HomeBerita

Cuma Ada di Sulut, Pendeta Pimpin Organisasi Gereja Sekaligus Ormas Adat, Begini Pengakuan Mengejutkan Pdt Hanny Pantouw Pasca Terpilih Ketua GBI SulutGo

Cuma Ada di Sulut, Pendeta Pimpin Organisasi Gereja Sekaligus Ormas Adat, Begini Pengakuan Mengejutkan Pdt Hanny Pantouw Pasca Terpilih Ketua GBI SulutGo

FOTO: (Kiri) Pendeta Hanny Pantouw STh selaku Ketua Umum DPP LMI foto mengenakan atribut lengkap LMI, (Kanan) Pendeta Hanny Pantouw STh saat memimpin ibadah di Gereja GBI Harmagedon di Jalan Sea Kelurahan Malalayang Satu Barat Kecamatan Malalayang Kota Manado.

MANADO, JP – Jika seorang Pendeta (Pdt) menjadi pemimpin sebuah organisasi Gereja adalah hal yang biasa. Namun bagaimana dengan Pendeta yang memimpin sebuah organisasi Gereja sekaligus organisasi masyarakat (Ormas) Adat? Tentu merupakan hal yang langka dan luar biasa.

Itulah yang terjadi pada diri Pendeta Hanny Pantouw STh. Hamba Tuhan dari Gereja Bethel Indonesia (GBI) ini merupakan sosok yang langka dan paripurna karena menjadi pemimpin organisasi Gereja sekaligus Ormas Adat.

Pada awalnya Pendeta Hanny merupakan Gembala GBI Harmagedon Manado yang kemudian dipercaya menjabat sebagai Ketua GBI Wilayah Manado dan Ketua 1 Badan Pekerja Daerah (BPD) GBI Sulawesi Utara dan Gorontalo (SulutGo).

Dan kini, Pendeta yang akrab disapa “Papa” ini terpilih memimpin GBI SulutGo. Melalui proses Sidang Majelis Daerah (SMD) Umum yang berlangsung di Hotel The Sentral Manado, Kamis (08/06/2023), Pendeta Hanny terpilih menjadi Ketua BPD GBI SulutGo. Di mana dari total suara 353 Gembala GBI SulutGo, Pendeta Hanny berhasil meraih suara signifikan yakni sebanyak 256 suara mengalahkan Pendeta Honny Supit Saripanji STh yang hanya meraih 84 suara dan 13 suara rusak.

Yang menarik, saat terpilih memimpin organisasi Gereja, Pendeta Hanny juga ternyata masih menjabat sebagai Ketua Umum atau Tonaas Wangko Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Laskar Manguni Indonesia (LMI), sebuah ormas adat. Bahkan ormas yang dipimpinnya ini merupakan ormas adat terbesar di Indonesia dan memiliki kepengurusan tidak hanya tersebar di seluruh kabupaten/kota se-Sulut dan banyak kabupaten/kota dan provinsi di Indonesia, tapi juga di luar negeri yakni di 29 negara bagian Amerika Serikat dan Jepang serta masih banyak negara lainnya yang sedang membentuk kepengurusannya.

Baca Juga  Pendeta Hanny Pantouw: Penghargaan Sulut Pelopor Toleransi dan Kerukunan, Bukti ODSK Pemimpin Pluralis Indonesia

Kepemimpinannya di Ormas Adat ini membuat Pendeta Hanny selalu intens membangun sinergitas dengan Pemerintah dan TNI / Polri, serta terjun ke lapangan memimpin demonstasi serta membela jemaat dan masyarakat yang tersolimi hingga all out berjuang mendukung pemberantasan korupsi dan narkoba, bahkan berani mati demi membela dan memperjuangkan toleransi beragama, gencar menemui para tokoh lintas agama dan menghadiri acara keagamaan umat Islam, sampai-sampai dia dijuluki sebagai Tokoh Toleransi Nasional oleh salah satu televisi nasional dan Tokoh Moderasi Beragama Indonesia oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Wilayah Sulut H. Sarbin Sehe, S.Ag., M.Pd.I.

Pendeta Hanny Pantouw STh saat diwawancarai wartawan usai terpilih menjadi Ketua BPD GBI Sulut Gorontalo dalam Sidang Majelis Daerah Umum yang berlangsung di Hotel The Sentral Manado, Kamis (08/06/2023).


Tak heran bila saat memaparkan visi dan misinya jika terpilih menjadi ketua BPD GBI SulutGo, Pendeta Hanny menyebut bahwa visi yang diusungnya adalah “Bersama Kita Bisa”, yakni Bersama Tuhan Yesus, Bersama Pemerintah, Bersama Gembala-gembala GBI, Bersama Pendeta-pendeta GBI, Bersama Para Pejabat GBI. 

Tak cuma itu. Selain memimpin ormas adat, Pendeta Hanny juga memimpin Yayasan Bunga Bakung yang bergerak di bidang pemberantasan penyalagunaan narkoba bahkan ia sendiri yang mendirikan dan mengelolah Panti Rehab Narkoba bekerjasama dengan Kementerian Sosial RI sampai dengan saat ini, di mana sudah banyak anak-anak yang diselamatkan dan dipulihkan dari penyalagunaan narkoba.

Saat diwawancarai sejumlah wartawan usai terpilih menjadi Ketua BPD GBI SulutGo, Pendeta Hanny mengaku merasakan perbedaan memimpin organisasi Gereja dan ormas adat.

“Setelah melewati proses pemilihan dan terpilih pastinya banyak perbedaan yang saya rasakan. Antara organisasi Gereja dan organisasi masyarakat banyak konsekuensi yang muncul,” ujarnya.

Baca Juga  Pendeta Hanny Pantouw Ucapkan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa dan Mendoakan Umat Muslim

Apalagi, lanjutnya, organisasi Gereja identik dengan Tuhan.

“Karena itu saya harus mampu mengubah diri menjadi panutan, karena selama ini banyak orang melihat dan menilai saya sampai saat ini seperti apa. Setelah terpilih menjadi ketua BPD GBI SulutGo, sangat berbeda dengan ketua ormas maupun parpol,” jelasnya.

Suami dari Maidy Palar ini mengakui dirinya harus menjadi seturut dengan gambar Kristus.

“Maka saya harus punya komitmen menjadi panutan dan bukan sandungan, menjadi berkat bagi banyak orang dan semakin hari harus semakin berubah,” paparnya.

“Kalau tidak punya komitmen, akan menjadi bahan omongan bahkan ada oknum-oknum yang akan mengatakan hidup masih seperti dunia, tapi masuk ke organisasi gereja. Itu yang harus saya sadari, mulai menata kehidupan kedepan, menjadi berkat bagi banyak orang. Saya ikut dalam pemilihan bukan berarti membawa nama parpol atau ormas, tapi membawa nama organisasi gereja yang identik orang akan melihat kehidupan rohani dan keseharian saya,” tambahnya.

Menurut ayah dari Pamela bersama suaminya Maurits Kiolol dan Elia ini, tak dapat dipungkiri ketika berada di ormas, partai politik dan pemerintah pasti ada oknum-oknum yang akan salah paham.

“Pasti dalam pikiran oknum-oknum kita bukan pendeta yang rohaninya bagus. Yang harus diimplementasikan keluar menjalin kerjasama dengan pemerintah, bergaul dengan ormas dan parpol, bahkan harus mampu menjalin hubungan dengan agama lain. Karena kalo tidak bisa menjalankan seperti yang saya sampaikan tidak menjadi berkat bagi banyak orang. Dengan kata lain visi dan misi dalam memimpin organisasi Gereja dan ormas harus identik dengan karakter,” tukasnya.

Lebih lanjut, ketika ditanya apa misi sebagai Ketua BPD GBI SulutGo, Pendeta Hanny menegaskan bahwa sebagai sebuah organisasi, organisasi Gereja dalam hal ini GBI SulutGo selama kepemimpinannya harus tertib dan mampu menciptakan kader.

Baca Juga  Dari Sulut Untuk Indonesia: Pendeta Hanny Pantouw, Preman Ibu Kota Yang Kini Jadi Tokoh Toleransi Nasional

“Harus tertib dalam segala hal baik dalam administrasi maupun keuangan. Selain itu dalam organisasi gereja juga harus ada pengkaderan. Saya merindukan nanti akan ada banyak kader muda yang nanti akan menggantikan kami di kemudian hari. Ini semua dimaksudkan agar gereja jangan kehilangan generasi, apalagi gereja identik dengan mencari jiwa,” ucapnya.

Sementara terkait program, Pendeta Hanny menyebut bahwa program yang harus dijalani adalah penginjilan, membangun kerjasama dengan Gereja lain dan juga dengan agama lain.

“Ini adalah organisasi rohani bagaimana kita menjadi berkat bagi orang lain,” tandasnya.

Yang mengejutkan adalah pengakuan dari dari Pendeta Hanny ketika ditanya tentang kesannya ketika dipercaya memimpin GBI SulutGo. Ia membeberkan secara singkat perjalanan hidupnya.

“Saya lahir dari keluarga besar namun kurang mampu sehingga sejak remaja saya sudah hidup di jalanan. Jadi preman jalanan di Jakarta, terlibat dalam dunia hitam. Waktu itu saya tidak pernah mengenal apa arti gereja bahkan sekalipun tidak pernah membaca Alkitab,” ungkapnya.

Hingga akhirnya, dikatakan Pendeta Hanny, di usianya yang ke-37 tahun Tuhan membuatnya bertobat dan kembali ke jalan yang benar.

“Baru nanti ketika memasuki umur tiga puluh tujuh tahun saya mulai mengenal apa arti pertobatan. Mulai mengenal gereja dan membaca Alkitab. Hidup mulai dari nol. Dan dari situlah Tuhan mengangkat saya menjadi seorang Pendeta melayani jemaat dan di penjara-penjara dan anak-anak jalanan sampai akhirnya saya dipercaya Tuhan menggembalakan umat GBI Harmagedon, bebernya.

Bagi Pendeta Hanny, semua perjalanan hidupnya hingga dipercaya memimpin GBI SulutGo saat ini merupakan anugerah Tuhan.

“Ini adalah anugerah dari Tuhan. Setiap hari diri saya diubah dari hari ke hari, menata hidup saya. Kerinduan saya adalah bagaimana menjadi pribadi yang lebih baik dan menjadi berkat bagi banyak orang,” pungkasnya. Proficiat! (JPc)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0