HomeBeritaBerita Utama

Siswa Tewas Saat Jalani Hukuman Diduga Menderita Sakit Asma, Begini Pernyataan Mengejutkan dari Netizen

Siswa Tewas Saat Jalani Hukuman Diduga Menderita Sakit Asma, Begini Pernyataan Mengejutkan dari Netizen

MANADO, JP- Kematian Fanly Lahingide (14), siswa SMP Kristen 46 Mapanget Barat kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara saat menjalani hukuman lari di lapangan viral di facebook.

Seperti akun facebook bernama Royke Mr-Roy Kainde mengingkapkan korban memiliki riwayat penyakit asma.

“Iyo, dia memang ada riwayat (sakit) asma jadi nda (tidak, red) boleh lelah. Dia ada terlambat jadi dapa hukuman,” tulis Roy dalam akun facebooknya.

Yang mengejutkan, ternyata saat diberikan hukuman korban mengeluh sudah tidak mampu. Namun oknum guru yang memberikan hukuman tetap pada pendiriannya.

“Waktu dijemur (berdiri di panas, red) dia masih mampu mar (tapi, red) waktu disuru lari dia so babilang pa guru piket kalau dia so nda (tidak, red) mampu tapi tetap dapa suru lari putar lapangan,” tulis Roy.

Baca Juga  MOR: Kalau Ada yang Bilang Kita deng Pak Vicky Bakalae, Nda Betul Itu

Menanggapi komentar Roy, netizen lainnya ikut angkat bicara. Mereka menyayangkan kengototan oknum guru tersebut untuk menjatuhkan hukuman.

“Harusnya kasi ganjaran laeng jo (diberi hukuman lain, red). Umpanya angka sampah atau ba sapu jo,” tulis Sri dalam akun facebooknya Srikembau Suyanti.

Menanggapi komentar Sri, Roy menyebut oknum guru yang menghukum korban ternyata dikenal selalu memberikan hukuman kepada siswa.

“Itu no tu ibu pe salah. Mar dari dulu kata itu ibu memang begitu, sadiki kiler,” tulis Roy.

Tanggapan serupa juga disampaikan netizen lainnya.

“Cuma karena terlambat kong mo hukum badiri amper satu jam kong tambah suru lari keliling lapangan panas-panas begini. Biar bagaimana dia suak (lelah, red). Ditambah lagi ada kurang sehat. Deng dia katu so bilang dia so nda (tidak, red) mampu. Apa salahnya mo beri keringanan? Kiapa kong musti mo dipaksakan dang. Rupa ini nyawa so melayang (Meninggal, red). Memang dari dulu sampai sekarang nda pernah mo berubah. Nga (Kamu, red) pe kasar pa anak-anak murid dari dulu nda ilang-ilang (tidak berhenti, red). Semoga dari kejadian ini nga (pelaku, red) boleh sadar,” demikian tulisan di akun facebook M Wungouw.

Baca Juga  Berminat Ikut Seleksi Calon Sekprov Sulut? Baca Baik-baik Persyaratan Ini

Sementara itu, sejumlah warga yang tinggal se-kompleks dengan korban Perumahan Tamara, Kelurahan Mapanget Barat, Lingkungan VIII, Kecamatan Mapanget, Kota Manado mengaku korban memang memiliki riwayat sakit asma.

“Harusnya guru-guru mengetahui kondisi para siswanya sehingga jika memberikan hukuman tidak menimbulkan masalah yang fatal seperti yang dialami korban. Ini jadi pelajaran buat para guru dan pihak sekolah agar kedepan tidak ada lagi kasus serupa,” ujar salah seorang warga sekompleks dengan korban yang engan namanya dikorankan.

Diketahui, korban terlambat datang ke sekolah dan diberi ganjaran oleh oknum guru tersebut untuk berlari memutari lapangan sekolah.

Baca Juga  Hebat! Kadis Pariwisata Manado Jadi Narsum Kemenparekraf di Bali

Ketika korban mengikuti perintah dari oknum guru tersebut, korban pingsan dan jatuh di halaman sekolah. Korban pun langsung dilarikan ke rumah Sakit AURI, dan dirujuk ke Malalayang.

Sayangnya, korban sudah meninggal dunia di perjalanan saat menuju ke rumah sakit. (JPc)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0