin ini merupakan perwujudan nilai-nilai Pancasila, yakni nilai Ketuhanan, kita mengabdi Allah dan Tuhan kita. Nilai kemanusiaan di mana kita saling berbagi, menghormati dan mengasihi. Nilai persatuan, kita walaupun berbeda tetap bersatu dan bersaudara.
Harapan kami, kegiatan-kegiatan seperti ini akan berkelanjutan dengan bentuk yang sama ataupun bentuk yang lain”, pungkas Lastiko.

Baca Juga  Mendaftar di Golkar Dihantar Massa, Imba: No Pici-Pici

Hadir pula para biarawan-biarawati Katolik, yakni para Bruder Tujuh Duka Cita (BTD) dan para  Suster Jesus Maria dan Joseph (JMJ). (JPc)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0