HomeBudaya & Pariwisata

Hadiri Workshop, Founder Frame Penjaga Budaya Jadi Garda Terdepan Kembangkan Seni dan Budaya

Hadiri Workshop, Founder Frame Penjaga Budaya Jadi Garda Terdepan Kembangkan Seni dan Budaya

TOMOHON, JP- Setelah hari menyelenggarakan Talkshow Eksklusif dengan tema Menjaga Budaya, Senin (09/11/2020), giliran Founder Frame Penjaga Budaya menghadiri Pembukaan Workshop Pelatih Kolintang dan Guru Seni Budaya di Rumah Budaya Nusantar Wale Mazani Tomohon, Selasa (10/11/2020).

Dalam sambutannya, DR. Dominica memaparkan bahwa kegiatan ini tentu menjadi hal yang bagus dalam pengembangan seni budaya.

“Yang diangkat kali ini, memang hanyalah musik kolintang, tapi upaya untuk mengembangkan seni budaya itu adalah sebuah kewajiban setiap insan budaya, atau sahabat budaya di seluruh Indonesia,” katanya.

Baca Juga  Manado Fiesta Masuk 100 CoE Wonderful Indonesia 2020, Pelealu: Puji Tuhan

Dikatakan Dominica, Frame Penjaga Budaya di bawah AjD Sahabat Budaya, menjadi garda terdepan dalam mengembangkan seni dan budaya.

“Frame Penjaga Budaya bahkan telah melebarkan sayapnya untuk bisa merangkul semua orang dalam satu visi dan misi menjaga budaya,” paparnya.

Kegiatan workshop ini melibatkan Balai Pelestarian Nilai Budaya di bawah pimpinan Apollos Marisan, sebagai Kepala Balai Pelestarisan Nilai Budaya Sulawesi Utara.

Marisan mengatakan, kegiatan ini berkesinambungan dengan Platform Indonesiana 2019 yang tahun lalu diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tomohon.

“Kegiatan Festival Wale Mazani ini tentu satu kesatuan dengan pengembangan kebudayaan, tapi atas cara tertentu, menjadi sebuah pengembangan lain, karena yang dilibatkan kali ini adalah guru seni budaya di tingkat sekolah menengah pertama (SMP) dan pelatih-pelatih kolintang muda yang menamakan diri Ansambel Musik Kolintang Kayu Minahasa Milenial (AMKKM),” tukasnya.

Baca Juga  Likupang Masuk dalam 5 Destinasi Super Prioritas

Lanjut Marisan, kegiatan semacam ini diharapkan bisa terus berlangsung, sehingga pengembangan seni dan budaya akan terus bergaung.

“Support dari pelatih-pelatih juga sangat baik, karena hal ini memang harus dilakukan berkesinambungan,” tandasnya.

Turut hadir dalam workshop hari pertama dan menjadi narasumber, diantaranya Royke Kumaat mewakili Dinas Kebudayaan Propinsi Sulut, Ambrosius M. Loho, M. Fil., Akademisi Unika De La Salle Manado, sekaligus pegiat filsfat-estetika, Joppy Sajouw, penerima Anugerah Kebudayaan Kategori Pelestari Seni Tradisi beberapa tahun lalu, Joppy Sajouw, serta Praktisi Kolintang dari Sanggar Bapontar, Andre Handry Yafet Sumual.

Baca Juga  Dukung Pengelolaan Taman Nasional Bunaken, Unsrat dan Ditjen KSDAE Jalin Kerjasama

Kegiatan ini melibatkan para guru kesenian mulai dari SMP, SMA sederajat dan bahkan para pegiat seni lainnya. (JPc)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0