HomePendidikan & Agama

LMI Memuji Tuhan Lewat Ibadah Oikumene, Pendeta Hanny Ajak Belajar dari Petrus Saat Berjumpa Yesus

LMI Memuji Tuhan Lewat Ibadah Oikumene, Pendeta Hanny Ajak Belajar dari Petrus Saat Berjumpa Yesus

MINAHASA, JP- Ormas adat terbesar di Indonesia Laskar Manguni Indonesia (LMI) menggelar Ibadah Oikumene yang berlangsung di Kampoeng Harmagedon Tateli Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara, Ssbtu (22/05/3021) malam.

Ketua Departemen Mental dan Spritual DPP LMI Pendeta Mody Togas MA.

Ibadah bertajuk “LMI Memuji Tuhan” yang yang dihadiri pengurus LMI baik DPP, DPD Manado, Walak dan Wanua ini, merupakan program Departemen Mental dan Spritual DPP LMI yang dipimpin Pendeta Mody Togas MA., selaku Ketua Departemen.

Sementara Ketua Umum DPP LMI Tonaas Wangko Pendeta (Pdt) Hanny Pantouw STh membawakan Firman Tuhan dan khotbah dengan mengambil nats Lukas 5: 1-11 bertemakan “Penjala Ikan menjadi Penjala Manusia”.

Dalam khotbahnya, Pdt Hanny mengajak seluruh pengurus LMI yang hadir untuk belajar dari pengalaman Simon Petrus yang mengalami perubahan ketika berjumpa dan mengalami mujizat Yesus.

Baca Juga  Sambut Prosesi Beatifikasi, KBK Tondano Mitra Gali Nilai Spiritualitas Pater Juan Alonso MSC

“Dari tema nats ini Penjala Ikan menjadi penjala manusia ini kita mengartikan bahwa ada perubahan menjadi lebih baik,” ujarnya.

Ketua Umum DPP LMI Tonaas Wangko Pendeta (Pdt) Hanny Pantouw STh membawakan Firman Tuhan dan khotbah.

Saat bertemu, lanjut Pdt Hanny, Yesus naik ke perahu Simon Petrus di Danau Genesaret dan memintanya bertolak perahu sedikit lebih jauh dari pantai.

“Makna rohani dari perahu adalah hati kita. Tuhan datang menumpang hati kita dan meminta kita untuk bergerak sedikit. Artinya untuk mengalami perubahan kita tidak harus sampai melakukan hal-hal besar tapi mulailah dengan hal yang kecil dulu. Mulalah bergerak untuk datangnya perubahan,” katanya.

Baca Juga  Kotamobagu Jawara Kejuaraan Karate Fakultas Hukum Unsrat, Flora Kalalo Sebut jadi Kalender Tahunan

Dikatakan Pdt Hanny, setelah meminta Simon Petrus bergerak sedikit dari pantai, lalu Tuhan berbicara tentang Firman kepada banyak orang.

“Setelah bergeser Tuhan berbicara tentang Firman dan Firman itu tumbuh dalam hati dan hidup. Lalu Tuhan meminta kita bertolak lebih ke dalam. Artinya kita harus meninggalkan yang lama, hidup kita yang tidak baik yang tidak berkenan pada Tuhan,” jelasnnya.

Diakui Pdt Hanny, bergerak lebih kedalam tentu mengandung resiko. Namun pengalaman Simon Petrus mengajarkan ke kita bahwa ketika kita bergerak lebih ke dalam bersama Tuhan maka kita akan mendapat banyak berkat.

“Setelah Simon Petrus bersama Yesus bertolak ke dalam laku menebar jala, Simon Petrus mendapat banyak ikan. Artinya apa? Jika kita meninggalkan dunia lama kita dan masuk ke dalam bersama Yesus maka kita akan mendapat berkat. Intinya kita harus taat pada Firman Tuhan,” tegasnya.

Baca Juga  Sore Ini, Pemilihan Ketua KBK Paroki Pineleng

“Kenyataannya banyak dari kita yang ikut Tuhan tapi cuma bermain di pinggIr tidak mau bertolak ke dalam. Kita masih suka terikat dengan hal-hal buruk sehingga tidak mau masuk dengan Tuhan,” tambahnya.

Dikatakan Pdt Hanny, setelah Simon Petrus mendapat banyak ikan dia memanggil nelayan-nelayan lain dia pun tersungkur dihadapan Tuhan karena merasa orang berdosa, tapi kemudian mengikuti Yesus.

“Pesan untuk kita bahwa ketika kita sudah mendapat banyak berkat maka kita harus membagikan berkat itu kepada banyak orang. Tapi kita tidak boleh sombong tetap merendah dihadapan Tuhan dan mengikuti Yesus,” tandasnya.

Ibadah ini tetap mengedepankN protokol kesehatan penanggulangan Covid-19. (JPc)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0