MINAHASA, JP- Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Laskar Manguni Indonesia (LMI) Tonaas Wangko Pendeta (Pdt) Hanny Pantouw STh genap berusia 61 tahun, Rabu (12/05/2021).
Mensyukuri anugerah Tuhan ini, Pdt Hanny bersama keluarga menggelar ibadah syukur yang berlangsung di kediamannya bertempat di Kampoeng Harmagedon, lorong air hidup Tateli, Kabupaten Minahasa, yang dihadiri para Gembala dan jemaat Gereja Bethel Indonesia (GBI) serta pengurus LMI dan undangan yang datang dari semua golongan agama dari pelbagai daerah di Sulawesi Utara, para tokoh agama dan tokoh masyarakat, termasuk Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Sulut Stevan Liow, Anggota DPRD Sulut Melky Jakhin Pangemanan, Anggota DPRD Manado Jurani Rurubua, Jean Laluyan, dan Lily Binti serta Anggota Komisioner Bawaslu Manado Taufik Bilfaqih.
Dalam ibadah ini khotbah dibawakan langsung sang yubilaris Pdt Hanny, sedangkan Doa Syukur dipanjatkan oleh Ketua GBI Sulut Gorontalo Pemdeta Verro Tunas, STh.
Pendeta Hanny Pantouw saat membawakan kesaksian.
Dalam kesaksiannya, Pdt Hanny mengatakan bersyukur dianugerahi Tuhan ketambahan usia ke-61 tahun dan sekaligus HUT ke-13 GBI Harmagedon yang dipimpinnya.
“Saya bersyukur masih sehat dan merayakan HUT ke-61 dan HUT ke-13 GBI Harmagedon,” ujarnya.
Pdt Hanny mengakui keberadaannya tak lepas dari peran istri Gembala Maidy Palar.
“Ada wanita hebat di samping saya. Wanita tercantik di dunia. Saya bisa melewati kehidupan sampai usia sekarang karena didampingi ibu (istri, red). Ibu mujizat Tuhan bagi saya,” katanya.
Pdt Hanny menyebut istrinya sebagai seorang yang sangat sabar dan begitu mengerti.
“Karena itu saya membeli tempat ini (Kampoemg Harmagedon, red) sebagai hadiah untuk ibu (istri, red). Ibu suka berkebun,” ucapnya.
Pdt Hanny yang juga Gembala GBI Harmagedon ini juga bersyukur memiliki anak-anak Pamela dan Elia serta anak mantu Maurits Kiolol yang hebat.
“Pamela dan Elia anak-anak yang hebat.
Dapat menantu (Maurits Kiolol, red) luar biasa. Dekat deng Tuhan. Saya punya keluarga yang luar biasa yang Tuhan berikan,” paparnya seraya menambahkan dirinya bersyukur memiliki sahabat-sahabat yang luar biasa.
Puji-pujian bersama anak-anak rohani dan anak-anak pastori.
Pdt Hanny mengaku selalu memohon kepada Tuhan anugerah kebijaksanaan, kesabaran dan penguasaan diri.
“Saya ajarkan ke anak saya Pamela. Harus cerdas kelolah jaga emosi. Karena banyak persoalan terjadi. Saya doakan kepada Tuhan agar anak-anak saya diberikan kesabaran agar jadi berkat,” tukasnya.
Pdt Hanny yang juga Ketua GBI Wilayah Manado mengaku dalam hidupnya selalu melakukan hal yang maksimal.
“Tapi saya tipikal menerima apapun hasil walau tidak maksimal. Tidak boleh menyerah harus terus berjuang,” paparnya.
Dalam kesempatan itu, sosok yang sangat concern dengan toleransi dan NKRI ini bersaksi ketika dirinya dibentuk oleh Tuhan di Kota Manado.
“Saat Tuhan membentuk saya di Manado. Semua barang saya jual. Tidak punya uang. Hidup susah. Tapi Tuhan membentuk keluarga saya. Tuan sudah memberkati saya giliran saya menjadi berkat bagi banyak orang,” tandas Pdt Hanny yang dinilai banyak kalangan layak menjadi tokoh nasional.
Sementara itu, Gembala Maidy Palar dalam kesaksiannya mengaku kehidupan yang dijalaninya bersama suami karena anugerah Tuhan.
“Saya tidak pandai bicara. Itu bapak (suami, red) deng anak-anak pe bagian. Saya cuma dampingi mereoa semampu yang saya kasih. Selalu saya bertanya ke Tuhan kenapa sampai Tuhan percayakan pa torang jadi gembala. Bertahun-tahun sampai saat ini masih baku sayang meski kadang baku marah. Torang banyak kelurangan tapi torang akan selalu melayani untuk hormat dan kemuliaan Tuhan,” kata Gembala Maidy seraya berterima kasih kepada semua orang yang selalu peduli terhadap keluarganya.
Pendeta Hanny dan keluarga didoakan para hamba Tuhan.
Pada kesempatan itu, Pdt Hanny dan keluarga didoakan oleh para pendeta GBI yang dipimpin oleh Pdt Verro Tunas. Proficiat! (JPc)
COMMENTS