KALTENG, JP- Kabar gembira bagi masyarakat Indonesia khususnya para penderita kanker. Obat penyembuh penyakit kanker telah ditemukan.
Menariknya, penemu obat tersebut adalah dua siswi SMA Negeri 2 Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), Aysa Aurealya Maharani dan Anggina Rafitri.
Hebatnya penemuan ini diraih saat mengikuti ajang Gold Medals pada ajang World Invention Creativity (WICO) di Seoul, Korea Selatan.
Tak hanya membuktikan temuan tersebut secara ilmiah, kedua siswi ini mengharumkan nama Indonesia di dunia internasional karena berhasil keluar sebagai juara dunia dengan meraih medali emas di ajang tersebut.
Dalam ajang ini, Aysa dan Anggina mampu menemukan obat kanker payudara dengan ramuan dayak, yakni akar bajakah yang tumbuh di wilayah Kalteng.
“Akar bajakah tunggal ini ada di tanah Kalteng, bisa menyembuhkan kanker payudara yang tidak diketahui banyak mayarakat secara luas,” ujar Aysa, dikutip dari kaltengpos.com, Senin (12/08/2019)
Menurut Aysa, akar bajakah yang ditelitinya dengan Anggina itu memiliki kandungan saponin, alkoloid, steroid, terpenoid, flavonoid, tanin, dan phenolic, yang dapat menyembuhkan tumor ganas. Kandungan tersebut juga sudah dibuktikan dari hasil laboratorium di Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin.
“Kandungan dalam akar bajakah tersebut membuktikan bahwa akar bajakah ini dapat menyembuhkan kanker payudara,” jelasnya.
Aysa bercerita, mereka menemukan akar bajakah ketika ada nenek teman Aysa yang pernah sakit kanker payudara dan sembuh karena rutin mengonsumsi akar bajakah.
Aysa dan teman-temannya yang tergabung dalam ekstrakulier IPA ini kemudian mencari tahu kandungan akar bajakah dan mengajukan ke laboratorium ULM Banjarmasih untuk mengetahui khasiatnya, dengan cara dibentuk seperti serbuk teh.
“Orang-orang pedalaman ini meyakinkan bahwa akar bajakah bisa menyembuhkan kanker payudara, banyak orang-orang terdahulu membuktikan,” jelasnya.
Para siswa itu mengemas produk teh dan bisa dikonsumsi dengan menuangkan pada air 500 mililiter. Produk teh dari akar bajakah mereka buat secara manual dengan bantuan sinar matahari untuk proses pengeringan, selanjutnya ditumbuk manual atau diblender.
“Kami menggunakan alat manual karena belum memiliki alat,” paparnya.
Lanjut Aysa, tak hanya meneliti isi kandungan akar bajakah saja, para siswa berprestasi ini menguji cobanya ke tikus putih yang terkena tumor. Hasilnya, selama dua minggu sel tumor yang ada di tikus tersebut hilang.
“Bahkan tikus tersebut dapat bertumbuh besar dan berkembang biak, sel tumor yang sebelumnya positif menjadi nol sentimeter,” tukasnya.
KALAHKAN PESERTA DARI 22 NEGARA
Diketahui, sebelum meraih medali emas di Korea Selatan, Aysa dan Anggina terlebih dulu mengikuti lomba tingkat nasional pada ajang Youth National Science Fair 2019 (YNSF) di Universitas Pendidikan
Indonesia (UPI) di Bandung.
Pemenang dari kejuaraan ini berhak mewakili Indonesia di WICO di Seoul, Korea Selatan berhadapan dengan peserta dari 22 negara sedunia. Beban baru makin terasa di pundak mereka mengingat mereka kini tak hanya membawa nama sekolah, tapi juga nama negara.
“Rasa waswas terasa lebih dibanding sebelumnya. Lantaran yang kami lawan 22 negara,” ungkap Anggi.
Namun, Aysa dan Anggi tak mau kehilangan rasa percaya diri. Keduanya ingin membuktikan bahwa anak-anak Kalteng mampu bersaing di tingkat internasional. Anak-anak Kalteng dapat dikenal masyarakat dunia.
“Kami hanya menampilkan yang terbaik. Kami sudah berusaha. Kami pasrahkan kepada Tuhan, menang atau kalah itu wajar,” katanya
Untuk kali kedua, keduanya mendapat kejutan yang tak disangka. Sebab, karya mereka diumumkan sebagai juara tingkat dunia. Mereka meraih medali emas.
“Tidak menyangka bisa mengalahkan 22 negara. Kami senang karena bisa membuktikan bahwa anak-anak Kalteng dapat berkreasi dan berinovasi. Mampu bersaing dengan anak-anak di luar Kalteng, bahkan luar negeri,” beber Anggi.
Dua siswi SMAN 2 Palangka Raya itu berharap kekayaan alam di tanah Dayak dilestarikan dengan baik. Bila perlu, lanjut mereka, dibudidayakan dan dikembangkan menjadi obat yang beredar luas.
“Kami inginnya penemuan ini dikembangkan dan diketahui masyarakat luas dan menyembuhkan penyakit kanker,” harap Anggi
Menurutnya, bajakah tidak hanya mampu menyembuhkan kanker.
“Akar bajakah juga dapat digunakan untuk mencegah dan menyembuhkan tumor ganas, mengurangi radikal bebas dalam tubuh, menangkal radikal bebas, serta meningkatkan kesehatan dan sistem kekebalan,” tandasnya. (JPc)
COMMENTS