HomePendidikan & Agama

“Menurutmu, Siapakah Aku ini?”

“Menurutmu, Siapakah Aku ini?”

(Yes. 50:5-9a; Yak. 2:14-18; Mrk. 8:27-35)

Dalam suatu konten podcastnya,Daniel Mananta bertanya pada Pendeta Yerry Pattinasarany, “Siapakah Yesus bagimu?” Ia menjawab, “Yesus bagiku adalah pemulung.” Daniel terkejut. Pdt. Yerry melanjutkan, “Saya ini sampah. Kalau Yesus tidak memungut saya ke luar, mungkin sampai hari ini saya masih di tempat sampah.” Danielpun tersenyum kagum. Sungguh suatu penghayatan iman yang dalam. Sebagai murid Yesus, kita mestinya mengenal Guru dan Tuhan kita secara dekat dan mendalam. Sebab mustahil kita mengikuti dan percaya Tuhan yang tidak kita kenal. Oleh karena itu kita perlu menggali pengalaman hidup kita untuk menemukan karya Tuhan. Sebenarnya Tuhan selalu menyapa kita dan menyatakan kehendak-Nya. Namun kita kurang peka akan hal itu. Kadang-kadang kita kurang peduli. Kita perlu mengasah hati kita agar lebih peka lagi. Supaya kita bisa memahami cara Tuhan bekerja.

Baca Juga  Rumah Ibadah Siap Dibuka Kembali, Begini Penerapan Protokol Covid-19

Yesus bertanya kepada para rasul, “Tetapi menurut kamu, siapakah Aku ini?” Yesus menuntut jawaban mereka baik secara personal maupun komunal. Petrus tampil menjawab mewakili para rasul, “Engkau adalah Mesias!” Jawaban Petrus tepat. Yesus memang adalah Mesias. Namun pemahaman Petrus tentang mesias keliru. Ia memahami mesias secara politik. Mesias yang akan melawan penguasa romawi untuk membebaskan bangsa Yahudi. Oleh karena itu Petrus menyanggah Yesus ketika Ia menjelaskan bahwa mesias harus menderita dan wafat demi keselamatan kekal manusia, Yesuspun segera menegurnya. Hal ini menunjukkan bahwa Petrus belum secara mendalam mengenal Yesus.

Baca Juga  Belajar Dari Barnabas Rasul

Nabi Yesaya telah menubuatkan penderitaan Kristus ini. Ia menggambarkan tentang hamba Allah yang rela memilih jalan derita. Hamba itu yakin bahwa Allah menyertai dan membelanya. Oleh karena itu hamba itu meneguhkan hatinya laksana gunung batu. Nubuat ini terpenuhi dalam diri Yesus. Allah Bapa mengutus Yesus untuk menyelamatkan manusia dan salib adalah jalan untuk menyelamatkan manusia.

Saudara terkasih, kita perlu mengenal Yesus secara mendalam. Kita perlu memahami rumusan-rumusan iman dengan benar. Rumusan iman adalah saripati dari pengalaman hidup Gereja. Coba kita perhatikan Credo. Rumusannya padat tapi ruwet. Kalau kita mengucapnya sekedar saja, akan terasa kering. Namun kalau kita menghayati dengan sungguh, kita akan mengucapkannya dengan penuh penghayatan. Kita perlu menyelami pengalaman iman kita. Supaya kita tidak beriman secara formal semata, tetapi sungguh-sungguh spiritual.

Baca Juga  Toleran! Uskup Ini Ajak Umat Katolik Dukung MTQ

Rasul Yakobus bahkan melangkah lebih jauh. Ia menekankan pentingnya perbuatan. Ia menantang kita. “Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku.” (Yak. 2:18) Hal ini menyadarkan kita bahwa iman yang diakukan, harus diwujudnyatakan. Dengan demikian, iman yang diakui, haruslah dihayati dengan sepenuh hati dan diwujudnyatakan dalam tindakan sehari-hari.

“Menurutmu, siapakah Aku ini?” Sekarang Yesus bertanya kepada kita masing-masing. Jawaban apakah yang akan kita sampaikan kepada-Nya? Selamat Hari Mibggu. (*)

Penulis:

Pastor Ay’s Laratmase MSC.

COMMENTS

WORDPRESS: 1
DISQUS: 0