FOTO: Umat muslim saat menjalankan sholat di rumah Pendeta Hanny Pantouw di Tateli Mandolang, Kabupaten Minahasa.
MINAHASA, JP – Di tengah persoalan adanya larangan umat Kristen beribadah merayakan Natal Yesus Kristus di beberapa tempat yang beredar di media sosial, sebuah pemandangan mengejutkan tapi sekaligus mengagumkan dan memberi inspirasi bagi banyak orang, telah terjadi di Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), karena memberikan pesan toleransi beragama yang kuat.
Di mana rumah dari Pendeta Hanny Pantouw STh, salah satu tokoh agama di Sulut, yang berlokasi di Jalan Air Hidup Tateli Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa justru dijadikan tempat sholat bagi umat muslim.
Hal ini terjadi pada Rabu (28/12/2022). Saat itu berawal ketika di rumah Pdt Hanny dan Bunda Maidy Palar akan digelar kegiatan bertajuk Silaturahmi Dewan Pimpinan Pusat Laskar Manguni Indonesia Bersama Kepala Kanwil Kementerian Agama Sulut Bapak Haji Sarbin Sehe S.Ag.; M.Pd.I dan juga tokoh-tokoh agama muslim di Sulut dalam rangka Hari Raya Natal 2022 dan Menyambut Tahun Baru 2023, yang sesuai agenda akan berlangsung pukul 17.00 Wita.
![](https://jejakpublik.com/wp-content/uploads/2022/12/FB_IMG_1672274039572.jpg)
Pendeta Hanny Pantouw saat berbicara di acara Silaturahmi
Namun saat kegiatan ini hendak dimulai ternyata waktunya sangat berdekatan dengan waktu Sholat Maghrib umat muslim. Karena itu Pdt Hanny pun memutuskan menggeser waktu kegiatan silaturahmi untuk memberi kesempatan bagi umat muslim beribadah dan kemudian dia mempersilakan umat muslim menjalankan sholat.
Yang menarik, Pdt Hanny yang juga adalah Ketua Umum / Tonaas Wangko Laskar Manguni Indonesia (LMI), ormas adat terbesar di Indonesia yang kepengurusannya sampai di luar negeri ini, menyiapkan salah satu ruangan terbuka di halaman rumahnya yang berada di atas kolam ikan, untuk dijadikan tempat sholat. Tak sampai di situ, Pdt Hanny juga turun tangan langsung mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk kegiatan sholat tersebut, seperti karpet yang mengalasi lantai ruangan tempat sholat dan air wudhu.
Berkat perhatian dari Pdt Hanny tersebut, umat muslim yang datang untuk mengikuti kegiatan silaturahmi boleh menjalankan sholat dengan baik, tanpa harus ke masjid yang lokasinya agak jauh atau meningalkan lokasi kegiatan.
![](https://jejakpublik.com/wp-content/uploads/2022/12/20221229_105726_compress64-scaled.jpg)
Umat muslim mengambil air wudhu di depan rumah Pendeta Hanny Pantouw sebelum sholat.
Meihat itu, sejumlah tokoh umat Islam di Sulut yang saat itu berada di rumah Pdt Hanny untuk mengikuti acara silaturahmi, angkat bicara.
Salah satunya Haji Sarbin Sehe yang memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Pdt Hanny.
“Ini sangat luar biasa. Apa yang terjadi di sini (umat muslim sholat di rumah pendeta, red) dan apa yang sudah dilakukan Pendeta Hanny (menyiapkan tempat sholat bagi umat muslim, red) merupakan bukti nyata moderasi beragama,” ujarnya.
Haji Sarbin yang juga adalah Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sulut ini pun menyebut bahwa Pdt Hanny merupakan tokoh moderasi beragama di Sulut.
“Saya harus katakan bahwa Pendeta Hanny Pantouw adalah tokoh moderasi beragama di Sulut. Apa yang sudah dilakukannya adalah bukti nyata sebuah moderasi beragama yang patut diapresiasi setinggi-tingginya,” ujarnya.
Apresiasi juga disampaikan Habib Sayyed Umar Allhabsyi yang hadir dalam acara silaturahmi tersebut.
“Perdana (yang pertama kali, red) malam hari ini saya menyaksikan umat muslim sholat di rumah pendeta (Hanny Pantouw),” ungkapnya.
![](https://jejakpublik.com/wp-content/uploads/2022/12/FB_IMG_1672274091326.jpg)
Silaturahmi DPP LMI Bersama Kemenag Sulut Haji Sarbin Sehe dan juga tokoh-tokoh agama muslim di Sulut dalam rangka Hari Raya Natal 2022 dan Menyambut Tahun Baru 2023.
Habib Umar mengaku memanggil Pdt Hanny dengan sebutan “Papi” karena kedekatannya dengan Pdt Hanny seperti keluarga sendiri.
Ia mengakui sulit menemukan sosok pendeta seperti Pdt Hanny yang selalu membaur dengan tokoh atau pemimpin agama Islam dan umat Islam.
“Makanya Papi ini Pendeta, mo cari dari ujung dunia dari timur sampai barat tidak ada pendeta yang mau duduk dengan habib, baca maulid sama-sama, baca ratib sama-sama, takbir sama-sama,” ucapnya disambut aplaus seluruh peserta silaturahmi.
Sedangkan Haji Ayub Ali Albugis, Anggota DPRD Provinsi Sulut, yang hadir di acara itu menyebut Pdt Hanny sebagai sosok orang tua dan tokoh Sulut yang jadi panutan semua orang.
“Pendeta Hanny Pantouw Ketua Umum LMI orang tua kita yang perlu menjadi panutan di Sulawesi Utara, selalu menjadi jembatan emas untuk berkomunikasi,” tandas Haji Ayub Ali yang juga adalah Ketua Dewan Masjid Kota Manado.
Ketiga tokoh umat Islam ini mengatakan sikap toleransi dan moderasi beragama ini bukan baru pertama kali terjadi. Sebelumnya, Pdt Hanny kerap hadir dan berbicara di dalam masjid, menghadiri acara keagamaan dan membaur bersama tokoh agama Islam dan umat muslim, satu-satunya pendeta yang menyerukan takbir di hadapan umat muslim di ruabg publik, ikut membantu pembangunan masjid dan intens menyuarakan toleransi beragama di Sulut bahkan Indonesia.
![](https://jejakpublik.com/wp-content/uploads/2022/12/20221229_105631_compress64-scaled.jpg)
Pemandangan rumah Pendeta Hanny Pantouw dan tempat sholat umat muslim.
Bahkan penelusuran jejakpublik.com pun menemukan sikap-sikap moderasi beragama yang selama ini diwujudkan Pdt Hanny Pantouw tersebut. (JPc)
COMMENTS