Oleh: Ni Made Eri Mulyaningsih
(Mahasiswa STAHN Mpu Kuturan-Komunitas Penulis Art & Culture Singaraja-Bali)
SITUASI seperti sekarang merupakan sebuah situasi yang tidak bisa kita duga. Banyak hal terjadi ketika munculnya corona virus yang pada akhirnya meledak booming di berbagai sumber. Siapa sangka hal ini bisa menimpa kita semua, pastinya sangatlah shock diawal namun setelah dijalani, dinikmati semuanya akan berjalan seperti biasanya. Sampai-sampai saat ini banyak berita beredar bahwa akan adanya “NEW NORMAL” yang dimana merupakan sebuah kebiasaan baru yang pastinya akan ada perubahan budaya yang dimana corona virus ini akan dinyatakan sebagai penyakit biasa, dan segala aktivitas akan selalu dibatasi, dan pastinya akan membuat kebiasaan memakai masker, serta jaga jarak antar sesama diwajibkan. Bagi sebagian orang mungkin saja pro akan situasi seperti ini dan tidak menutup kemungkinan ada banyak juga yang kontra akan berita yang beredar. Namun kita sebagai masyarakat sebaiknya mengikuti aturan yang sudah ditetapkan, karena dengan demikian kita akan terhindar dari virus ini.
Untuk pemanfaatan sosial media (SosMed) saat ini bisa kita lihat realitanya, pasti banyak orang yang berbondong-bondong untuk mengapresiasi dirinya baik itu melalui media nyata maupun media maya. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan juga ada beberapa orang yang tidak ingin mengumbar privasinya istilahnya “pasif”, alasannya bisa saja karena mempunyai sebuah prinsip yang dimana “hidup ialah privasi tersendiri, bukan untuk diumbar namun dinikmati”.
Sebenarnya sosial media merupakan platform yang bisa dikatakan cukup kuat, karena hampir setiap harinya masyarakat tidak bisa dilepaskan dari khayalan dunia maya. Berbagai aktivitas dalam pemanfaatan sosial media banyak dilakukan oleh masyarakat baik dari kalangan milenial, artis serta pejabat bahkan orang yang bisa dikatakan kurang mampu juga sudah bisa sedikit menggunakan sosmed mungkin dari update status, posting foto/video atau konten lainnya yang menurut pribadinya menarik. Platform yang bisa digunakan semisal instagram, facebook, youtube, twitter dll yang dimana dapat menciptakan atau membangun personal branding.
Saat ini, kita mudah menebak kehidupan seseorang dari perilaku nya di sosial media, tidak peduli dengan backgroundnya. Jika kita sebagai pengguna sosial media tidak dapat memanfaatkan dengan baik, maka kita harus siap menikmati ribuan bahkan jutaan orang yang tidak kenal maupun kita kenal akan menghakimi apa yang sudah kita tebarkan ke publik apalagi hal yang kita tebarkan itu seharusnya tidak pantas untuk dikomsumsi oleh publik, maka dari itu pikirkan terdahulu sebelum menggunggah sesuatu di sosial media, karena bisa menimbulkan kerugian baik diri sendiri,dan kemungkinan besar orang lain juga tersinggung jika status yang dibuat sifatnya menyindir.
Personal branding sering sekali dihubungkan dengan keberhasilan karir seseorang, artinya dengan adanya personal branding ini, kita sebagai individu dapat mengetahui cara dan proses kita dalam memasarkan diri kepada orang lain tapi bukan maksud menjual diri yaaa,, jadi personal branding ini lebih menekankan pada kesuksesan datang dari self-packaging. Nah pada intinya, pemanfaatan sosmed sekarang bukan hanya sebagai ajang komunikasi ataupun interaksi, melainkan sosmed dianggap sebagai ajang bergengsi yang dimana semua orang berlomba-lomba pamer baik suka maupun duka untuk mendapatkan perhatian dari orang lain. (*)
COMMENTS