HomeSosok

Sosok Inspiratif Pendeta Hanny Pantouw: Dari Sulut Untuk Indonesia (5)

Sosok Inspiratif Pendeta Hanny Pantouw: Dari Sulut Untuk Indonesia (5)

SIAPA yang tak kenal Pendeta (Pdt) Hanny Pantouw STh? Dia adalah seorang tokoh agama sekaligus tokoh adat dan tokoh masyarakat Sulawesi Utara. Karenanya, jejakpublik.com tertarik untuk mengulas sepenggal potret kehidupan dari sosok yang sangat inspiratif ini.

Mulai Dari Nol Lalu Melayani di Gereja dan Penjara Sebagai Pendeta

Keputusan Hanny meninggalkan dunia kelam dan mulai menjalani hidup baru bersama Maidy Palar di Manado sungguh luar biasa. Apalagi Hanny yang mengalami perubahan 180 derajat dari hidup sebelumnya.

Tentu keputusan ini ada konsekuensinya. Kehidupan baru Hanny dan Maidy ini dimulai dari nol. Setelah tinggal di rumah saudara yang ada di Kelurahan Dendengan Dalam, Hanny dan Maidy memutuskan untuk membeli rumah di Jalan Sea dengan uang yang dibawanya dari Jakarta.

Di rumah itu keduanya kembali diuji. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja sangat sulit. Tapi di tengah kesulitan hidup mereka, Hanny dan Maidy masih melakukan tindakan terpuji dan mengagumkan. Di mana meski hidup sulit, keduanya ternyata masih peduli dengan anak-anak muda yang terjerembab di dunia hitam seperti yang pernah Hanny lakoni sebelumnya.

Keduanya membawa anak-anak tersebut pada pertobatan dan tinggal bersama mereka, walau mereka sebenarnya sadar bahwa untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka berdua saja sudah sangat sulit apalagi ditambah banyak anak rohani tersebut.

Namun di tengah kesulitan hidup tersebut, Tuhan menganugerahkan hal terindah lewat kehadiran anak pertama mereka seorang putri yang cantik bernama Pamela Pantouw.

Satu kesaksian Hanny tentang kesulitan hidup dalam keluargnya,, bahwa suatu waktu karena sudah tidak punya makan apa-apa Maidy ke rumah orang tuanya lalu mengambil putih telur dari kulkas (kuning telurnya sudah dipakai ibu dari Maidy membuat kue) dan menggorengnya sehingga bisa dimakannya bersama Hanny dan anak-anak rohaninya. Juga mereka kadang keluar rumah dan makan di salah satu warung di pinggir jalan Boulrvard persisnya di depan Mantos di mana harga makanannya sangat murah serba Rp 6000.

Baca Juga  Pemuda Minsel Dibunuh Seorang Residivis, Dipicu Persoalan Sepeleh

Namun di tengah kesulitan hidup tersebut, Tuhan menganugerahkan hal terindah lewat kehadiran anak pertama mereka seorang putri yang cantik bernama Pamela Pantouw.

Di sisi lain, pertobatan Hanny berlanjut terus. Ia aktif dalam pelayanan rohani, memimpin ibadah dan menginjil di mana-mana. Bahkan Hanny paling sering mendatangi penjara untuk memberikan pelayanan rohani kepada para tahanan dan narapidana.

Dan seiring dengan tingginya kebutuhan hidup rumah tangga dan pelayanan rohani tersebut, Hanny dan Maidy terpaksa menjual satu persatu barang berharga milik mereka sampai tersisa satu set tempat tidur dan satu unit mobil. Tapi mereka tak peduli. Karena bagi keduanya yang penting mereka bisa makan dan terus melayani Tuhan. Bahkan Hanny meyakini bahwa ketika Tuhan telah mengubah hidupnya dan membawanya pada pertobatan maka Tuhan pulalah yang akan menyelamatkan dia bersama keluarganya.

Dan terbukti. Tuhan tidak menutup mata terhadap pergumulan hidup Hanny sekeluarga. Tuhan menganugerahkan berkat terus menerus hingga akhirnya mempercayakan perkara yang besar kepada Hanny. Di mana Tuhan mengangkat Hanny menjadi seorang Pendeta (Pdt). Tak sampai di situ, Tuhan mempercayakan Hanny menjadi Gembala Gereja Bethel Indonesia (GBI) Harmagedon Jalan Sea Malalayang, Kota Manado dan kemudian menjadi Ketua GBI Wilayah Manado.

Bersama istrinya Gembala Maidy, Pdt. Hanny terus melayani di GBI Harmagedon dan gereja – gereja lainnya serta di tempat-tempat lain melalui ibadah dan membawakan firman Tuhan, sehingga atas kehendak Tuhan banyak jiwa yang akhirnya bertobat dan percaya kepada Injil Tuhan, dipulihkan dan diselamatkan.

Baca Juga  Pendatang Baru Dan Tak Punya Wakil Rakyat di DPR RI, PSI Justru Kalahkan Sejumlah Partai Besar

Bahkan beberapa anak rohani dari Pdt Hanny dan Gembala Maidy akhirnya menjadi Pendeta. Tak heran bila kemudian mereka (Anak-anak rohani, red) tidak sekedar menganggap Pdt Hanny dan Gembala Maidy sebagai orang tua rohani terbaik, tapi juga menjuluki keduanya sebagai ‘mekanik’ sejati, karena telah berhasil merubah diri dan hidup mereka yang rusak menjadi baik kembali.

Hibahkan Tanahnya Lalu Bangun Panti Rehab Narkoba Untuk Selamatkan Generasi Bangsa

Waktu terus berjalan, berkat Tuhan terus melingkupi kehidupan Pdt Hanny dan Gembala Maidy. Kebutuhan hidup telah bisa dipenuhi, mobil terus bertambah hingga sampai 8 unit. Ia mulai membuka usaha batako dan beberapa usaha lain yang dikelolah anak-anak rohaninya. untuk menambah penghasilan demi memenuhi kebutuhan hidup. Maklum selain memenuhi kebutuhan sehari-hari, Pdt. Hanny juga harus membayar cicilan mobil yang banyak itu. Bisa dibayangkan berapa uang yang harus dikeluarkan setiap bulannya. Tapi hebatnya, Pdt. Hanny tidak pernah meminjam ataupun meminta uang kepada siapapun untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Karena itu merupakan prinsip dalam hidupnya. Justru ia berusaha sekuat tenaga bekerja menghasilkan uangnya secara perlahan-lahan dengan kerja kerasnya sendiri.

Dan di tengah kerja kerasnya itu, Tuhan kembali menganugerahkan keluarga Pantouw-Palar ini seorang anak laki-laki tampan bernama Elia Pantouw.

Semua yang didapati Pdt. Hanny dan istrinya itu tidak lantas membuatnya sombong apalagi sampai melupakan Tuhan. Ia terus terpanggil melayani Tuhan lewat pekerjaannya sebagai hamba Tuhah.

Dan lagi-lagi Pdt. Hanny punya kepedulian yang besar bagi generasi bangsa. Ia sedih melihat banyak anak muda yang terjerembab di dunia hitam penyalagunaan narkoba yang jumlahnya sangat banyak baik di indonesia maupun di Sulut dan menjadi sebuah ancaman yang luar biasa. Pdt Hanny terpanggil membantu pemerintah menekan laju jumlah pengguna narkoba sekaligus menyelematkan generasi bangsa.

Baca Juga  Sosok Inspiratif Pendeta Hanny Pantouw: Dari Sulut Untuk Indonesia (6)

Aksi kemanusiaannya itu dinyatakan Pdt. Hanny dengan menyumbang tanah miliknya seluas 3 hektar di Desa Parepei Kecamatan Romboken Kabupaten Minahasa dan kemudian membangun Panti Rehab Narkoba di atas lahan tersebut.

Panti Rehab ini merupakan satu-satunya di Sulut. Melalui program-program yang inovatif serta sentuhan kasih para tenaga pendidik yang berkualitas dan sudah teruji, tercatat sudah ada ratusan anak muda yang tersandung narkoba akhirnya berhasil dibina dan dipulihkan di Panti Rehab yang diakui oleh Departemen Sosial RI dan Badan Narkotika Nasional (BNN) RI tersebut.

Dan untuk mendukung kegiatan kemanusiaan ini, Pdt. Hanny mendirikan Yayasan Bunga Bakung yang mengelolah Panti Rehab Narkoba tersebut dan membangun sinergitas bersama pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta aparat TNI/Polri agar semakin banyak anak muda yang diselamatkan dari barang laknat itu . Dan lebih hebat lagi, mereka yang masuk dan dibina di Panti Rehab Narkoba ini tidak dipungut biaya alias gratis.

Tak heran bila kemudian kehadiran Panti Rehab Narkoba tersebut mendapatkan pengakuan dan apresiasi setinggi-tingginya dari Pemerintah Pusat dan Daerah serta dari banyak elemen masyarakat. Karena meskipun terlahir dari keluarga miskin dan terjerembab dalam dunia hitam selama puluhan tahun, serta dipulihkan dan menjadi seorang hamba Tuhan, Pdt Hanny menjawab semua anugerah Tuhan itu melalui kepedulian yang besar terhadap masalah kemanusiaan yang dihadapi bangsa yakni narkoba. Melalui Panti Rehab Narkoba tersebut, Pdt. Hanny telah memberikan sumbangsi yang sangat besar dan nyata bagi kelangsungan hidup generasi muda dan ikut serta membantu pemerintah dan TNI/Polri dalam upaya bersama menyelamatkan bangsa dan generasi muda dari bahaya narkoba. (Bersambung)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0