SIAPA yang tak kenal Pendeta (Pdt) Hanny Pantouw STh? Dia adalah seorang tokoh agama sekaligus tokoh adat dan tokoh masyarakat Sulawesi Utara. Karenanya, jejakpublik.com tertarik untuk mengulas sepenggal potret kehidupan dari sosok yang sangat inspiratif ini.
Terjerembab di Dunia Hitam
Keluar dari rumah sang kakak Hanny mulai melakoni hidup di jalanan. Tidur di satu ruangan sempit tanpa pintu dan beralasan papan.
Selama kurang lebih 7 tahun ia hidup di jalanan. Dibesarkan di Kota Metropolitan dengan kehidupan yang keras, di mana persaingan selalu terjadi kapan saja dan di mana saja, semakin membentuk karakternya sebagai pribadi yang keras, juga bandel.
Kerasnya hidup di Jakarta mengharuskan Hanny terjun bebas di dunia hitam. Bertahun-tahun, kehidupan Hanny yang penuh dengan kekerasan dan dosa. Kejahatan dilakukan di mana-mana. Masuk keluar klub malam, berkelahi, menjambret, narkoba hingga aksi todong di jalan dilakoni bersama gengnya. Terkadang tangan Hanny berlumuran darah karena terlibat perkelahian. Juga beberapa kali ditahan polisi dan tentara.
Tapi uniknya, meski menjadi seorang preman jalanan, tak ada satupun tato ditubuhnya.
Jalani Pernikahan Terunik
Di tengah kehidupannya yang serba ‘menakutkan’ itu, hadir seorang wanita cantik dari keluarga yang mapan. Namanya Maidy Palar.
Yang mengejutkan, tak sedikitpun rasa kuatir apalagi takut dalam diri Maidy menjalin hubungan spesial dengan sosok preman yang ditakuti warga metropolitan tersebut, termasuk ketika Hanny mengajaknya untuk menikah Maidy langsung mengiyakan.
Akan tetapi tidak bagi keluarga Maidy. Ketika Hanny mengutarakan niatnya itu, keluarga Maidy tak percaya dan bahkan kuatir dengan nasib rumah tangga anaknya kelak. Sebaliknya, orang tua dari Hanny pun terheran-heran dengan kesediaan Maidy menikah dengan anak mereka. Maklum kedua keluarga ini sangat tahu kehidupan ‘hitam’ dari Hanny saat itu.
Namun keraguan keluarga ini tak sedikitpun menggoyahkan niat keduanya untuk menikah. Dan akhirnya tahun 1985, Hanny dan Maidy, dua sosok yang sangat berbeda karakter dan kehidupan180 derajat ini, dipersatukan Tuhan dalam pernikahan kudus. Keputusan membangun mahligai rumah tangga ini diwujudkan dalam kesederhanaan.
Pernikahan keduanya pun berlangsung unik. Saat diberkati di Gereja yang hadir cuma 7 teman Hanny, dan itupun semuanya preman yang paling menakutkan. Lalu ketika berada di Dinas Catatan Sipil, 7 orang preman jugalah yang menjadi saksi dan menandatangani surat nikah mereka.
Usai pemberkatan tidak ada pesta. Sebagai preman jalanan tentu Hanny tidak berpikir sama sekali untuk menggelar pesta resepsi pernikahannya. Selesai pemberkatan langsung kembali ke tempat tinggal mereka. (Bersambung)
COMMENTS