HomePemerintahan

Unik dan Inspiratif! Maknai Natal Pendeta Hanny Pantouw Gelar Silaturahmi Bahas Moderasi Beragama Bersama Kakanwil Kemenag dan Sejumlah Tokoh Muslim

Unik dan Inspiratif! Maknai Natal Pendeta Hanny Pantouw Gelar Silaturahmi Bahas Moderasi Beragama Bersama Kakanwil Kemenag dan Sejumlah Tokoh Muslim

FOTO: Silaturahmi Pendeta Hanny Pantouw dengan Kakanwil Kemenag Sulut di Tateli Mandolang Minahass. (Dari kiri) Anggota DPRD Sulut Haji Ayub Ali Albugis, Kakanwil Kemenag Manado  Rogaya Udin, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Sulut H. Sarbin Sehe, Ketua Umum DPP LMI Pendeta Hanny Pantouw, Kebid Urusan Agama Kristen Kanwil Kemenag Sulut Pdt Simon Rawis dan Habib Sayyed Umar Allhabsyi.

MINAHASA, JP – Momen Natal kelahiran Yesus Kristus dirayakan dan dimaknai umat Kristiani dengan pelbagai cara. Namun ada cara unik dan langkah namun sangat insipratif dilakukan salah satu tokoh agama Sulut Pendeta Hanny Pantouw S.Th., bersama Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Laskar Manguni Indonesia (LMI).

Di mana Pdt Hanny dan pengurus ormas adat terbesar di Indonesia yang kepengurusannya sampai di luar negeri yang dipimpinnya ini, menggelar kegiatan bertajuk “Silaturahmi DPP LMI Bersama
Bapak H. Sarbin Sehe S.A.g., MPd.I
Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Sulut dengan Tokoh – Tokoh Muslim Dd Sulut dalam rangka Hari Raya Natal 2022 dan Menyambut Tahun Baru 2023”.

Kegiatan ini berlangsung di rumah Pdt Hanny yang berlokasi di Jalan Air Hidup Tateli Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara, Rabu (28/12/2023) malam.

Umat muslim yang mengikuti acara silaturahmi.

Hadir dalam acara ini Kakanwil Kemenag Sulut Haji Sarbin Sehe, Ketua Umum DPP LMI Tonaas Wangko Pdt Hanny Pantouw STh., Habib Sayyed Umar Allhabsyi, Anggota DPRD Sulut Haji Ayub Ali Albugis, Kepala Kanwil Kemenag Manado  Rogaya Udin, S.Pd, M.Pd., Kepala Bidang Urusan Agama Kristen Kanwil Kemenag Sulut Pdt Simon Rawis Sdp., Mdp., Ketua NU Minahasa Haji Syafaruddin Madeppungen, Haji Sharir Masloman, Wakil Ketua DPD LMI Minahasa Haji Sharir Masloman, Bunda Maidy Palar istri dari Pdt Hanny,, serta umat muslim dan jajaran pengurus DPP LMI dan Pengurus DPD LMI Minahasa.

Dalam silaturahmi ini dibahas tentang moderasi beragama dan bagaimana menjaga kerukunan atau toleransi antar umat beragama khususnya di Sulut, yang dipandu oleh Sekretaris Jenderal LMI Drs Trius Abas.

Baca Juga  Pendeta Hanny Pantouw: Penghargaan Sulut Pelopor Toleransi dan Kerukunan, Bukti ODSK Pemimpin Pluralis Indonesia

Kakanwil Kemenag Provinsi Sulut Haji Sarbin Sehe menegaskan bahwa keberagaman di Indonesia khsususnya Sulut merupakan kekayaan yang harus diterima.

“Kita tidak mungkin menghapus kemajemukan. Kita tidak mungkin menafikan keberagaman. Kita tidak mungkin tidak menghargai pluralisme.
Karena kita terlahir dari sana maka kita menerimanya sebagai pemberian. Mari kita perkuat lewat kebersamaan,” ujarnya.

Menurutnya, untuk merawat dan menjaga keberagaman diperlukan konsep-konsep besar, strategi-strategi tepat, langkah-langkah konkret.

“Kita bersyukur negara tidak mengenal mayotitas minoritas. Negara berlakukan sama. Cuma kadang kadang karena ektrimisme kita merusak keberagaman kita,” katanya.

Anggota DPRD Sulut Haji Ayub Ali Albugis.

Karena itu, kata Kakanwil, kita perlu memperkuat toleransi beragama kita yg sudah terbangun selama ini.

“Kira harus membumikan pikiran dan perilaku moderat. Penguatan nilai-nilai moderasi beragama menjadi sangat penting. Moderasi beragama menjadi jembatan emas menuju pulau tujuan yakni toleransi lebih baik, kerukunan lebih kuat,” katanya.

Kakanwil mengibaratkan moderasi beragama dengan pohon. “Kalau diibaratkan pohon moderasi beragama adaah batangnya, kerukunan dan toleransi adalah buahnya. Batang akan bagus dan subur diperlukan pupuk yang bagus dirawat dibersihkan tanaman sekitar. Maka moderasi beragama tidak perlu menjadi kekuatiran para kiai, tokoh agama, pendeta, karena yang kita moderatkan adalah cara pandangnya, pikirannya, prakteknya, sikap beragamanya dan bukan ajaran agamanya, bukan prinsip agamanya,” jelasnya.

“Dengan moderat itu kita bisa dipertemukan dalam NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Di dalamnya bermacam-macam suku, agama, budaya, etnis, tapi satu sama lain saling menguatkan bukan saling menggesekan, saling membimbing dan mempersatukan,” tambahnya.

Ia menyebut, seejarah moderasi beragama di indonesia sudah berlangsung lama. Tapi polarisme dan ektrimisme terus berkembang di sekitar kita sehingga kadang kita gagal paham.

“Perlu penguatan moderasi beragama
Saya orang Kristen tetangga saya Islam beribadah tidak usah dilarang biarkan dia beribadah. Saya orang Islam tetangga saya Kristen biarkan mereka beribadah meskipun rumah ibadahnya belum ada bisa beribadah rumah pribadi. Tidak perlu ada yang tersinggung,” pintanya.

Habib Sayyed Umar Allhabsyi.

Pada kesempatan ini, Kakanwil menyampaikan ucapan selamat Natal kepada umat Kristiani.

Baca Juga  Menyambut Kedatangan Tuhan

“Saya mengucapkan selamat merayakan Natal kepada umat Kristiani. Kita bersyukur Natal berlangsung aman.
Natal memberi makna kita untuk lebih mengintrospeksi diri, mengevakuasi hidup beragama kita. Jika di tahun 2022 kurang bagus maka kita baguskan di tahun 2023.
Kita juga terus mengukur tingkat kualitas hidup kita. Hari esok harus lebih baik dari hari ini. Jangan sampai 2022 sudah bagus tapi 2023 jelek,” tandasnya.

Selanjutnya, Anggota DPRD Sulut Ayub Ali Albugis mengusul momentum silaturahmi seperti ini harus lebih sering dilakukan jangan hanya di acara keagamaan.

“Setiap agama punya prinsip yang tidak boleh dilanggar. Tapi jika kita intens berkomunikasi maka hal yang prinsip tersebut tidak akan menimbulkan persoalan,” paparnya seraya mengingatkan untuk selalu mengecek kebenaran setiap kali mendapatkan informasi apalagi itu berkaitan dengan persoalan agama dan suku.

Sedangkan Habib Sayyed Umar Allhabsyi dalam pernyataannya mengungkapkan harapan suatu saat nanti akan ada rumah toleransi di Sulut

Sementara itu, Pdt Hanny Pantouw mengungkapkan kegiatan silaturahmi ini digelarnya untuk memenuhi kerinduan dari umat muslim yang disampaikan kepadanya sebelum Natal.

Pendeta Hanny Pantouw.

Ia menegaskan tentang bagaimana kita menjaga hubungan toleransi. “Saya selalu katakan dalam setiap kesempatan begini, jadilah Muslim yang baik agar jika tetanggamu Kristen, dia bisa tidur nyenyak karena dia tahu di sebelahnya ada Muslim yang baik. Jadilah Kristen yang baik agar kalau tetanggamu Muslim, dia tidur nyenyak karena dia tau tetangganya orang Kristen yang baik,” ucapnya.

Menurutnya, yang dimoderasi itu bukan agamanya tetapi cara kita hidup. “Karena apa saya percaya bahwa petunjuk Muslim sudah final yakni Alqur’an dan petunjuk Kristen sudah final yaitu Alkitab. Jalani saja agama kita masing-masing,” ajaknya.

Dikatakan Pdt Hanny, di dalam Kristen dan Islam saja ada beragam aliran dan punya perbedaan.

Baca Juga  Beri Testimoni Tentang Sosok Habib Muhsin Bilfaqih di Haul Sang Pria, Pendeta Hanny Pantouw Kirim Pesan Menarik Untuk Indonesia, Apa Itu?

“Kita di Kriisten banyak aliran. Ada Pantekosta, ada Adven dan lain sebagainya. Juga di Islam yang besar saja ada NU dan Muhammadia. Contoh Hari Lebaran keduanya berbeda satu hari apa hilang substansinya? Tidak,” tegasnya.

Pdt Hanny yang juga adalah Ketua Umum / Tonaas Wangko DPP LMI ini mengajak untuk terus membangun silaturahmi lintas agama.

“Dengan silaturahmi kita bisa hidup berdampingan di tengah keberagamana atau perbedaan. Belajar dari pelangi selalu warna-warni. Meski berbeda tapi tetap bersatu.

Pdr Hanny menyimpulkan masalah bangsa Indonesia dalam 2 hal yakni hukum karena kadang diduga tidak diterapkan secara benar dan kedua komunikasi.

“Komunikasi lintas agama harus terus dibangun, dan itu dimulai dari diri sendiri. Ada yang bilang hidup di Singapura enak karena semua tertib. Tapi saya katakan jumlah penduduk Singapura hanya berkisar 5 juta lebih. Penduduk Jakarta ada 13 juta lebih, dan penduduk Indonesia ada 217 juta lebih. Ada 1340 suku, ada 800 lebih bahasa lokal, ada 300 etnis, sekarang sudah 37 propinsi, ada 500 lebih kabupaten kota, ada 17.500 pulau. Ini potensi rusuh besar. Jika kita tidak bangun komunikasi secara baik dan intens, jika kita tidak saling menghargai maka Indonesia dapat rusuh,” bebernya seraya menambahkan jika silaturahmi di Sulut terus dibangun maka kelak Sulut akan menjadi barometer kerukunan beragama di Indonesia.

Pdt Hanny menutup pernyataannya dengan mengutip satu nats dalam Kitab Suci Mazmur 133 ayat 1-3 yang berbunyi: “Alangkah indah dan elok kalau mereka semua duduk rukun dan damai maka di sana Allah memerintahkan berkat”.

“Saya mengartikan kata duduk rukun dan damai itu artinya semua suku dan agama di tengah perbedaan bisa duduk dengan damai, saling support, saling menghargai. Kalau itu terjadi maka Sulut aman, Indonesia aman dan Allah memerintahkan berkat kepada kita semua,” tandasnya.

Di penhujung acara silaturahmi ini, Sekjen Trius Abas selaku moderator menutup dengan sebuah kalimat menarik. “Inti dari seluruh pencerahan ini adalah kasih, di mana dalam Kristen kasih merupakan hukum tertinggi. Tidak ada hukum lain selain kasih itu sendiri,” pungkasnya. (JPc)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0