Oleh: Ni Kadek Melda Lestari
(Mahasiswa PGSD STAH N Mpu Kuturan Singaraja, Bali-Komunitas Penulis Art & Culture Manado-Bali)
DI tengah derasnya serbuan budaya asing serta melesatnya IPTEK membuat ‘eksistensi’ budaya lokal Bali merosot dan tertanam. Lalu bagaimana posisi budaya lokal Bali di dalam pendidikan?. Pendidikan berbasis budaya sangat ‘vital’ keberadaannya, mengingat akan pentingnya pengetahuan dan sikap positif terhadap budaya lokal Bali. Mengestimasi hal tersebut, penting adanya ‘revitalisasi’ budaya lokal. Apa itu revitalisasi? bagaimana memaksimalkannya?. Revitalisasi merupakan menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya terberdaya.
Pendidikan sampai saat ini dipandang sebagai wadah paling ampuh untuk menanamkan nilai budaya lokal. Dengan adanya revitalisasi budaya lokal dimana bertujuan sebagai prioritas pembangunan mental generasi muda, sehingga nantinya dapat mewariskan budaya dan melestarikan budaya. Sementara disisi lain pendidikan masa kini mengarah pada pendidikan formal saja. Hal ini menjadikan salah satu faktor penyebab tertanamnya budaya, padahal pemahaman budaya lokal sangat penting dan pendidikan budaya lokal banyak sekali manfaatnya. Banyak yang ditinggalkan di tengah melesatnya IPTEK ini seperti dolanan anak Bali, beberapa permainan tradisional, serta karya sastra lainnya yang sudah tidak dikenal masa kini.
Memaksimalkan pendidikan melalui revitalisasi budaya lokal yaitu dengan cara ‘merealisasikan’ pembelajarannya berbasis budaya lokal Bali. Banyak hal dalam kajian budaya Bali yang dapat dikembangkan untuk mendidik anak. Seperti karya sastra Bali yang pada umumnya. Adapun contoh dari karya sastra Bali yaitu cerpen (satua bali), Lagu (gegendingan), atau beberapa jenis permainan yang menjadikan sebuah edukasi. Karya sastra Bali memuat banyak makna dan nilai-nilai kehidupan sehari-hari, serta pesan moral yang tersirat didalamnya. Mengenai hal tersebut dapat membantu meluruskan karakter anak melalui nilai-nilai budaya yang ada.
Selain itu untuk memaksimalkan pendidikan berbasis budaya lokal penting adanya sebuah program pembelajaran di sekolah seperti adanya pembelajaran berbasis muatan lokal. Dengan langkah seperti ini secara tidak langsung dapat menghidupkan kembali budaya- budaya yang sebelumnya terberdaya. Pentingnya generasi dalam memahami budaya lokal bali kelak generasi muda akan sebagai penerus terhadap generasi selanjutnya. Mengingat hal tersebut Budaya lokal merupakan suatu titipan leluhur untuk tetap dikembangkan.
Dengan budaya sebagai prioritas pendidikan, karakter yang diharapkan dalam perkembangan bangsa utamanya di Bali diyakini dapat berhasil tertanam. Hal ini dikarenakan pula budaya Bali merupakan salah satu budaya Indonesia menganut budaya ketimuran yang menjunjung tinggi martabat, akhlak dan takwa, serta berkarakter lugas.
Dengan ini, diharapkan seluruh elemen pendidikan tidak hanya bersifat sebagai pendidikan formal saja, tetapi juga ikut sebagai pelaku budaya lokal dalam menginternalisasikan nilai-nilai luhur budaya lokal Bali. Penulis berharap dengan adanya langkah revitalisasi ini dapat membangkitkan kembali budaya-budaya Bali dan melalui pendidikan karakter budaya lokal, bangsa ini menjadi bangsa yang berkarakter unggul dan tetap cinta terhadap budaya lokalnya sendiri sehingga keberadaannya. (*)
COMMENTS