HomeSosok

Sosok Inspiratif Pendeta Hanny Pantouw: Dari Sulut Untuk Indonesia (9)

Sosok Inspiratif Pendeta Hanny Pantouw: Dari Sulut Untuk Indonesia (9)

SIAPA yang tak kenal Pendeta (Pdt) Hanny Pantouw STh? Dia adalah seorang tokoh agama sekaligus tokoh adat dan tokoh masyarakat Sulawesi Utara. Karenanya, jejakpublik.com tertarik untuk mengulas sepenggal potret kehidupan dari sosok yang sangat inspiratif ini.

Aktif Menjaga Toleransi dan Merawat Kebhinekaan

Pdt Hanny merupakan sosok yang sangat toleran. Terbukti, suami dari Gembala Maidy Palar ini sangat aktif menjaga toleransi beragama di Indonesia pada umumnya dan Sulut pada khususnya, dan merawat kebhinekaan bersama ormas adat Laskar Manguni Indonesia (LMI) yang dipimpinnya.

Pdt Hanny selalu menghadiri kegiatan keagamaan yang digelar pemerintah, intens melakukan silaturahmi dengan para tokoh dan pemimpin lintas agama, baik saat hari-hari raya keagamaan maupun di momen-momen lainnya termasuk saat turun ke masyarakat menyelesaikan konflik yang berpotensi SARA serta menyikapi persoalan terorisme, radikalisme dan intoleran yang kerap terjadi di Indonesia.

Ketika perayaan Idul Fitri, Pdt Hanny bersama Pasukan Khusus (Pasus) dan anggota LMI menjaga keamanan selama berlangsungnya Sholad Ied serta kemudian melakukan silaturahmi Idul Fitri ke rumah-rumah umat muslim dan para pemimpin agama Islam di Sulut. Hal yang sama juga dilakukan sata peryaan keagamaan dari agama lain.

Pdt Hanny juga mewujudkan toleransi beragama dalam setiap aksi kemanusiaan. Di mana ketika terjadi bencana banjir dan longsor, dia bersama LMI menggalang dana lalu turun ke masyarakat menyalurkan bantuan ke semua warga yang tertimpa bencana alam tanpa memandang latar belakang agama dari penerima. Bahkan Pdt Hanny dan jajaran LMI beberapa kali mendatangi masjid membawakan bantuan. Aksi kemanusiaan ini pun kembali dilakukan selama pandemi Covid-19 saat ini.

Di lain pihak Pdt Hanny dan LMI kerap mengikuti acara buka puasa bersama Kiai Haji (KH), imam masjid, ustad, pengurus Badan Ta’mir Masjid dan umat muslim. Salah satunya seperti terjadi di dalam Masjid Al-Ghufron Malendeng Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara, Kamis (29/04/2021), sekaligus memperingati turunnya Alquran di Bulan Ramadhan. Di acara ini Pdt Hanny dan jajaran LMI ikut mendengarkan tausiah Ramadhan yang dibawakan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulut Abdul Wahab Abdul Gafur LC. Bahkan Pdt Hanny didaulat berbicara di dalam acara tersebut di mana ia mengulas tentang pentingnya toleransi beragama.

Juga Pdt Hanny menjadi satu-satunya hamba Tuhan dan ketua ormas adat yang diundang menghadiri acara Konsolidasi kemanusiaan dan Haul Gus Dur yang berlangsung di Markas Gusdurian Manado dan diminta membawakan sambutan. Kegiatan ini membahas tentang upaya menjaga kerukunan menjelang Pilkada karena banyak oknum yang sengaja memanfaatkan isu-isu agama, demi kepentingan politik.

Baca Juga  Uskup Rolly Pimpin Misa Live Streaming, Josefin: Kami Tetap Khusuk

Pdt Hanny berulang kali menegaskan tidak ada kepentingan politik di balik kehadirannya di kegiatan agama lain, selain wujud keterpanggilannya bersama LMI untuk selalu menjaga semangat toleransi beragama.

Hal ini mendapat apresiasi banyak tokoh muslim. “Pendeta Hanny Pantouw selalu komit merawat kerukunan beragama,” ujar Taufik Bilfaqih, tokoh muda islam di Kota Manado.

“Sebuah momen langka dan luar biasa seorang Pendeta menghadiri acara tausia Ramadhan dan buka puasa bersama para kyai, ustad, imam.masjid dan umat muim di masjid,” ungkap H. Syarwani SE selaku Ketua Badan Ta’mir Masjid Al-Ghufron Malendeng.

“Saya sudah lama mengenal Pendeta Hanny dan memang beliau sangat mengutamakan kerukunan atau toleransi beragama,” ucap Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulut Abdul Wahab Abdul Gafur LC..

Komitmen Pdt Hanny juga diakui dan diapresiasi oleh Ketua Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sulut Ulyas Taha MPd. “Pak Pendeta Hanny Pantouw adalah sahabat saya. Kami sering bertemu dan berdiskusi tentang masalah kebangsaan dan daerah. Ini sosok yang sangat toleran,” puji Ulyas Taha saat mengundang Pdt Hanny dan LMI hadir di acara pelantikan pengurus PWNU Sulut.

Secara internal, semangat toleransi pun ditunjukan Pdt Hanny di kepengurusan LMI . Di mana pengurus dan anggota ormas adat nasional terbesar di Indonesia ini tidak hanya berasal dari suku Minahasa dan beragama Kriisten tapi juga dari suku-suku dan agama-agama lain di Indonesia. Bahkan dalam setiap kegiatan LMI, selalu dihadiri oleh para tokoh dan pemimpin agama Islam, para kiai haji, imam masjid, ustad dan umat muslim.

“Sejak awal berdirinya LMI kami selalu membangun kebersamaan dan sinergitas dengan semua pihak dalam menjaga keamanan dan ketertiban serta kerukunan hidup beragama, termasuk dengan semua tokoh dan pemimpin agama serta organisasi masyarakat lintas agama. Ini sudah menjadi komitmen LMI yang selama ini dihidupi sebagai perwujudan dari nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, Bhinekka Tunggal Ika dan NKRI,” tegas Pdt Hanny.

Pendeta Hanny Pantouw saat menyerahkan sembako kepada umat muslim di depan salah satu masjid di Dendengan Luar Kota Manado beberapa waktu lalu.

Tolak Tawaran Banyak Parpol

Baca Juga  MOR BASTIAAN Ternyata Titisan RAJA Tahuna, Ini Buktinya

Menjadi pemimpin sebuah ormas adat terbesar di Indonesia membuat Pdt Hanny banyak dilirik partai politik (Parpol). Jelang Pemilu dan Pilkada, ia selalu ditawari parpol untuk menjadi kandidat kepala daerah ataupun legislator.

Namun tawaran itu selalu ditolaknya. Pdt Hanny lebih memilih fokus pada tugannya sebagai hamba Tuhan dan pemimpin ormas.

“Sejak awal saya sudah tegaskan tidak akan pernah masuk dalam partai politik atau menjadi anggota dewan (Legislator, red) dan kepala daerah. Itu ranahnya orang lain. Saya tidak tergiur sama sekali dengan tawaran itu. Karena tugas saya adalah menjadi hamba Tuhan melayani jemaat dan membesarkan ormas adat LMI untuk menjawab persoalan bangsa dan daerah,” kata Pdt Hanny ketika dikonfirmasi terkait tawaran parpol.

Begitu juga dengan LMi. Menurutnya, ormas adat yang dipimpinnya itu bersifat independen tidak terlibat dalam politik praktis, tidak mendukung parpol atau kandidat tertentu di iven politik.

“Saya bersama beberapa teman mendirikan dan membesarkan LMI bukan untuk kepentingan politik apalagi memanfaatkannya untuk mencalonkan diri sebagai kepala daerah, tapi itu murni untuk melayani masyarakat,” tandasnya.

Miliki 40 Anak Rohani, Tak Malu Bersaksi Tentang Masa Lalu yang Kelam

Komitmennya untuk selalu menjadi berkat bagi banyak orang selalu diwujudkan Pdt Hanny. Salah satunya, ia tak ingin banyak orang terjerembab dalam dunia hitam seperti dirinya. Karena itu setelah bertobat ia pun menyelamatkan banyak anak muda yang hidup dalam dunia hitam dan mengubahnya menjadi baik.

Ada 40 anak muda yang diselamatkan Pdt Hanny dan mengangkat mereka menjadi anak-anak rohani serta tinggal bersama. Bahkan Pdt Hanny bersama istrinya Gembala Maidy Palar mendidik dan membesarkan mereka seperti anak sendiri hingga akhirnya boleh membangun rumah tangga dan bekerja. Saat ini semua merekaa kini mengelolah usaha dan kegiatan kemanusiaan Panti Rehab Narkoba Romboken yang dibangun Pdt Hanny dan Gembala Maidy serta ada pula yang menjadi Pendeta. Mereka semua kini menjadi anak-anak yang diberkati dan takut akan Tuhan.

Tidak heran bila kemudian anak-anak rohani ini tidak hanya menganggap Pdt Hanny dan Gembala Maidy sebagai orang tua terbaik mereka, tapi juga menjuluki pasutri ini sebagai mekanik yang hebat.

“Ibarat bengkel motor atau mobil Papa Hanny dan Bunda Maidy merupakan mekanik yang hebat. Mereka memperbaiki diri dan hidup kami dari yang rusak menjadi baik,” kata Refly Mawikere, salah satu anak rohani tersebut.

Baca Juga  Survei IndEX: Ganjar Salib Anis, PSI Melejit

Yang tak kalah mengagumkan, dalam sejumlah kesempatan baik ketika membawakan khotbah dalam Ibadah LMI maupun saat merayakan Hari Ulang Tahun, Pdt Hanny tak pernah malu memberikan kesaksian tentang kehidupan masa lalunya yang kelam secara rinci termasuk saat dipulihkan Tuhan. Bahkan kesaksian ini kerap disiarkan secara live di media sosial dan menjadi viral.

Namun hal ini dilakukan Pdt Hanny bukan untuk mengungkap aib diri dan keluarga, tapi menjadikan kesaksian itu sarana refleksi dan inspirasi bagi banyak orang. Dan memang banyak orang yang menyaksikannya mengakui jika kesaksian dari Pdt Hanny sangat menginspirasi mereka.

Dianugerahi Sejumlah Penghargaan

Kiprah Pdt Hanny dan LMI mendapat pengakuan baik secara nasional maupun daerah. Terbukti dengan sejumlah penghargaan yang diterima.

Diantaranya, penghargaan dari Pemerintah Provinsi Sulut yang diserahkan oleh Gubernur Sulut Olly Dondokambey SE di sela-sela upacara memperingati Hari Lahir Pancasila tahun 2019 di halaman Kantor Gubernur Sulut.
Pdt Hanny dan LMI dinilai telah berperan aktif membantu Pemerintah, aparat kepolisian dan TNI serta masyarakat Sulut dalam mengamankan penyelenggaraan Pemilu Serentak 2019 di Provinsi Sulut yang sudah berlangsung dengan sukses, aman, damai dan nyaman. Hebatnya, Pdt Hanny menjadi satu-satunya Ketua ormas yang menerima penghargaan tersebut.

Bagi Pdt Hanny, penghargaan ini membuktikan komitmen LMI yang terus membangun kemitraan dengan Pemerintah dan aparat kepolisian dan TNI yang selama ini sudah berjalan sangat maksimal.

Setahun kemudian Pdt Hany dianugerahi penghargaan sebagai Pria Kawanua Berprestasi 2020 dari Internasional Human Resources Development Program (IHRDP), atas prestasi, dedikasi dan panutan sebagai praktisi di bidang kerohanian dan sosial kemasyarakatan Sulut.

Dan di tahun ini, Pdt Hanny kembali mendapatkan penghargaan dari IHRDP. Kali ini bersama keluarganya dianugerahi penghargaan “Familly Role Model Award 2021” (Pemimpin dan Keluarga Teladan Tahun 2021).

Pdt Hanny mengaku tidak pernah menyangka akan menjadi salah satu penerima award tersebut.

“Karena apa yang saya lakukan selama ini murni keterpanggilan mendedikasikan diri saya untuk masyarakat, tanpa memikirkan apa yang akan saya terima nanti. Karena saya selalu ingin menjadi orang yang bermanfaat dan berkat bagi banyak orang. Yang pasti selama masih diberikan nafas kehidupan dari Tuhan, saya bersama keluarga dan LMI terus berkarya memperjuangkan hal-hal yang berhubungan dengan keberpihakan terhadap masyarakat kecil serta menjaga keutuhan NKRI dari gangguan kelompok radikal yang ingin mengganti Pancasila dan memecah belah NKRI,” tandasnya. (Bersambung)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0