JP- Paus Fransiskus memberikan nasihat teranyarnya bagi umat Katolik terkait dengan perayaan Pra-Paskah tahun ini.
Dalam pidato Rabu Abu yang disampaikannya, ia mengimbau umat Katolik agar tidak terlibat dalam berbagai gosip, kata-kata tidak berguna, hingga kekerasan verbal di media sosial.
Dilansir dari Reuters pada Kamis (27/02/2020), seruan dengan ‘sentuhan modern’ ini disampaikan Paus selama berbicara di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, pada Rabu (26/02/2020).
Di hadapan puluhan ribu orang yang hadir, Paus menjelaskan bahwa masa Pra-Paskah adalah kesempatan di mana umat harusnya lebih berbicara tentang Tuhan daripada menghina orang lain di media sosial.
“Masa Pra-Paskah adalah waktu untuk membuang kata-kata yang tidak berguna, gosip, desas-desus dan (lebih) mengedepankan berbicara tentang Tuhan,” ujar Paus.
Dalam pernyataannya, Paus berujar tentang fenomena di internet, bagaimana warga dunia kini dengan mudahnya menghina orang seperti layaknya menyapa orang lain.
“Kita hidup dalam atmosfer yang tercemar oleh terlalu banyak kekerasan verbal, terlalu banyak kata-kata ofensif dan berbahaya, yang diperkuat oleh internet. Hari ini, orang saling menghina seolah-olah mereka mengatakan ‘Good Day’ (ungkapan untuk menyatakan sapaan atau perpisahan),” ucap Fransiskus.
Selain itu, Paus juga menyeru umatnya untuk sejenak melakukan ‘detoks telepon’ dan beralih untuk mengkaji Alkitab.
“Pra-Paskah adalah waktu yang tepat untuk memberikan ruang bagi Firman Tuhan. Inilah saatnya mematikan televisi dan membuka Alkitab. Ini adalah waktu untuk memutuskan sambungan dari ponsel Anda dan terhubung ke Injil,” lanjut Paus seperti dilansir oleh The Verge pada Rabu (26/2).
Terlepas dari pidatonya, dalam beberapa tahun terakhir ini, Paus telah menjadi sasaran penghinaan dari beberapa pihak, seperti situs-situs web Katolik ultra-konservatif hingga para pengguna Twitter anonim yang kerap mengunggah pesan berbau anti-Paus.
Tidak hanya itu, Twitter juga telah menjadi platform yang kerap diwarnai pertarungan verbal antara pendukung dan penentangnya.
Sementara, bagi umat Kristiani, Pra-Paskah adalah masa yang mendahului hari raya Paskah. Masa inipun mencakup 40 hari dan ditandai dengan hari Rabu Abu. Selama masa ini, umat biasa menjalani berbagai praktik pertobatan, puasa, hingga refleksi diri. (JPc)
COMMENTS