HomeBeritaBerita Utama

Peserta Mengaku Ditipu Penyelenggara, Rogi: Lomba Fashion di MTC Iven Resmi Terkait Manado Fiesta

Peserta Mengaku Ditipu Penyelenggara, Rogi: Lomba Fashion di MTC Iven Resmi Terkait Manado Fiesta

MANADO, JP- Kekecewaan para peserta lomba Fashion bertajuk Pemilihan Putra-Putri Busana Batik Nusantara yang berlangsung di Atrium Utama Manado Trade Center (MTC) di kawasan Megamas Manado Provinsi Sulawesi Utara, Minggu (28/07/2019) sore, yang berakhir ricuh, masih durasakan para peserta lomba hingga hari ini.

Ketika ditemui di ruang tamu SMPN 8 Manado, Senin (29/07/2019) Joice Sumigar SPd selaku Koordinator Guru Seni Budaya sekaligus Wali Kelas 71 SMPN 8 Manado, langsung menumpahkan kekesalannya kepada penyelenggara lomba.

“Memang benar saya bersama orang tua dari siswa yang ikut lomba Fashion di MTC kemarin (Minggu, red) mengamuk saat hasil dibacakan. Karena apa yang dibacakan tidak sesuai hasil penjurian. Kami sangat kecewa dan menduga sudah ada permainan antara penyelenggara dengan tim juri,” ungkapnya.

Diceritakan Sumigar, saat suasana ricuh karena para guru pendamping dan orang tua melayangkan protes ke juri dan pihak penyelenggara, dirinya langsung datang ke tim juri dan mengambil hasil penjurian mereka.

“Waktu lagi ricuh saya tidak melihat lagi pihak penyelenggara di lokasi. Mungkin karena sudah kacau jadi mereka menghilang dari lokasi,” paparnya.

Salah satu lrmbaran hasil penjurian yang diambil Guru Joice Sumigar dari juri saat lomba Fashion antar pelajar di MTC yang berakhir ricuh.


Ia pun memperlihatkan hasil penjurian yang diambil dari para juri tersebut kepada wartawan jejakpublik.com.

Baca Juga  Diduga Pakai Program Pemerintah dan APBD untuk Kampanye, 6 Paslon Petahana Terancam Didiskualifikasi

“Pak lihat sendiri. Di hasil penjurian ini siswa kami Jesika Korua no peserta 52 mendapat total nilai dari tim juri 230 poin paling tinggi dari peserta lain untuk tingkat SMP kategori perempuan, diikuti peserta nomor 17 Festival Koraag dengan nilai 200 poin. Tapi anehnya siswa kami Jesika yang seharusnya juara umum ditetapkan jadi juara 2 dan siswa Festival tidak dapat juara, sementara yang juara umum adalah siswa SMPN 5 Manado dengan nomor urut 5 yang nilai hanya 185 poin. Dan kejadian serupa juga terjadi di semua tingkatan tidak hanya SMP tapi juga SMA/SMK dan SD,” jelasnya.

Sumigar mengaku banyak guru dan orang tua siswa peserta lomba curiga ada permainan antara penyelenggara dengan juri dan peserta yang diberikan juara 1.

“Diduga mungkin ada uang pelicin untuk penyelenggara. Karena sebelum lomba pun siswa kami dan orang tuanya diminta uang dari penyelenggara dengan jaminan siswa kami jadi juara. Kami menolak karena kami yakin siswa kami yang terbaik dan buktinya ada di lembaran hasil penjurian. Dan juri pun saat kami menanyakan juga mengakui siswa kami yang juara umum. Mungkin ada peserta yang memberikan uang yang diminta sehingga mereka juara sekalipun nilainya di bawah siswa kami,” paparnya.

Undangan lomba yabg disebarkan ke sekolah-sekolah SD, SMP, SMA/SMK se-kota Manado


Ditanya apakah penyelenggara memberikan undangan lomba ini ke sekolah, Sumigar mengiyakan.

Baca Juga  Dondokambey: Jangan Salahkan DPRD, Pemkot Justru Yang Terlambat Masukkan Dokumen KUA-PPAS

“Ada undangannya ke sekolah. Apalagi di situ tertera tulisan bahwa kegiatan lomba ini dalam rangka memeriahkan iven Manado Fiesta. Dan penyelenggara mengaku kepada kami mereka sudah menyampaikan kegiatan ini kepada Walikota Manado (DR Ir GS Vicky Lumentut SH MSi DEA). Jadi kami anggap iven ini resmi. Tapi nyatanya penyelenggara mendompleng iven Manado Fiesta supaya kami tertarik dan ikut. Dan itu jelas sudah mencoreng iven Manado Fiesta yang berlangsung sukses,” tukasnya.

Sementara itu, selaku penyelenggara lomba Fashion ini, Marthen Rogi membenarkan lomba Fashion yang digelarnya itu dalam rangka untuk memeriahkan Manado Fiesta.

“Di undangan yang kami berikan kepada sekolah-sekolah SD, SMP, SMA/SMK se-Kota Manado tertera bahwa kegiatan ini dalam rangka memeriahkan Manado Fiesta. Jadi lomba Fashion di MTC hari Minggu kemarin itu iven resmi terkait Manado Fiesta 2019,” katanya.

Standing banner lomba yang terpajang di Atrium/Panggung Utama MTC saat lomba, Sabtu (28/07/2019).


Ketika ditanya apakah sudah berkoordinasi dengan panitia pelaksanaan iven Manado Fiesta, Rogi mengaku hanya menyampaikan rencana kegiatan ini ke Walikota Manado DR Ir GS Vicky Lumentut SH MSi DEA.

Baca Juga  Bersyukur Dipilih CEP, Sehan: Umat Muslim di Sulut 39 Persen

“Malah kami mengundang pak Walikota untuk hadir dan membuka kegiatan ini. Tapi mungkin beliau sibuk sehingga tidak datang,” kata Rogi seraya mengatakan tidak ada pejabat Pemkot yang hadir mewakili Walikota GSVL.

Ketika ditanya lagi soal dugaan rekayasa hasil penjurian, Rogi awalnya berdalih tidak melakukan demikian.

“Lembaran hasil penjurian yang mana? Itu (lembaran hasil penjurian yang dipegang Sumigar, red) bukan punya Juri,” tandasnya.

Namun ketika dikejar dengan sejumlah pertanyaan termasuk saat Sumigar memperlihatkan lembaran hasil penjurian serta permintaan uang kepada peserta dan orang tua, Rogi terlihat gugup lalu kemudian tiba-tiba meninggalkan halaman SMPN 8 Manado tanpa pamit.

Sementara itu, Wakil Walikota Manado Mor Dominus Bastian SE dan Sekretaris Daerah kota Manado Micklar Lakat SH MH ketika dimintai tanggapannya mengaku terkejut.

“Wah saya baru tau itu. Marthen Rogi ya penyelenggaranya? Nanti kita cek. Itu (menggelar iven pribadi dan mengaitkan dengan iven Manado Fiesta, red) tidak boleh. Harus koordinasi dengan panitia pelaksana Manado Fiesta ibu Correta Kapojos atau minimal dengan koordinator lomba kesenian. Itu namanya mendompleng apalagi dengan maksud orang Manado bilang ‘mancari’. Tapi setahu kita iven itu tidak dalam rangkaian Manado Fiesta karena lomba Fashion Manado Fiesta nanti (digelar) awal Agustus. Tapi makase infonya. Nanti kita tindaklanjuti lebih jauh,” ujar Lakat. (JPc)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0