HomePemerintahan

Heboh! Beri Ceramah Kebangsaan di Dzikir Akbar Shalawat Akhir Tahun, Pendeta Hanny Pantouw Serukan “Takbir” Lalu Kutib Ayat Alkitab

Heboh! Beri Ceramah Kebangsaan di Dzikir Akbar Shalawat Akhir Tahun, Pendeta Hanny Pantouw Serukan “Takbir” Lalu Kutib Ayat Alkitab

FOTO: Pendeta Hanny Pantouw saat membawakan ceramah kebangsaan pada acara Shalawat Malam Tahun Baru yang berlangsung di Lapangan Kampung Ternate Kota Manado.

MANADO, JP – Momen malam Tahun Baru dirayakan dan disyukuri masyarakat dengan bermacam cara dan tempat. Seperti di Kota Manado, umat muslim berkumpul dalam sebuah acara Dzikir akbar bertajuk “Shalawat Malam Tahun Baru Bersama Habib sayed Sayyed Umar Alhabsyi dan Tokoh-Tokoh Muslim”, yang berlangsung di Lapangan Kampung Ternate Kota Manado, Jumat (31/12/2022) malam.

Namun yang menarik dan mengejutkan, di acara ini hadir seorang pendeta. Dia adalah Pendeta Hanny Pantouw STh. Dia tak sekedar hadir di acara itu tapi didaulat membawakan ceramah.

Kesempatan ini pun dimanfaatkan Pendeta Hanny dengan berbicara tentang toleransi dan kerukunan beragama di tengah perbedaan dan keberagaman, sebagaimana tema acara ini “Merajut Kebersamaan Dalam Bingkai  Bhineka Tunggal Ika””

Yang menghebohkan, di awal sambutannya Pendeta Hanny seruhkan “Takbir” yang dibalas tokoh-tokoh muslim dan umat muslim yang memandati lokasi Shalawat malam Tahun Baru tersebut.

“Takbiiir…Takbiiiir…Ini luar biasa. Saya percaya Allah yang menggerakan hati kita semua datang di tempat ini. Di sana ada yang di bar, di tempat-tempat lain tapi kita semua ada di sini bershalawat,” ujarnya.

Meski sebagai seorang tokoh agama Kristen, Pendeta Hanny mengaku sangat menikmati bershalawat dengan para tokoh dan umat muslim

“Saya menikmati shalawat ini. Saya pendeta saja menikmati apalagi teman2 (muslim) di sini. Apalagi saya diminta memberikan ceramah kebangsaan dengan tema bersama merajut kebangsaan dalam Binneka Tuggal Ika,” katanya.

Pendeta Hanny yang juga adalah Ketua Gereja Bethel Indonesia (GBI) Kota Manado ini mengatakan, dirinya tidak pernah bosan mengatakan bahwa Indonesia negara besar.

Baca Juga  Pendeta Hanny Pantouw Ucapkan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa dan Mendoakan Umat Muslim

“Penduduk kita berjumlah 276 juta orang lebih, ada 1340 suku, ada 800 lebih bahasa lokal, 300 etnis, ada 3 provinsi baru di Papua menjadi 37 propinsi, ada 500 lebih kabupaten kota, ada 17.500 pulau, ada 6 agama di luar aliran kepercayaan. Sangat berpotensi untuk Indonesia bisa rusuh. Maka tema merajut keberagaman di tengah perbedaan adalah tema yang dangat luar biasa,” jelasnya.

Karena itu, menurut Pendeta Hanny, keberagaman dan perbedaan ini harus dijaga, dirawat dan dirajut.

“Jika keberagaman ini tidak dijaga, tidak di dirawat, tidak dirajut, maka kondisi yang terjadi di Ambon beberapa waktu lalu tidak tertutup kemungkinan bisa terjadi di tempat lain bahkan di kota Manado yang kita cintai ini,” paparnya.

Ia mengaku sering mengingatkan kepada umat Kristen dan muslim agar toleransi dan kerukunan beragama harus dijaga bersama.

“Karena kalau terjadi kerusuhan di Manado yang terkenal dengan kerukunan beragama bisa kita bayangkan begini. Mau ke pasar saja saling curigai, ke mall juga kita sudah tidak bisa, kuliah sudah tidak bisa,” ungkapnya.

“Bisa dibayangkan situasi di Ambon saat itu. Di depan kita anak-anak kita dipikul, orang tua dibunuh, rumah kita di bakar, butuh banyak tahun untuk kita hilangkan trauma ini. Oleh sebab itu ini harus dijaga,” tambahnya.

Pendeta Hanny pun mencontohkan konflik berkepanjngan yang terjadi di Afganistan.

“Contoh saja Afganistan hanya 38 juta penduduknya, hanya 17 suku dan hanya ada dua suku berkelahi. Sampai sekarang kita masih lihat ada bom yang meledak di sana. Indonesia pendudukanya nomor empat di dunia setelah Cina, Amerika dan India. Jadi kita punya kewajiban bersama untuk menjaga ini,” ajaknya.

Baca Juga  Irup Operasi Ketupat Samrat 2021, Ini Penegasan Gubernur Olly

Pendeta Hanny bercerita tentang hidupnya di Jakarta selama 28 tahun membaur dengan umat Islam.

“Jadi kalau saya kumpul dengan umat muslim seperti ini saya tidak kaget karena dari remaja, teman bergaul llebih banyak yang muslim. Maka saya tidak asing lagi duduk bersila pakai kain sarung kopiah
Sehingga waktu saya bertobat dan jadi pendeta saya sudah terbiasa begini (Kumpul bersama tokoh dan mat muslim, red),” tukasnya.

Pendeta Hanny mengingatkan juga bahwa konflik Israel dan Palestina bukan konflik agama melainkan konflik tanah

“Satu saat saya nonton televisi ribut antara Israel dan Palestina lalu ada oknum mempolitisir seolah-olah itu yang berantem agama Kristen dan Islam. Itu hoax. Karena bapak ibu tahu yang percaya Yesus di Israel hanya 3 persen sedangkan di Palestina yang percaya Yesus ada 23 persen. Mereka berantem soal tanah. Jadi jangan terpengaruh dengan hoax seperti iitu. Jaga ini semua agar kita boleh hidup rukun dan damai. Damai itu indah. Takbir?,” ucapnya dan langsung dijawab Takbir oleh tokoh dan umat muslim di lapangan tersebut.

Pendeta Hanny tak menampik jika kehadirannya di acara Shalawat di salah mengerti oleh orang lain.

“Jadi saya hadir di sini mungkin ada orang yang bisa salah paham. Kenapa ada pendeta di sini? Bahkan ada yang bilang begini kenapa di acara seperri ini ada kafir yang pegang mic? Silakan saja. Tapi yang saya tahu saya berada di tengah kekuarga saya,” tegasnya disambut aplaus dari peserta Shalawat.

Baca Juga  Sulut Raih Penghargaan Pelopor Toleransi dan Kerukunan, Kontribusi Tokoh Ini Jadi Sumber Inspirasi

Pendeta Hanny melanjutkan bahwa soal keamanan semua harus bersinergi dengan TNI/Polri untuk menjaga keberagamaan.

“Selain saya seorang pendeta, saya juga ketua umum ormas adat bernama Laskar Manguni Indonesia. Dari awal kami sudah sepakat kami (LMI, red) nasionalis, semua agama dan semua suku ada di dalamnya.
Dan ormas ini jadi perekat bangsa.
Kita jaga, kita bergandengan tangan. Sebaliknya kalau tidak dijaga ada oknum yang ingin membenturkan kita,” tandasnya.

“Tidak bisa dipungkiri di dunia ini ada dua agama besar Muslim dan Kristen.
Kita harus bangun silaturahmi bangun komunikasi satu sama lain,” ujarnya.

Lebih menarik lagi, di acara Shalawat ini dirinya mengutip nats Alkitab. “Sebelum saya mengakhiri ceramah saya ini saya mau mengutip ayat Alkitab. Mohon maaf saya tidak mau mengutip nats Kitab Suci agama lain termasuk Alqur’an karena bisa saja dipolitisir. Apalagi ceramah saya disiarkan langsung di medsos,” tandasnya.

Ia pun membaca nats Mazmur 133 ayat 1-3 yang berbunyi: “Alangkah indah dan elok kalau mereka duduk rukun dan damai ke sana Allah mengirimkan berkat”.

“Artinya bersama agama dan suku lain kita bisa duduk rukun dan damai maka Allah akan mengirimkan berkat untuk kita semua. Takbiiiir….Takbiiiir,” teriak Pendeta Hanny dibalas dengan seruan Takbir peserta Shalawat.

Kehadiran Pendeta Hanny di acara Shalawat dan menyerukan “Takbir” ini viral di media sosial dan mendapat tanggapan positif dari warganet.

“Terima kasih pak pendeta atas kebersamaannya,” tulis Irvan Ogirisa.

“Tokoh Agama Nasionalis. Salam Damai Pak Pendeta….Salut,” tulis Ningsry Datau.

“Wow! That’s Awesome!,” tulis Nico Turangan, kawanua di Amerika Serikat. (JPc)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0