HomeBeritaBerita Utama

Dua Tokoh Kawanua Ini Rancang Baju Khas Manado, dengan Motif Kombinasi Beragam Suku

Dua Tokoh Kawanua Ini Rancang Baju Khas Manado, dengan Motif Kombinasi Beragam Suku

MANADO, JP— Dua tokoh kawanua yang sukses masing-masing Coreta Kapoyos dan desainer ibukota Hengki Kawilarang, hadir dalam Focus Group Discussion (FGD), Coreta Kapoyos mendatangkan desainer ibukota Hengki Kawilarang, di Swiss-Belhotel Maleosan Manado, Senin (14/10/2019).

Di kegiatan ini, Hengky menampilkan peragaan baju khas Manado hasil karyanya yang membuat peserta berdecak kagum.

Di mana Hengki menampilkan baju khas Manado hasil karyanya dalam 4 warna, Merah, Biru, Silver dan Gold, dengan pilihan baju untuk kegiatan sehari-hari, acara khusus, ataupun untuk upacara perkawinan.

Menurut Coreta, pembuatan baju khas Manado didasari atas keragaman multi etnis bumi nyiur melambai.

Baca Juga  Resmikan Proyek Dana Kelurahan, Lomban Ingatkan Aparatur

Terbukti, menurut Coreta, motif baju khas Manado menampilkan kombinasi 4 etnis besar di Sulawesi Utara yakni, Minahasa, Gorontalo, Bolmong dan Sangihe Talaud disertai dengan variasi suku Bantik, Arab, Cina dan suku lainnya.

“Dengan tidak mengabaikan baju adat Minahasa di mana rok bawah motif duyung tapi terbelah, ini ciri khas etnis Cina, juga dikombinasikan dengan pernak-pernik dan tenunan khas Gorontalo. Semua mewakili multi etnis yang ada di Manado,” ujar Coreta.

Ia berharap ke depan Manado sudah ada baju khas yang di-Perda-kan (Perwturan Daerah), sehingga masyarakat bisa memakai baju khas Manado pada upacara resmi kenegaraan maupun upacara pernikahan.

Baca Juga  Astaga...Belum Jadi Cawali Istri Walikota Manado Bakal Diperiksa Bawaslu, Bilfaqih: Jika Terbukti Akan Dilapor Ke KASN

“Ke depan jika sudah ada Perda tentang baju khas Manado diharapkan bisa membantu, mungkin sudah bisa ada butik penyewaan baju khas Manado, sehingga masyarakat boleh mendapatkan pilihan baju khas Manado saat ada acara-acara tertentu,” tandasnya.

BUKA FGD

Sebelumnya, Sekdakot Manado Micler Lakat mewakili Wali Kota Vicky Lumentut, membuka Focus Group Discussion (FGD) tersebut.

Dalam sambutannya, Micler mengatakan kota Manado adalah pusat adat Sulut.

“Manado sangat dinamis dan heterogen karena semua adat yang ada di Sulawesi Utara ada di kota Manado, baik mulai dari Gorontalo, Bolmong, Minahasa, Arab, Bantik, Sanger dan lainnya,” kata Micler.

Baca Juga  Bupati Roring Imbau Warga Stop Gunakan Air Mineral dalam Kemasan

Turut hadir Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kota Manado, Drs. Daglan M. Walangitan, M.Pd, Kadis Pariwisata Kota Manado, Dra. Lenda Pelealu, M.Si, Kabag Pem-Humas Setda Kota Manado, Drs. Sonny Takumansang, M.Si, juga para Narasumber dari kalangan Akademisi dan Pemerhati Seni dan Budaya di Kota Manado. (JPc)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0